Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna dari Doa Makan bagi Orang Kristen

Banyak orang menyoroti perikop dalam Yohanes 6:1-15 dari sisi mujizat Yesus yang mampu memberi makan lima ribu orang dengan 5 roti dan 2 ikan. Hal ini memang membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan yang berkuasa atas segalanya termasuk soal makan. Dalam cerita ini tersirat pengajaran Yesus mengenai makna dari doa makan. Sebelum membagi-bagikan makanan yang ada, dia berdoa untuk makanan itu. Doa makan memang terlihat sangat sederhana, namun hal itu memiliki makna dan konsekuensi yang semestinya disadari oleh setiap orang percaya

Dalam Yohanes 6:1-15 kita melihat mujizat Yesus yang berhubungan dengan makanan. Dari kisah ini kita dapat belajar bagaimana Yesus sangat peduli terhadap kebutuhan manusia  yang sangat pokok yaitu makan. Peristiwa ini kembali mengingatkan bahwa Yesus juga peduli terhadap hal-hal jasmaniah manusia. Ada orang beranggapan bahwa Alkitab atau Yesus itu hanya berbicara mengenai hal-hal yang bersifat rohani atau ada yang beranggapan bahwa hal jasmani adalah sesuatu yang terpisah dengan hal rohani.

Dari peristiwa ini kita belajar bahwa Yesus bukan hanya peduli terhadap hal-hal rohani tetapi juga mengenai hal jasmani. Inilah bedanya kekristenan. Tuhan kita adalah Tuhan yang pernah menjelma menjadi manusia sehingga Ia tahu persis apa yang dibutuhkan oleh manusia.


1. Doa Makan Merupakan Saat Kita Menyadari Kasih Pemeliharaan Tuhan (Yoh 6:5)

Doa makan bukanlah suatu rutinitas belaka. Namun pada kenyataannya saking sederhananya doa makan, maka doa makan menjadi sebuah rutinitas dan bahkan bisa dianggap hanya sebagai sebuah kegiatan “lapor” kepada Bapa. Hal ini tidak ubahnya seperti ketika kita mau makan kita basa basi menawarkan makan kepada teman atau saudara kita yang ada didekat kita. Kalau tidak menawarkan makan nanti dianggap tidak sopan, demikian juga kalau makan gak berdoa nanti dibilang gak afdol. Sikap seperti ini telah menggeser makna yang sesungguhnya dari doa makan.

Ketika kita melakukan doa makan sesungguhnya kita sedang merenungkan kebaikan Tuhan yang sudah memberikan makan buat kita hari ini. Doa makan harus dilakukan dengan kesadaran akan kasih pemeliharaan Tuhan. Yohanes 6:5 mengatakan bahwa Yesus melihat orang banyak dan peduli soal makanan.  Kita perlu bersyukur bahwa kita punya Allah yang sangat peduli kepada manusia ciptaanNya.

Di jaman modern ini semakin jarang orang peka akan hal ini, karena orang semakin merasa mampu sendiri tanpa Tuhan. Makan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan setiap hari, dengan demikian mudah bagi seseorang terbuai dan lupa bahwa tanpa Tuhan mereka tidak akan bisa menikmati makanan yang ada. Secanggih-canggihnya manusia, tidak akan dapat mendirikan sebuah pabrik yang dapat menciptakan daun kangkung. Kangkung yang sederhana bisa kita nikmati hanya bila Tuhan menciptakan dan sekalipun kita menanamnya tanpa Tuhan memberi pertumbuhan maka daun kangkung itu tidak akan dapat tumbuh dan kita nikmati.

Itu contoh sederhana, daun kangkung, belum padi, sayur yang lain, buah dan sebagainya. Jadi doa makan adalah waktu dimana untuk sejenak kita merefleksi hidup bahwa sesungguhnya tanpa kasih pemeliharaan Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa bahkan untuk makan sekalipun.

2. Doa Makan adalah Saat Dimana Kita Ingat dan Peduli Akan Orang Lain (Yoh 6:9)

Dalam cerita ini kita juga belajar untuk ingat akan kebutuhan orang lain. Pada waktu itu Yesus dan murid-muridNya peduli terhadap orang banyak yang belum makan. Pada ayat 9 ada seorang tokoh lagi yang peduli terhadap kebutuhan orang lain. Ia adalah seorang anak kecil yang mempunyai 5 roti dan dua ikan. Bisa saja dia tidak mau memberikan bekal makanannya kepada Yesus. Dia juga pasti dalam kondisi lapar dan mungkin bekal itu juga hanya cukup untuk dia sendiri.

Secara logika dia bisa saja berpikir bahwa seandainyapun dia memberikan roti dan ikannya kepada Yesus semuanya akan sama saja dan sia-sia, karena tidaklah mungkin dengan 5 roti dan dua ikan dapat memberi makan orang yang begitu banyak itu. Namun rasa kepeduliannya dan keinginannya untuk berbagi itulah yang membuat dia tergerak untuk memberikan bekal makanannya. Mujizat ini diawali oleh rasa kasih dan kepeduliaan yang tinggi terhadap orang lain, dalam hal ini soal makanan.

Doa makan seharusnya menjadi momentum dimana kita mengingat dan peduli terhadap kebutuhan orang lain mengenai makanan. Ketika kita menghadapi sepiring makanan yang dapat kita nikmati, kita perlu sejenak mengingat mungkin saja ada ditempat lain orang-orang yang sedang menghadapi piring kosong atau yang mungkin sepiring berlima, bukan karena romantis tetapi karena memang keterbatasan untuk dapat makan. Ketika kita bisa makan tiga kali sehari bersyukurlah karena mungkin ada di tempat lain yang hanya dapat makan sekali sehari atau bahkan tiga hari sekali bukan tiga kali sehari.

Doa makan membuat kita menjadi orang yang lebih peka akan kebutuhan makan orang lain. Sehingga ketika ada kesempatan mungkin kita bisa berbagi dengan mereka yang memang membutuhkan. Doa makan menjadi momen dimana kita terus diingatkan akan kebutuhan orang lain. Kalaupun kita tidak dapat berbagi secara langsung pada saat itu juga, paling tidak kita dapat berdoa buat mereka supaya Tuhan juga menolong mereka. Hal ini bukan berarti cukup hanya berdoa saja, namun ketika kita punya kesempatan untuk berbagi, maka berbagilah.

3. Doa Makan Mengandung Konsekuensi untuk Menghabiskan Makanan yang Ada di Piring Kita (Yoh 6:12)

Point yang tidak kalah penting ketika kita berdoa makan adalah konsekuensi untuk menghabiskan makanan yang sudah ada di piring kita sehingga tidak tebuang sia-sia. Dalam ayat 12 dikatakan bahwa Yesus menyuruh murid-muridNya untuk mengumpulkan kembali potongan-potongan yang lebih supaya tidak terbuang. Garis bawahi kata “supaya tidak terbuang.” Yesus sendiri menyadari bahwa makanan yang ada adalah anugerah Tuhan, sehingga tidak boleh disia-siakan.

Implikasi buat hidup kita adalah ketika kita menyadari bahwa makanan yang kita ambil adalah berkat Tuhan, bahkan kita sudah mendoakan makanan tersebut sebelum kita makan, maka kita berkewajiban untuk menghabiskan makanan yang ada di piring kita. Artinya seberapa banyak yang kita ambil dalam piring kita, bukan harus semua makanan yang dihidangkan harus kita habiskan. Apalagi kalau dalam sebuah pesta, kita berdalih bahwa harus dihabiskan, bukan itu. Yang dimaksud disini adalah makanan yang ada di piring kita, masing-masing.

Lihat pada peristiwa 5 roti dan 2 ikan tadi, memang ada sisa dan sisa itu adalah sisa yang belum disentuh oleh orang, yang masih layak digunakan, tetapi yang sudah digigit atau diambil oleh seseorang itu wajib dihabiskan. Belajarlah untuk mengambil makanan semampu kita, jangan terburu nafsu mengambil banyak kemudian tidak sanggup menghabiskan dan akhirnya menjadi terbuang sia-sia. Ingat bahwa Yesus tidak menghendaki makanan terbuang sia-sia.

Pada saat kita berdoa makan sesungguhnya iman kita sedang diuji. Apakah kita tetap ingat Tuhan dan menyadari bahwa kita begitu lemah tanpa kasih Tuhan? Kita juga dituntut untuk menjadi terang dengan peduli dan ingat akan keperluan orang lain khususnya soal makanan.

Didalam doa makan juga kita dituntut untuk mengendalikan diri dan mempunyai sikap yang bertanggungjawab. Mengendalikan diri untuk dapat mengambil makanan sesuai kemampuan kita makan, dan bertanggung jawab untuk menghabiskan makanan yang sudah kita ambil sehingga tidak terbuang sia-sia.

Doa makan memang terlihat sangat sederhana, namun dibalik doa yang sederhana itu tersirat arti yang dalam mengenai iman.

Posting Komentar untuk "Makna dari Doa Makan bagi Orang Kristen"