Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sensitif, baik atau tidak ?

Menurut kalian sensitif itu baik atau gak sih? Sensitif itu kan sebuah perasaan yang peka terhadap sesuatu. Menurutku sih sensitif itu ada baiknya ada jeleknya. Kalau sensitif diartikan sebagai kepekaan terhadap sesuatu hal, maka sensitif itu baik. Namun bila sensitif itu diartikan sebagai sebuah perasaan yang rentan, mudah tersakiti, mudah tersinggung, mudah curiga itu bukanlah hal yang baik. Jadi, semua tergantung bagaimana kita mengarahkan sensitifitas dalam hidup kita.

Kalau itu kita arahkan kepada hal positif, maka sensitif itu akan sangat membantu kita, terutama untuk dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Namun untuk mengembangkan sensitif kearah yang positif perlu waktu untuk belajar dan bertumbuh. Hal ini karena kecenderungan sikap sensitif sudah mengarah kepada hal yang tidak baik.

Pada saat manusia jatuh dalam dosa, semua hal dalam diri manusia menjadi rusak, termasuk sensitifitasnya. Kita bisa lihat ketika manusia pertama hidup dalam taman Eden. Sebelum jatuh dalam dosa mereka memiliki sensitif yang positif. Ketika mereka mendengar derap langkah kaki Tuhan mereka menyambut dengan senang hati. Namun hal tersebut berubah 180 derajat ketika manusia sudah jatuh dalam dosa. Sensitifnya menjadi negatif. Pada waktu mereka mendengar derap kaki Allah, mereka takut, curiga kalau Allah marah dan menghukum mereka. 

Mereka tetap memiliki sensitif itu, mereka tetap dapat dengan segera merasakan kehadiran Allah, namun yang berbeda adalah hal itu menjadi negatif. Padahal Allah mencari mereka karena kasih dan ingin bersekutu dengan mereka. Hal tersebut terbukti ketika Tuhan tetap peduli dengan manusia sehingga Tuhan membuatkan pakaian untuk manusia.

Oleh karena itu, berusahalah melatih dan mendapatkan kembali sensitif yang positif. Dengan demikian kita dapat kembali merasakan hadirat Allah dengan penuh sukacita dan dapat mendengarkan suaraNya yang begitu lembut. Dengan sensitif positif kita akan dapat mendengar suara Tuhan yang menuntun langkah kita. 

Ingat bahwa kita berada ditengah dunia yang begitu bising dengan suara-suara yang menjerumuskan kita dan membuat kita tidak sensitif lagi terhadap suara Tuhan. Padahal seharusnya sebagai orang percaya kita dapat mengenal suara Tuhan, seperti seekor domba yang mendengar dan menganal suara gembala mereka.

Yohanes 10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,

Jadi diperlukan sebuah sikap sensitif atau kepekaan terhadap suara Tuhan sehingga kita tidak terbawa dengan kebisingan dunia ini. Berdoalah kepada Tuhan agar kita diberi kepekaan yang lebih lagi untuk mendengar suaraNya. Mendengar suara Tuhan lewat Firman Tuhan, dalam doa, maupun melalui kejadian yang kita alami akan membuat kita bisa menjalani hidup dalam kehendak Tuhan.

“Bagaimana kita taat kepada Tuhan bila kita tidak mendengar suaraNya, dan bagaimana kita mendengar suaraNya bila kita tidak memiliki kepekaan.”

Posting Komentar untuk "Sensitif, baik atau tidak ?"