Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bedamai dengan Tuhan

Perdamaian adalah sesuatu yang penting agar manusia bisa hidup dengan tenang dan bisa menikmati hidup

Hampir semua orang ingin hidup damai dengan orang lain (kecuali mereka yang sudah menyimpang pikiran dan hatinya). Sebab lebih enak punya teman daripada punya musuh. 

Problem yang sering terjadi adalah kadang kita gak enak bermusuhan dengan sesama manusia, kuatir perang dan kerusuhan, tetapi tenang-tenang saja melakukan dosa yang artinya bermusuhan dengan Tuhan. (Tidak takut akan Tuhan).

Baca 2 Kor 5:11-21

Paulus tau apa artinya takut akan Tuhan (ay 11), bahwa semua orang akan mengalami kematian dan menghadap tahta pengadilan Kristus (ay 10)

Kata Takut (phobos) memiliki arti menghormati Tuhan dan menghindari hal-hal yang tidak disukai Tuhan.

Banyak orang lebih digentarkan oleh hal-hal lahiriah, sehingga mereka lebih mengejar hal-hal lahiriah daripada takut akan Tuhan (ay12).

Jika kita mengerti dan menyadari realitas kematian dan pengadilan Kristus, maka kita harusnya mengejar hidup damai dengan Tuhan.

Dalam peristiwa paskah Tuhan memberikan jalan damai dalam Kristus, ini  adalah inisiatif Tuhan (ay 18).

Manusia tidak mungkin dapat menemukan jalan damai dengan Tuhan, jika tidak Tuhan sendiri yang membuka jalan.

Tetapi apakah berarti itu secara otomatis kita berdamai dengan Tuhan? Tidak!!
Tuhan sediakan jalan, tetapi manusia harus merespon (ay 20: berilah dirimu didamaikan).

Gambarannya adalah seperti 2 orang bertengkar, satu ingin damai, yang satu tidak, apakah bisa berdamai?

Berdamai adalah sebuah kesepakatan, perjanjian dua pihak.

Pergi ke gereja atau beribadah tidaklah sama dengan berdamai dengan Tuhan.

Apa yang menjadi respon kita agar kita benar-benar berdamai dengan Tuhan:


1. Hidup sesuai dengan kehendak Tuhan

2 Korintus 5:15 (TB)  Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

Dua pribadi dengan dua kehendak yang berbeda, akan sulit berjalan beriringan, yang artinya sulit hidup berdamai. (Yang satu pengin A yang satu pengin B). Harus ada kesamaan kehendak dan tujuan, baru bisa melangkah bersama.

Dalam konteks dengan Tuhan, kita yang harus menyamakan kehendak kita dengan kehendak Tuhan bukan sebaliknya. Sebab kecenderungan hati manusia adalah jahat.

Melakukan kehendak Tuhan bukan sekadar konfirmasi kehendak kita. Bukan berarti kita sudah punya keinginan dulu, terus minta Tuhan mengiyakan. 

Yakobus 1:14-15 (TB)  Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.

Waktunya semakin dekat, tanda-tanda sudah nyata, bahkan realitas kematian juga seharusnya membuat kita sadar untuk tidak hidup "seenaknya sendiri" (memuaskan diri, mengejar hal fana, dsb)

1 Petrus 4:2 (TB)  supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.

2. Hidup sesuai cara pandangnya Tuhan

2 Korintus 5:16 (TB)  Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.

Dua pribadi yang hidup dengan dua kehendak yang berbeda sulit berjalan bersama, demikian juga dua pribadi dengan cara pandang yang berbeda akan sulit untuk sepakat, bahkan cenderung akan bertentangan.

Cara pandang kita terhadap Tuhan, diri sendiri, orang lain dan dunia harus disamakan dengan cara pandang Tuhan.

Paulus mengalami perubahan cara pandang :

Filipi 3:7-8 (TB)  Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,

Filipi 2:5 (TB)  Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.

Cara pandang kita terhadap Tuhan: Tuhan anggap sesuatu baik bagi kita, tp bagi kita itu jelek. Shg kita anggap Tuhan jahat.(sudut pandang anak kecil).

Cara pandang terhadap diri sendiri: kita ini berharga, kita ini bait RK, tp beberapa org tdk bs menerima diri dan merusak diri.

Cara pandang terhadap Orla: org yg perlu dikasihi, seseoarg yg bagi Dia Yesus sudah mati dan bangkit, bagi kita Orla musuh, jahat dsb. (Beritakan jalan pendamaian: ay 19-21)

Cara pandang terhadap dunia: dosa sesuatu yg wajar, hidup sekali utk puaskan diri, dsb.. bagi Tuhan dosa itu menjijikan, hidup sekali utk memuliakan Tuhan


Kalau kita hidup sesuai dengan kehendak dan cara pandang Tuhan, maka kita benar-benar berdamai dengan Tuhan dan menjadi ciptaan yang baru. 

3. Hidup sebagai ciptaan yang baru

2 Korintus 5:17 (TB)  Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Jika seseorang hidup di dalam Kristus, di dalam perdamaian dengan Tuhan, maka ia seharusnya hidup sebagai ciptaan yang baru.

Ciptaan yang baru itu artinya benar-benar baru, bukan sekadar polesan, casing dan aksesoris baru tapi barangnya lama.

Beberapa orang kristen hanya kesingnya yang baru, tampilan luarnya baru, tapi tabiatnya lama.

Contohnya, dulu bohongnya akut, sekarang dikit-dikit.. dulu setiap kali ngomong binatang sekarang ya kalau sudah sangat emosi saja..(padahal emosinya tiap hari).

Harusnya ciptaan baru itu " manglingi" alias bikin pangling orang yang melihat. 

Yang terjadi seharusnya:

Yehezkiel 36:26-27 (TB)  Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.
Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.

Mengapa seringkali hanya polesan:

Karena ketika mengenal Tuhan bukan karena kesadaran akan dosa, tetapi karena masalah hidup atau kesusahan hidup. 

Bawa hidup kita berdamai dengan Tuhan agar hidup kita dibereskan sampai ke akar-akarnya dan menjadu ciptaan baru.

Cara agar dicabut sampai akar:
* Menyesal dan bosan terhadap dosa ( mengakui dosa dan minta ampun)

Paulus mengaku dosa:

Roma 7:24 (TB)  Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?

1 Timotius 1:15 (TB)  Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.

Cabut tabiat dosaku Tuhan!!
Sehingga yang terjadi:

1 Yohanes 3:6, 9 (TB)  Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.
Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.

Artinya bukan tidak bisa berbuat dosa sama sekali tetapi tidak punya kemauan untuk berbuat dosa dan tidak punya sifat dosa lagi.

Roma 11:16
Jikalau roti sulung adalah kudus, maka seluruh adonan juga kudus, dan jikalau akar adalah kudus, maka cabang-cabang juga kudus.

Kalau akar dosa kita dicabut, dan diganti dengan Kristus sebagai akar hidup kita, maka kita menjadi ciptaan yang baru.

Memang masih bisa berdosa, tetapi masalahnya bukan diakarnya, itu benalu yang harus dibersihkan tanpa harus mencabut akarnya kembali..

Renungkan hidup kita, sudahkah kita benar berdamai dengan Tuhan? Yang artinya kita hidup sesuai kehendak Tuhan, sesuai cara pandang Tuhan, dan hidup sebagai ciptaan yang baru?

Posting Komentar untuk "Bedamai dengan Tuhan"