Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gambar Diri Yang Salah

Gambar diri yang salah dapat membuat seseorang tidak berkembang dan tidak dapat memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya. Gambar diri yang salah dapat membuat seseorang tidak dapat menggunakan talenta dan bakat yang Tuhan berikan. Gambar diri yang salah merupakan dampak dari kesalahan seseorang dalam menilai dirinya.

Dalam Alkitab ada satu tokoh Alkitab yang dapat dijadikan contoh untuk kita dalam hal gambar diri yang salah ini. Dia bernama Gideon. Sebelum dipulihkan gambar dirinya dan sebelum menjadi hakim di Israel pada jaman hakim-hakim, Gideon merupakan seseorang yang memiliki gambar diri yang salah.

Hakim-hakim 6:12 Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: "TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani." 

Hakim-hakim 6:14-15 Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: "Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!" Tetapi jawabnya kepada-Nya: "Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku."

Bagi Tuhan Gideon memiliki potensi dan kemampuan untuk menjadi pahlawan (Hakim-hakim 6:12). Namun ternyata bagi Gideon tidaklah demikian. Bagi Gideon, dirinya hanyalah seorang anak muda yang berasal dari kaum terkecil dari suku Israel. Bagi Gideon, dirinya tidak pantas dan tidak mampu menjadi pahlawan.

Gideon menjadi contoh bagi kita, dimana terkadang sebagai manusia kita memiliki gambar diri yang salah. Penilaian yang keliru tentang diri sendiri membuat kita merasa tidak mampu untuk melakukan hal-hal besar, sekalipun Tuhan sudah berkata “Aku menyertai engkau”.

Bagaimana Gambar Diri Yang Salah Terbentuk?

Gideon menilai dirinya hanya berdasarkan ukuran manusia. Gideon melihat dirinya dari kacamata jasmani. Hal ini terlihat dari jawabannya ketika Tuhan mengutusnya untuk menyelamatkan Israel. Gideon melihat dirinya kecil, dibanding dengan orang lain.

Bukankah kita juga terkadang menilai diri sendiri dengan cara yang salah seperti Gideon. Kita membandingkan diri kita dengan orang lain yang menurut kita lebih hebat sehingga kita terlihat kecil dan tidak ada apa-apanya. Kita mulai berkata bahwa orang lain bisa main musik, orang lain bisa jadi worship leader, orang lain punya bakat, sedangkan aku tidak memiliki apa-apa yang bisa dibanggakan.

Ketika kita mulai memiliki pemikiran yang demikian terhadap diri sendiri, maka sudah dapat dipastikan kita akan memiliki gambar diri yang salah. Kita menjadi orang yang minder dan tidak bisa berkembang. Padahal bagi Tuhan kita sangat istimewa. Mari belajar memiliki gambar diri yang benar.

Bagaimana Cara Memulihkan Gambar Diri Yang Salah?

Untuk dapat memulihkan gambar diri yang salah, kita perlu berpegang pada Firman Tuhan. Berhenti menilai diri dari sudut pandang dunia, berhenti menilai diri dari kemampuan fisik, berhenti membandingkan diri dari orang lain. Sebaliknya belajarlah menilai diri berdasarkan apa kata Tuhan.

Apa kata Firman Tuhan tentang diri kita?

Firman Tuhan memberikan gambaran yang jelas seperti apa diri kita dihadapan Tuhan yang menciptakan kita. Seseorang yang menciptakan sesuatu adalah seseorang yang paling memahami apa dan bagaimana ciptaan tersebut. Oleh karena itulah, penting untuk menilai diri kita dari sudut pandang Tuhan yang menciptakan kita.

Firman Tuhan berkata bahwa kita dipilih sebelum dunia dijadikan. Kita dibentuk Tuhan dalam kandungan ibu kita. Pernahkah kita berpikir bahwa seorang pencipta menciptakan sesuatu asal-asalan. Tentu tidak!! Seorang pencipta akan membuat sesuatu dengan kualitas terbaik sesuai dengan tujuannya masing-masing.

Demikian juga Tuhan kita. Tuhan menciptakan dan memilih kita untuk menjadi kita yang sekarang ini dengan suatu tujuan yang mulia. Tuhan membentuk kita sedemikan rupa.

Efesus 1:4a Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan,

Mazmur 139:13 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.

Kita Berharga Dihadapan Tuhan

Milikilah kesadaran bahwa kita berharga dimata Tuhan. Firman Tuhan mengatakan bahwa setiap orang yang menerima-Nya diberi kuasa untuk menjadi anak Allah (Yohanes 1:22). Artinya kita sangat berharga dihadapan Allah seperti berharganya seorang anak bagi orangtuanya.

Ada satu kisah yang dapat menggambarkan betapa berharganya seorang manusia bagi Tuhan. Dalam Markus 5:1-20 dikisahkan ada seorang yang kerasukan setan dan kemudian disembuhkan oleh Yesus. Ada hal yang menarik dalam kisah tersebut. 

Ketika roh-roh jahat itu hendak diusir, mereka meminta ijin untk masuk kedalam kawanan babi. Kemudian Yesus mengabulkan permintaan itu dan akhirnya babi-babi itu terjun dari tepi jurang dan masuk kedalam danau lalu mati lemas disana.

Bagi Yesus seorang manusia lebih berharga dari dua ribu babi yang dapat mencapai harga puluhan juta. Belum lagi kalau kita mengerti bahwa untuk mencapai daerah Gerasa dimana Yesus menyembuhkan orang yang kerasukan setan tersebut, Yesus harus melalui badai (Markus 4:35-41).

Yesus mau dan berani melewati badai hanya untuk menyembuhkan seorang yang kerasukan. Yesus mau mengorbankan kawanan babi seharga puluhan juta hanya untuk satu orang manusia. Hal ini membuktikan bahwa manusia sangat berharga bagi Yesus.

Belum lagi kisah pengorbanan Tuhan Yesus diatas kayu salib. Yesus berkorban bagi manusia dengan darah yang mahal. Yesus menyelamatkan manusia dengan penderitaan yang luar biasa. Sekali lagi ini membuktikan bahwa manusia sangatlah berharga dihadapan Tuhan.

Jika kita begitu berharga dihadapan Tuhan, lalu mengapa justru kita menilai diri sendiri tidak berharaga? Mari belajar memahami bahwa diri kita berharga dihadapan Tuhan dan Tuhan mau memakai kita menjadi alat bagi kemuliaan nama-Nya.

Tuhan ingin kita menjadi pahlawan yang gagah perkasa. Pahlawan yang dengan penyertaan Tuhan dapat menjadi alat untuk menyelamatkan banyak orang. Roma 8:31 “Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?”

Posting Komentar untuk "Gambar Diri Yang Salah"