Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pintu Rahmat Tuhan Masih Terbuka

Pintu berarti tempat untuk keluar atau masuk. Sedangkan rahmat Tuhan berarti cinta dan kasih yang diberikan Tuhan kepada kita. Dengan demikian Pintu Rahmat Tuhan bisa diartikan sebagai tempat untuk keluar atau masuk kepada cinta dan kasih dari Tuhan. Rahmat Tuhan yang terbesar adalah karya keselamatan yang ada didalam Yesus Kristus.

Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Hari ini pintu rahmat Tuhan masih terbuka. Dimana posisi kita saat ini? Adakah kita adalah bagian orang yang hidup didalam rahmat Tuhan atau kita sedang menjalani hidup diluar dari rahmat Tuhan?

Tidak bisa dipungkiri bahwa Allah adalah pribadi yang penuh kasih. Tuhan mengasihi manusia tanpa syarat. Alkitab berkata bahwa Allah adalah kasih dan barangsiapa ada didalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah. Namun Alkitab juga mengingatkan kita akan adanya penghakiman bagi orang yang tidak mau masuk dalam rahmat Tuhan itu.

1 Yohanes 4:16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.

1 Yohanes 4:17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.

Mungkin sebagian orang akan berkata bahwa hari penghakiman itu masih jauh. Dari dulu orang berkata bahwa sudah akhir jaman. Tanda-tanda sudah banyak tergenapi, namun sampai sekarang tidak juga datang hari penghakiman itu. 

Hati-hati dengan pemikiran seperti itu. Sebab Alkitab mencatat bahwa hari Tuhan itu datang seperti pencuri. Datang diwaktu yang tidak pernah kita duga. Alkitab juga mengatakan bahwa hidup ini singkat. Hari penghakiman bisa saja masih lama terjadi, namun pintu rahmat Tuhan bisa saja tertutup secara tiba-tiba bagi masing-masing pribadi.

Sebab pintu rahmat Tuhan bagi masing-masing orang berbeda-beda. Kesempatan kita untuk hidup itu berbeda-beda.  Orang berpikir bahwa hari Tuhan adalah akhir jaman, diman bumi dan segala isinya itu akan dihancurkan, itulah hari Tuhan dan tertutupnya Pintu Rahmat Tuhan. Kita lupa bahwa Pintu rahmat Tuhan juga akan tertutup ketika hari Tuhan itu datang kepada seseorang secara pribadi pada hari kematiannya.

Ketika seseorang mengalami kematian dan dipanggil Tuhan, disitulah pintu rahmat Tuhan tertutup bagi orang tersebut. Pada saat itu, dimanakah posisi orang tersebut? Ada didalam rahmat Tuhan atau ada diluar rahmat Tuhan.

Oleh karena itulah penting bagi kita untuk senantiasa menjaga hidup kita agar tetap berada dalam rahmat Tuhan. Ada satu kisah hidup dari seorang tokoh Alkitab yang dapat memberikan kita gambaran bagaimana kita tetap hidup dalam rahmat Tuhan. Tokoh ini adalah Nuh, seorang yang mendapat kasih karunia dari Tuhan.

Keadaan Pada Jaman Nuh dan Keadaan Jaman Sekarang

Keadaan manusia pada jaman Nuh tidak berbeda jauh dari keadaan manusia pada jaman ini. Bahkan dapat dikatakan hampir sama. Dalam hal apa? Dalam hal kejahatan manusia. Alkitab mencatat bahwa keadaan manusia jaman Nuh itu kejahatan manusia besar dan kecenderungan hatinya penuh dengan kejahatan. Manusia menjalani hidup yang rusak dibumi dan penuh dengan kekerasan.

Kejadian 6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,

Kejadian 6:11-12 Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.

Keadaan manusia jaman sekarang pun tak ubahnya seperti keadaan manusia pada jaman Nuh. Manusia menjalani hidup yang rusak, penuh kejahatan dan kekerasan. Lihat saja dari banyaknya berita kejahatan setiap harinya dari mulai pencurian, perampokan, pemerkosaan, tawuran, perkelahian, pembunuhan dan lain sebagainya seperti tidak ada habisnya bahkan selalu baru setiap hari dan semakin bertambah.

Namun seperti kehidupan jaman Nuh, Tuhan tetap memberikan rahmatnya bagi orang yang mau tetap hidup benar dan percaya kepada Tuhan. Nuh dikatakan dalam Alkitab adalah seseorang yang mendapat kasih karunia dimata Tuhan karena Nuh itu hidup benar dihadapan Tuhan.

Kejadian 6:8-9 Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN. Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.

Karena kasih Tuhan yang besar itu, Tuhan tidak serta merta menghancurkan bumi dan segala isinya. Tuhan berikan rahmatnya, yaitu menyelamatkan Nuh beserta keluarganya.

Bahtera Tuhan Pada Jaman Nuh dan Bahtera Keselamatan Pada Jaman Sekarang

Rahmat Tuhan yang besar Tuhan tunjukan bagi Nuh, seorang yang percaya kepada Tuhan melalui sebuah bahtera. Bahtera yang Tuhan rancang untuk keselamatan Nuh bersama keluarganya. Hal ini juga menggambarkan bahtera keselamatan yang Tuhan sediakan saat ini melalui karya keselamata dalam Yesus Kristus.

Pada jaman Nuh, Tuhan geram dan ingin memusnahkan seluruh bumi, namun rahmatNya diberikan kepada Nuh melalui rancangan keselamatan yang terwujud dalam sebuah bahtera.

Kejadian 6:13-14 Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi. Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam.

Ada hal yang menarik disini. Pernahkah kita berpikir mengapa Tuhan meminta Nuh untuk membuat bahtera yang sebesar itu jika hanya ingin menyelematkan Nuh? Dan mengapa Tuhan tidak berfirman saja kemudian serta merta bahtera itu jadi serta dapat langsung digunakan oleh Nuh?

Jawabannya sederhana, yaitu karena rahmat Tuhan masih terbuka. Tuhan masih membuka kesempatan bagi orang-orang diluar keluarga Nuh untuk bertobat dan percaya. Tuhan berharap masih ada orang yang mau masuk kedalam bahtera itu sebelum pintunya tertutup. 

Sementara Nuh mengerjakan bahtera itu, Tuhan ingin orang-orang yang melihat menjadi sadar dan bertobat. Masih ada waktu yang Tuhan berikan bagi orang-orang pada jaman Nuh untuk berbalik kepada Tuhan.

Sama halnya dengan jaman sekarang dimana kita hidup. Pada jaman ini Tuhan juga geram dan ingin segera melakukan penghakiman. Namun disisi lain Tuhan itu penuh rahmat, penuh cinta dan kasih. Tuhan masih sabar dan bahkan menyediakan bahtera keselamatan melalui Yesus Kristus. Itulah sebabnya, setelah karya keselamatan itu Yesus tuntaskan di atas kayu salib, Tuhan tidak langsung menghakimi dunia.

Tuhan masih berikan kesempatan bagi sebanyak mungkin orang untuk bertobat dan berbalik kepadaNya. Tuhan masih membuka pintu rahmatnya bagi saya dan saudara serta sebanyak mungkin orang untuk masuk dalam bahtera keselamtan, masuk dalam rahmat Tuhan yang besar itu. Sudahkah kita ada dalam rahmat Tuhan itu? Adakah kita menjadi bagian orang yang hidup dalam bahtera keselamatan?

Ciri Orang Yang Hidup Dalam Rahmat Tuhan

Harus diakui bahwa menjadi Kristen tidak serta merta membuat seseorang hidup dalam rahmat Tuhan atau hidup dalam bahtera keselamatan yang Tuhan sediakan. Sebab menjadi Kristen tidaklah sama dengan hidup dalam rahmat Tuhan. 

Ada berapa banyak orang yang mengaku Kristen, namun hidupnya tidak benar, hidupnya tidak bergaul dengan Tuhan, hidupnya sama dengan orang yang tidak mengenal Tuhan. Oleh karenanya, mari kita merefleksikan hidup kita dengan Firman Tuhan. Melalui kehidupan Nuh, kita dapat melihat bagaimana ciri orang yang hidup didalam rahmat Tuhan.

1. Memiliki Persekutuan dengan Tuhan

Ciri pertama yang bisa kita lihat dari kehidupan Nuh sebagai contoh orang yang hidup di dalam rahmat Tuhan adalah memiliki persekutuan dengan Tuhan. Dalam Kejadian 6:9 dikatakan bahwa Nuh membawa hidupnya bergaul dengan Tuhan. Nuh bergaul karib dengan Tuhan sebab dia menyadari adanya rahmat Tuhan yang begitu besar dalam hidupnya. Nuh menyadari bahwa hidupnya semata karena kasih karunia Tuhan.

Seseorang yang menyadari rahmat Tuhan tentu akan membawa hidupnya dekat dengan Tuhan. Jika kita memiliki seseorang yang begitu mengasihi kita, masakan kita tidak mau bergaul dengan orang tersebut? 

Demikian juga dengan hidup kita. Apabila kita adalah orang yang menyadari rahmat Tuhan yang besar itu, tentu kita akan hidup dalam persekutuan dengan Tuhan. Kita akan hidup dekat dengan Tuhan. 

2. Belajar Taat Akan Perintah Tuhan

Orang yang hidup dalam rahmat Tuhan akan menjadi orang yang selalu belajar taat akan perintah Tuhan. Pekerjaan membuat bahtera bukanlah pekerjaan yang mudah bagi Nuh. Bukan hanya soal teknik membuatnya saja, namun kondisi saat itu yang sepertinya tidak akan mungkin terjadi banjir apalagi air bah tentu membuat Nuh menjadi “orang aneh” dimata orang-orang sekelilingnya.

Namun ternyata itu tidak menyurutkan semangat Nuh untuk terus belajar taat akan perintah Tuhan. Tercatat dalam Kejadian 7:5, Nuh melakukan segala yang diperuntahkan Tuhan kepadanya. Sungguh sebuah teladan ketaatan yang patut ditiru. Dengan ketaatannya Nuh membuktikan bahwa dirinya hidup dalam rahmat Tuhan dan hidup dalam pengenalan akan Tuhan.

1 Yohanes 2:3 Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.

Bagaimana dengan hidup kita? Sejauh mana ketaatan kita akan perintah Tuhan? Yuk, terus belajar untuk taat kepada perintah Tuhan sesulit apapun itu, sebab itulah tandanya kita hidup dalam rahmat Tuhan dan kita mengenal Tuhan.

3. Memiliki Kehidupan Yang Berbeda

Ciri berikutnya yang bisa kita lihat dari seorang Nuh sebagai orang yang hidup dalam rahmat Tuhan adalah memiliki kehidupan yang berbeda dengan dunia. Alkitab dengan jelas menyebutkan bahwa Nuh hidup berbeda dengan orang-orang sezamannya (Kejadian 6:9).

Dikatakan disana bahwa Nuh menjalani hidupnya dengan benar dan tak bercela diantara orang sezamannya. Nuh mengerti akan rahmat Tuhan. Nuh tidak mau menyakiti hati seorang pribadi yang mengasihinya. Berbeda dengan orang-orang sezamannya yang melakukan kejahatan sehingga membuat hati Tuhan menjadi pilu (Kejadian 6:6).

Apabila kita menyadari seseorang ada seseorang pribadi yang begitu mengasihi kita, tentu kita kan berusaha sedapat mungkin untuk tidak menyakiti hatinya. Sama halnya jika kita menyadari rahmat Tuhan, yaitu cinta dan kasih Tuhan yang begitu besar atas hidup kita, tentu kita akan berusaha sedapat mungkin untuk tidak menyakiti hati Tuhan.

Salah satu caranya adalah dengan menjaga hidup kita agar tidak sama dengan kehidupan dunia yang jahat, rusak dan penuh kekerasan. Sebab kehidupan yang seperti itu menyakiti hati Tuhan. 

Setidaknya tiga ciri tersebut dapat menggambarkan dimana posisi kita saat ini. Adakah kita berada dalam rahmat Tuhan atau kita sedang menjalani hidup diluar rahmat Tuhan. Jika kita mendapati hidup kita ternyata masih diluar rahmat Tuhan itu, mari segera berbalik arah dan masuklah dalam rahmat Tuhan selagi pintu rahmat Tuhan masih terbuka. Sebab kita tidak pernah tahu kapan pintu rahmat Tuhan itu akan tertutup bagi kita.

2 Petrus 3:8 Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.

Alkitab mengatakan kita tidak boleh lupa bahwa satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari, artinya hidup ini singkat. Sekali lagi ingat bahwa hidup ini singkat, jangan sia-siakan hidup kita. Selamat merenungkan, Tuhan Yesus memberkati...

Posting Komentar untuk "Pintu Rahmat Tuhan Masih Terbuka"