Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perlunya Evaluasi Iman

Iman kita kepada Tuhan merupakan sesuatu yang dinamis, terkadang bisa naik terkadang turun. Kadang kuat iman kadang pula iman menjadi lemah. Perjuangan iman kita kepada Tuhan memanglah tidak mudah. Ada banyak hal yang dapat menggoncang iman percaya kita kepada Tuhan.

Ada satu kisah dalam Alkitab yang membuat kita mengerti betapa pentingnya kita mengevaluasi kembali iman kita kepada Tuhan. dalam Markus 9:14-29 diceritakan bahwa Yesus mengusir roh dari seorang anak yang bisu. Ada dua hal mengenai iman yang dapat kita pelajari dari kisah ini. Evaluasi iman dari ayah anak yang kerasukan roh jahat dan evaluasi iman dari para murid yang gagal mengusir roh jahat.

Keraguan atau Iman Percaya

Pertama kita melihat dalam kisah tersebut ada Ayah dari anak tersebut yang memohon pertongan Yesus karena para murid tidak mampu menolong anaknya. Ayah tersebut datang dengan beban yang berat karena anaknya dirasuki roh jahat sudah cukup lama, yaitu sejak dari kecil.

Markus 9:21 Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak masa kecilnya. 

Kita tentu dapat membayangkan betapa Ayah anak tersebut sangat mengharapkan anaknya bisa disembuhkan. Berbagai usaha mungkin sudah dilakukannya. Setiap kali ada kabar bahwa seseorang dapat mengusir roh, ayah tersebut tentu akan membawa anaknya dengan harapan anaknya dapat sembuh. Itulah juga sebabnya dia juga membawa anaknya kepada murid-murid Yesus.

Namun dalam keputusasaannya itu, dia justru bertambah kecewa ketika murid Yesus pun ternyata tidak dapat menolong anaknya. Mungkin dia bertanya dalam hatinya, apakah benar bahwa nama Yesus Kristus itu berkuasa? Haruskah dia membawa anaknya kepada Yesus? Pertanyaan-pertanyaan itu tentu membuatnya ragu dan berputus asa.

Hal ini nampak dari perkataannya ketika bertemu dengan Yesus. Ayah itu lebih berfokus kepada kondisi anaknya yang semakin meburuk serta ketidakmampuan murid Yesus untuk menolong anaknya dengan mengusir roh jahat dari tubuh anaknya tersebut.

Markus 9:17-18 Kata seorang dari orang banyak itu: "Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat." 

Sikap dari ayah anak tersebut menunjukkan rasa putus asa yang kuat dalam dirinya. Bahkan dia sudah mulai meragukan kuasa Yesus untuk mengusir roh jahat. Saat Yesus bertanya, sudah berapa lama anak itu mengalami hal yang demikian. Ayah anak tersebut tidak hanya menjawab mengenai berapa lama, namun juga menjelaskan betapa buruk kondisi anaknya. Kemudian dilanjutkan dengan pernyataan yang menggambarkan keraguannya terhadap kuasa Yesus Kristus dengan berkata “jika engkau dapat” tolonglah kami.

Markus 9:21-22 Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak masa kecilnya.  Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami." 

Jawaban dari Yesus membuat kita mengerti betapa pentingnya iman. Yesus menjawab bahwa persoalan sesungguhnya bukanlah apakah Yesus sanggup menolong, tetapi apakah ayah anak itu memiliki iman dan percaya akan kuasa Yesus atau tidak. Kuasa Yesus Kristus jelas tidak perlu diragukan lagi. 

Yesus sudah tebukti sanggup melakukan banyak mujizat termasuk mengusir roh jahat. Bukankah berita mengenai Yesus yang penuh kuasa dan sanggup mengusir roh jahat itulah yang membawa ayah anak itu datang mencari Yesus? Maka jelaslah bahwa persoalannya ada pada iman percaya dari ayah anak yang kerasukan roh jahat itu dan bukan pada kuasa atau kesanggupan dari Yesus.

Dari sini kita dapat belajar tentang iman kita kepada Tuhan. Evaluasi iman yang pertama adalah bahwa seringkali kita sendiri yang meragukan kuasa Yesus untuk bekerja. Yesus selalu ada dan selalu sanggup menolong kita apapun persoalan kehidupan kita. Pertanyaannya adalah apakah kita percaya atau justru meragukan kuasa Yesus.

Jika saat ini saudara ada dalam kondisi dimana sudah mulai meragukan kuasa Tuhan, Yesus berkata dalam Markus 9:23 bahwa tidak ada yang mustahi bagi orang yang percaya!! Segeralah berespon benar seperti yang dilakukan ayah si anak. Alkitab mencatat bahwa ayah anak tersebut segera berteriak dan menyatakan iman bahwa dia percaya kepada Yesus.

Markus 9:23-24 Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!" 

Ketika iman ayah anak itu bangkit, maka Yesus segera bertindak menolong anak yang kerasukan roh jahat itu. Alhasil roh jahat itu keluar dan anak itu dipulihkan. Percayalah bahwa Yesus sanggup menolong kita, maka kita pun akan melihat pertolongan-Nya yang sungguh ajaib.

Berdoa Dengan Iman

Jika dari ayah si anak kita belajar mengenai keraguan yang tentunya berlawanan dengan iman, maka dari para murid kita akan belajar mengenai kebiasaan atau kebergantungan. Apa maksudnya? Mari kita renungkan bersama dari apa yang dialami para murid ketika mereka gagal mengusir roh jahat dari seorang anak.

Sebelum bertemu Yesus, sebenarnya orangtua si anak sudah bertemu dengan murid-murid Yesus. Orangtua anak tersebut meminta tolong agar murid-murid Yesus dapat mengusir roh jahat dari anaknya. Namun ternyata murid-murid Yesus tidak dapat mengusir roh tersebut sehingga mereka membawa anak itu kepada Yesus. Singkat cerita Yesus memgusir roh jahat dari anak tersebut sehingga anak itu menjadi sembuh.

Setelah Yesus kembali kerumah dan hanya bersama murid-muridNya, para murid bertanya kepada Yesus mengapa mereka tidak dapat mengusir roh jahat itu. Menariknya, Yesus hanya menjawab pertanyaan itu dengan singkat, bahwa “jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa”.

Markus 9:28-29 Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?" Jawab-Nya kepada mereka: "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa."

Jawaban Yesus mengajarkan kepada kita bahwa berdoa itu bukan sekedar kebiasaan, melainkan sebuah kebergantungan kita kepada Tuhan karena hanya kepada-Nya kita percaya. Para murid tentu sudah terbiasa dalam mengusir roh jahat. Hal ini pula yang membuat ayah si anak meminta tolong kepada para murid. Namun ternyata kali ini mereka gagal. Mereka heran sehingga ketika telah sendirian dengan Yesus, mereka bertanya mengenai hal tersebut.

Jawaban Yesus membuat kita mengerti bahwa doa bukan hanya sekedar sebuah perkataan namun suatu hal yang menunjukkan kebergantungan kita kepada Tuhan karena kita percaya kepada Tuhan. Berdoa merupakan pernyataan iman kita kepada Tuhan. Oleh karena itu, berdoalah dengan iman bukan hanya sekedar kebiasaan.

Para murid mungkin telah sering melakukan mujizat dengan nama Yesus Kristus, sehingga hal itu menjadi sebuah kebiasaan yang membuat mereka seolah-olah dapat melakukannya dengan otomatis. Mereka lupa bahwa hal terpenting adalah iman mereka kepada Tuhan. Tanpa koneksi dengan Tuhan mereka bukanlah siapa-siapa.

Berdoa adalah koneksi kita dengan Tuhan. Oleh karena itulah Yesus menjawab bahwa jenis ini hanya dapat diusir dengan berdoa. Dengan kata lain, Yesus ingin mengatakan bahwa apa yang para murid lakukan bukanlah berdoa, melainkan hanya sebuah kebiasaan. Perkataan mereka dengan menyebut nama Yesus Kristus bukan lagi berdasarkan iman, namun hanya sekedar rutinitas belaka.

Bagaimana dengan doa-doa kita saat ini? Masihkah doa kita dipanjatkan dengan iman kepada Tuhan? Dengan menyadari kebergantungan kita kepada Tuhan, bahwa tanpa Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Ataukah doa kita hanya sekedar kebiasaan dan rutinitas belaka?

Dua hal inilah yang perlu menjadi perhatian kita dalam evaluasi iman kita, sehingga dapat menjadi pribadi yang tetap memiliki iman kepada Tuhan. iman yang kuat dan hidup. Iman yang tidak dikalahkan oleh keraguan serta iman yang menyadari kebergantungan dan koneksi kita dengan Tuhan. Selamat mengevaluasi iman, Tuhan Yesus memberkati..

Posting Komentar untuk "Perlunya Evaluasi Iman"