Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pujian Kepada Tuhan Mengubah Hidup

Dalam kondisi terjepit, wajar bagi seseorang untuk merasa takut dan tidak tenang. Dalam kondisi seperti ini akan sulit untuk memuji Tuhan. Jangankan manaikkan pujian bagi Tuhan, untuk berpikir dengan jernih saja mungkin tidak bisa. Bahkan yang sering terjadi justru sungut-sungut dan keluhan yang keluar dari mulut.

Namun ada kisah dalam Alkitab yang dapat menjadi pelajaran bagi kita dimana dalam keadaan takut sekalipun, seseorang ini justru mencari Tuhan bahkan berdoa puasa. Dia adalah raja Yosafat. Seperti yang diceritakan dalam 2 Tawarikh 20:3-4. Yosafat mengambil keputusan untuk mencari Tuhan.

Mencari Tuhan Ditengah Himpitan Persoalan

2 Tawarikh 20:3-4 Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN.

Keputusan Yosafat adalah keputusan yang sangat tepat. Dia mengadukan persoalannya kepada Tuhan. Dia takut ketika dikepung oleh musuh. Pada waktu itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat. Mereka datang dengan suatu laskar yang besar. Maka wajarlah jika Yosafat menjadi takut.

2 Tawarikh 20:1-2 Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim. Datanglah orang memberitahukan Yosafat: "Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar," yakni En-Gedi.

Ditengah ketakutannya Yosafat mengambil keputusan yang benar dengan datang kepada Tuhan dan memohon pertolongan. Keputusan inilah yang membuat mereka mengalami kuasa Tuhan. Dalam kisah tersebut Tuhan berjanji akan meolong mereka. Bahkan dikatakan mereka tidak usah berperang.

2 Tawarikh 20:17 Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu."


Pujian Kepada Tuhan Membawa Kemenangan

Bagiamana caranya seseorang memenangkan sebuah peperangan tanpa berperang? Tetapi itulah dahsyatnya Tuhan kita. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Bangsa Israel hanya memuji Tuhan dan kehidupan mereka diubahkan. Dari situasi terjepit menjadi sorak kemenangan.

2 Tawarikh 20:20-21 Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa. Ketika mereka hendak berangkat, berdirilah Yosafat, dan berkata: "Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!" Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: "Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!"

Yosafat sepakat dengan rakyat untuk menaikan pujian kepada Tuhan. Mereka bersorak-sorai bagi Tuhan sebagai tanda bahwa mereka percaya kepada Tuhan. Hasilnya sangat luar biasa, mereka melihat musuh mereka terpukul kalah bahkan mati binasa oleh tangan Tuhan yang kuat. Tuhan yang membuat penghadangan dan membuat bani Amon serta bani Moab saling membunuh satu dengan yang lain.

2 Tawarikh 20:22-24 Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat TUHANlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah. Lalu bani Amon dan Moab berdiri menentang penduduk pegunungan Seir hendak menumpas dan memunahkan mereka. Segera sesudah mereka membinasakan penduduk Seir, mereka saling bunuh-membunuh. Ketika orang Yehuda tiba di tempat peninjauan di padang gurun, mereka menengok ke tempat laskar itu. Tampaklah semua telah menjadi bangkai berhantaran di tanah, tidak ada yang terluput.

Bukan hanya terluput dari kesesakan, mereka juga mendapat banyak jarahan. Selama tiga hari mereka menjarah musuh seperti yang dicatat dalam 2 Tawarikh 20:25. Itu artinya jarahan begitu banyak sehingga baru selesai selama tiga hari. Pujian kepada Tuhan mengubah hidup mereka. Oleh karena itulah, tempat dimana mereka menngalahkan bani Amon dan bani Moab itu disebut sebagai “Lembah Pujian”.

Bagiamana dengan kehidupan kita? Apa yang kita putuskan ketika hidup ini terhimpit oleh persoalan? 

Ketika hidup ini diperhadapkan oleh berbagai pergumulan dan persoalan yang datang menyerbu, adakah kita datang mencari Tuhan? Adakah kita mau menaikkan pujian kita kepada Tuhan? Ataukah sebaliknya yang keluar dari mulut kita justru hanyalah keluhan dan sungut-sungut semata?

Dari raja Yosafat kita belajar, bahwa pujian kepada Tuhan merupakan wujud iman percaya kita kepada Tuhan yang sanggup menolong kita disituasi terjepit sekalipun. Kita juga belajar bahwa pujian kepada Tuhan itu dapat mengubah hidup kita. Percayakah saudara bahwa Tuhan bertahta diatas pujian umat-Nya?

Mazmur 22:4 Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.

Ketika pujian dinaikkan, maka Tuhan hadir ditengah pujian umat-Nya. Kehadiran Tuhan inilah yang membawa kepada kemenangan. Namun hal ini bukan berarti kita menaikkan pujian hanya pada saat pergumulan saja. Naikkanlah pujian kepada Tuhan dalam segala situasi kehidupan, sebab kita perlu Tuhan dalam segala keadaan. Selamat merenungkan, Tuhan Yesus memberkati.

Posting Komentar untuk "Pujian Kepada Tuhan Mengubah Hidup"