Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hidup Dalam Ketaatan

Kehidupan bangsa Israel yang tercatat dalam Alkitab memberikan kita banyak pelajaran tentang kehidupan iman kepada Tuhan. Ada hal-hal baik yang dapat kita teladani, namun tidak sedikit juga hal-hal yang tidak baik dimana bisa menjadi pelajaran bagi kita untuk tidak melakukannya.

Seperti yang diingatkan oleh penulis kitab Mazmur yang berbicara mengenai bangsa Israel yang tidak mau hidup dalam ketaatan. Bahkan sebaliknya, bangsa Israel hidup dalam pemberontakan terhadap Allah.

Mazmur 78:8 (TB)  dan jangan seperti nenek moyang mereka, angkatan pendurhaka dan pemberontak, angkatan yang tidak tetap hatinya dan tidak setia jiwanya kepada Allah.

Dalam perjalanan bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan menuju ke tanah perjanjian, bangsa Israel selalu menunjukan kedegilan hati dan pemberontakan, oleh karena itu penulis Kitab Mazmur mengingatkan agar setiap pembaca tidak hidup lagi seperti bangsa Israel. Tindakan mereka seperti sebuah siklus yang terus berulang, karenanya mereka dijuluki sebagai bangsa yang tegar tengkuk.

Selalu ada hal yang mereka keluhkan dan selalu ada pelanggaran mereka terhadap perintah Allah. Pemberontakan dan ketidaktaatan mereka itulah yang kemudian menjadi akar dari segala kegagalan bangsa Israel. Bahkan pada akhirnya semua orang yang keluar dari tanah perbudakan itu tidak dapat masuk dan menikmati tanah perjanjian kecuali Yosua dan Kaleb.


Konsekuensi Dan Akibat Dari Ketaatan Atau Ketidaktaatan

Ketaatan dan ketidaktaatan sama-sama memiliki konsekuensi atau akibat. Ketaatan membawa kita mengalami janji Tuhan dan berkat Tuhan, sebaliknya ketidaktaatan akan membuat seseorang tidak mengalami janji Tuhan dan tidak menikmati berkat yang menjadi bagiannya.

Contoh Saul yang karena ketidaktaatannya ditolak oleh Tuhan untuk menjadi raja atas Israel. Akhir kehidupannya pun sangat miris. Padahal jika Saul hidup taat kepada Tuhan, pasti dia akan tetap menjadi raja Israel sampai turun temurun ke anak dan cucunya.

1 Samuel 15:22-23 (TB) Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.
Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."

1 Samuel 31:4 (TB) Lalu berkatalah Saul kepada pembawa senjatanya: "Hunuslah pedangmu dan tikamlah aku, supaya jangan datang orang-orang yang tidak bersunat ini menikam aku dan memperlakukan aku sebagai permainan." Tetapi pembawa senjatanya tidak mau, karena ia sangat segan. Kemudian Saul mengambil pedang itu dan menjatuhkan dirinya ke atasnya.

Kehidupan Bangsa Israel dan kehidupan Saul kiranya dapat menjadi pelajaran bagi kehidupan kita untuk senantiasa belajar hidup dalam ketaatan. Ketaatan bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan secara instan. Ketaatan merupakan sesuatu yang setiap hari perlu kita usahakan dengan sebaik-baiknya.

Setiap hari kita diperhadapkan pada sebuah pilihan untuk hidup dalam ketaatan atau sebaliknya hidup dalam ketidaktaatan. Kita perlu mengambil keputusan setiap hari, apakah hidup kita mau taat atau tidak kepada Tuhan. Meskipun sebenarnya, ketaatan bukanlah sesuatu pilihan tetapi keharusan.

Ingat bahwa ketaatan dan ketidaktaatan sama-sama memiliki konsekuensi dan akibat. Ketaatan akan membuat kita mengalami janji Tuhan dan bisa menikmati berkat yang menjadi bagian kita. Ketidaktaatan akan membuat hidup kita tidak mengalami janji Tuhan dan gagal menikmati berkat yang menjadi bagian kita. Selamat hidup dalam ketaatan, Tuhan Yesus memberkati...

Posting Komentar untuk "Hidup Dalam Ketaatan "