Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tebarkan Kasih Seorang Sahabat

Kisah persahabatan paling klasik dalam Alkitab tentu adalah persahabatan antara Daud dan Yonatan. Bahkan Alkitab mencatat bahwa kedua jiwa mereka berpadu. Sebuah persahabatan yang begitu dalam dan tulus diantara dua orang yang saling mengasihi.

1 Samuel 18:1 (TB)  Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri.

1 Samuel 18:3 (TB)  Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri.

Persahabatan diantara Daud dan Yonatan dapat menjadi teladan tentang bagaimana sikap seorang sahabat sejati. Seorang sahabat tidak akan bersikap egois. Seorang sahabat akan lebih memperhatikan kepentingan sahabatnya.

Demikian yang dapat kita lihat dalam kehidupan persahabatan Daud dan Yonatan. Kisah yang paling mengharukan dan memperlihatkan sikap seorang sahabat sejati  adalah saat Yonatan memberikan petunjuk agar Daud melarikan diri dari Saul.

1 Samuel 19:1-3 (TB)  Saul mengatakan kepada Yonatan, anaknya, dan kepada semua pegawainya, bahwa Daud harus dibunuh. Tetapi Yonatan, anak Saul, sangat suka kepada Daud, sehingga Yonatan memberitahukan kepada Daud: "Ayahku Saul berikhtiar untuk membunuh engkau; oleh sebab itu, hati-hatilah besok pagi, duduklah di suatu tempat perlindungan dan bersembunyilah di sana. Aku akan keluar dan berdiri di sisi ayahku di padang tempatmu itu. Maka aku akan berbicara dengan ayahku perihalmu; aku akan melihat bagaimana keadaannya, lalu memberitahukannya kepadamu."

Yonatan begitu mengasihi Daud sehingga ia memberitahukan mengenai rencana Saul, ayahnya yang akan membunuh Daud. Padahal Yonatan bisa saja bersikap egois. Sebab kita tahu bahwa Yonatan adalah seorang Putra Mahkota sedangkan Daud adalah orang yang telah diurapi oleh nabi Samuel menjadi calon raja Israel yang berarti keduanya "bersaing" untuk menjadi raja Israel.

Namun ternyata Yonatan lebih mementingkan persahabatan daripada kedudukan atau jabatan. Sebuah sikap yang mungkin sulit kita jumpai dalam kehidupan ini. Kerapkali orang lebih mementingkan diri sendiri sampai rela mengorbankan apapun termasuk sahabat sendiri.

Inilah sikap seorang sahabat yang tidak egois. Sahabat yang selalu setia apapun yang terjadi. Bukankah Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa seorang sahabat itu menaruh kasih setiap waktu dan menjadi saudara dalam kesusahan?


Mencari Atau Menjadi Sahabat?

Amsal 17:17 (TB)  Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.

Seringkali orang mencari sahabat yang tidak egois, yang mengasihi kita dan selalu mau membantu kita. Namun kita lupa untuk menjadi sahabat yang seperti itu. Oleh karena itu, sebagai orang percaya kita bukan sedang mencari sahabat tetapi menjadi sahabat bagi orang lain.

Seorang sahabat yang menaruh kasih setiap waktu dan menjadi saudara dalam kesukaran. Sahabat yang tidak egois dan tidak mau mengorbankan orang lain guna kepentingan diri kita sendiri. Mari tunjukkan pada dunia bahwa kasih masih ada dalam dunia ini. Kasih yang terbesar adalah kasih seorang sahabat yang mau berkorban bagi sahabatnya.

Yohanes 15:13 (TB)  Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

Kita sudah merasakan kasih seorang sahabat dalam diri Yesus Kristus. Karenanya kita juga wajib memancarkan kasih Kristus itu kepada orang lain. Seperti Yesus Kristus rela berkorban bagi kita, bahkan sampai rela mati di atas kayu salib bagi kita, marilah kita juga bisa hadir dalam kehidupan orang lain sebagai sosok sahabat yang tidak egois. Selamat menebarkan kasih persahabatan bagi orang lain, Tuhan Yesus memberkati..

Posting Komentar untuk "Tebarkan Kasih Seorang Sahabat "