Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hidup Kudus Seperti Kristus

Saat pertama mendengar tema ini, saya merenungkan sebuah pertanyaan, “apakah manusia bisa hidup kudus seperti Kristus?” Manusia yang berdosa bisakah hidup kudus seperti Kristus yang tidak berdosa?

Namun ternyata pemikiran semacam itu muncul, justru karena kesalahan pemahaman mengenai kekudusan. Kekudusan adalah sesuatu yang menurut saya tidak selalu dipahami dengan benar oleh orang beriman. Ketika kita mencoba membayangkan kekudusan, kita memikirkan sebuah kehidupan yang tanpa dosa dimana kita mencoba melakukan semua hal yang baik dan menjauhi dosa. Ya itu memang benar, namun tidak sepenuhnya benar.

Sebab bisakah kita hidup tanpa dosa sama sekali agar dipandang kudus oleh Allah? Tentu itu akan sangat mustahil.? Namun yang menarik adalah bahwa di dalam Imamat 11:45, Tuhan memberikan perintah kepada umat-Nya, kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

Jadi bagaimana? Di satu sisi mustahil bagi manusia untuk hidup kudus seperti Tuhan yang maha kudus, namun disisi lain Tuhan memerintahkan kita untuk hidup kudus seperti Tuhan.

Jadi meskipun perintah ini mungkin sedikit menakutkan bagi para pengikut Yesus, bagaimana kita manusia bisa kudus seperti Allah yang maha kudus itu. Namun kita bisa belajar hidup kudus dengan memahami hal yang perlu kita pahami dan melakukan apa yang perlu kita lakukan. 

Lalu apa yang Alkitab katakan tentang kekudusan? dan bagaimana caranya agar kita bisa menjadi kudus dihadapan Allah. Mari kita belajar bersama.

Arti Kata Kudus Dalam Alkitab

Untuk membantu kita memahami kekudusan sedikit lebih baik. Mari kita gunakan sebuah cerita ilustrasi tentang sebuah roti strawbery.

Katakanlah saya dan keluarga saya, kami akan memakan roti strawbery, tetapi anak perempuan saya perlu pergi latihan tamborin di gereja. Jadi sebelum dia pergi, dia meminta kami untuk menyisakan roti untuknya. Jadi saya pergi ke kotak roti itu dan mengambil satu lalu menyisihkannya untuk anak saya.

Secara teknis, roti yang saya sisihkan untuk anak saya akan dihitung sebagai sesuatu yang kudus. Mengapa? Karena kata kudus berarti dipisahkan. Kata "kudus" (Ibrani: qadosh, Yunani: hagios) secara harfiah berarti "dipisahkan" atau "dikuduskan" untuk Allah.

Jadi, karena roti milik anak saya terpisah dari semua roti yang lain, dan karena roti ini berbeda dari roti lainnya, maka roti ini dianggap Kudus karena milik anak saya.

Jadi ketika Tuhan menggambarkan dirinya sebagai Kudus, ya itu memang berarti dia sepenuhnya murni dan tanpa cacat. Namun terlebih lagi itu juga berarti bahwa dia sepenuhnya berbeda dan terpisah dari segala sesuatu yang kita ketahui.

Kita diciptakan. Dia tidak diciptakan. Kita tidak sempurna. Dia sepenuhnya sempurna. Kekuatan kita terbatas. KekuatanNya tidak dapat diukur. Dan meski cinta kita bisa gagal, cintanya tak berbatas. Maka ketahuilah bahwa Tuhan yang kekuasaanNya tak terbatas, pengetahuanNya luas, dan kudus, tidak seperti apa pun yang kita kenal sekarang. Dan karena alasan itulah dia dikhususkan. Atau dengan kata lain, dia Kudus.

Hal Yang Perlu Kita Pahami Tentang Kekudusan

Ketahuilah Bahwa Tuhan Itu Benar- Benar Kudus

Wahyu 4:8 (TB)  Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."  

Dalam bagian ini Yohanes diangkat ke surga dalam sebuah penglihatan, dan dia berdiri di ruang takhta Tuhan. Dan di sekitar singgasana Tuhan ada empat makhluk malaikat. Yang pertama tampak seperti singa dan kedua tampak seperti anak sapi. Yang ketiga berwajah seperti manusia, dan yang terakhir seperti burung elang. masing-masing memiliki enam sayap dan penuh mata.

Apakah sekarang kedengarannya menyeramkan? Ya.

Tetapi saya percaya bahwa makhluk-makhluk ini berada di luar pemahaman kita. Dan saya tidak berpikir bahwa Tuhan, yang menciptakan semua keindahan di dunia, akan mengelilingi singgasananya dengan malaikat-malaikat yang  aneh dan menyeramkan.

Tapi yang ingin saya sampaikan di sini adalah bahwa keempat makhluk ini yang diberi hak istimewa untuk mengelilingi tahta Raja segala Raja, tidak beristirahat siang atau malam. Dan mereka terus menerus mengatakan, Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah Yang Mahakuasa, yang telah ada, yang ada sekarang dan yang akan datang.

Dan saya ingin kita memperhatikan bahwa dari semua sifat Tuhan, yang mereka ulangi adalah “Kudus”. Mereka tidak mengatakan kasih, kasih, kasih atau kuat, kuat, kuat atau bijaksana, bijaksana, bijaksana. Sebaliknya, mereka memfokuskan, menyorot, dan menekankan tentang Kudus. Mengapa? Mungkin karena kekudusan Tuhan mempengaruhi semua sifat-sifat- Nya yang lain.

Ingat roti yang berbeda dan istimewa dari semua roti lainnya dalam cerita ilustrasi diawal tadi? Ya, cinta Tuhan berbeda dengan semua cinta lainnya. Kemurahan-Nya terpisah dari siapa pun yang diberi kemurahan, dan kekuatannya dipisahkan dari apa pun yang kuat karena kekuatannya tidak akan pernah gagal dan tak terbatas.

Sesungguhnya, hikmat, pengetahuan, pengertian, kasih karunia, dan rasa keadilanNya semuanya Kudus, berbeda, istimewa dan terpisah karena tidak dapat dibandingkan dengan apa pun yang kita ketahui.

Dan mengucapkan kudus sekali saja tidak cukup bagi keempat makhluk hidup itu. Maka mereka mengulang, Kudus, kudus, kudus atau terpisah, terpisah, terpisah atau berbeda, berbeda, berbeda.

Karena Dia, Tuhan, sama sekali tidak seperti apa pun atau siapa pun. AKU adalah AKU kata Tuhan. Dan tidak ada perbandingannya. Sebab meskipun semuanya terbatas, hanya Dia yang tidak memiliki batas.

Bagaimana Jika Manusia Yang Tidak Kudus Berhadapan Dengan Tuhan Yang Maha Kudus

Jadi bagaimana jika menyangkut soal kekudusan? Haruskah Tuhan yang Kudus bersentuhan dengan seseorang yang tidak Kudus?

Lihatlah Yesaya 6:3-5

Yesaya 6:3-5 (TB)  Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"  

Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itu pun penuhlah dengan asap.

Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam." 

Dalam bagian ini, Yesaya dibawa ke ruang takhta Allah seperti halnya Yohanes. dan dia juga melihat makhluk malaikat dengan enam sayap. Dan mereka juga berseru, Kudus, kudus, kudus. dan sebagai respon terhadap apa yang Yesaya lihat, ada kesedihan dan keputusasaan total. Yesaya hanya mampu melihat kenajisannya sendiri dan semua itu dapat dilihat jelas oleh Yesaya.

Ketika dia memandang Tuhan yang maha Kudus, Yesaya menyadari bahwa dia tidak seharusnya berada di sana karena ia begitu najis dan tercemar.

Ada sebuah cerita seorang karyawan konstruksi, yang mana setelah menangani peralatan berminyak dan bekerja berjam-jam di tempat yang panas, dan terlihat seperti orang yang berantakan.Kemudian dia perlu membeli sesuatu di toko disebuah mall untuk pekerjaannya

Dan ketika dia masuk, dia melihat bahwa dia berada di lingkungan yang sangat mewah dan lantainya bersih, segala sesuatunya tertata rapi, dan semua orang mengenakan pakaian bagus. Kemudian dia merasa tidak berada pada tempatnya, dan bahwa dia mungkin bisa membuat sesuatu menjadi kotor jika dia tidak berhati-hati. Dia merasa malu karena merasa berpakaian kurang pantas dibandingkan semua orang lainnya.

Nah, itu hanya soal seseorang yang berpakaian kotor di tempat mewah atau bersih. Bayangkan bagaimana perasaan orang-orang berdosa di hadapan Tuhan yang maha kudus, Yang kekudusan dan keadilannya mampu untuk melihat melampaui segalanya dan melihat setiap hal yang kotor tentang kita.

Mata Tuhan dapat melihat semua yang kita pikirkan, semua yang kita lakukan, dan semua yang kita katakan. Dan selanjutnya, bayangkan rasa bersalah dan putus asa yang akan dirasakan seseorang saat mereka melihat Tuhan yang maha Kudus.

A.W Tozer, ketika ia menggambarkan kekudusan Tuhan, berkata, “Kita harus menyembunyikan ketidakkudusan kita dalam luka-luka Kristus seperti Ketika Musa menyembunyikan dirinya di celah batu, sementara kemuliaan Allah lewat. Kita harus berlindung dari Tuhan didalam Tuhan. Di atas segalanya, kita harus percaya bahwa Tuhan melihat kita sempurna di dalam Anak-Nya, sementara dia mendisiplinkan dan menghukum dan menyucikan kita, agar kita dapat mengambil bagian dalam kekudusan-Nya.

Jadi singkatnya, apa yang Tozer jelaskan di sini adalah bahwa satu- satunya cara untuk diselamatkan dari kekudusan Allah yang menembus adalah bersembunyi di dalam Allah sendiri, karena hanya melalui iman dalam Yesus orang-orang dapat menjadi orang benar dan dibersihkan dari dosa-dosa kita.

Kita tidak dapat menjalani hidup kudus seperti Kristus jika tidak bersembunyi dalam Kristus itu sendiri. Maka setelah memahami bahwa Tuhan itu begitu Kudus dan kita tidak bisa hidup dihadapan Tuhan yang begitu kudus itu dengan segala dosa dan kecemaran kita. Serta segala usaha kita untuk menjadi kudus tidak akan pernah cukup, dan bahwa satu-satunya jalan untuk memperoleh pengudusan itu adalah melalui Yesus Kristus, kita memerlukan langkah kedua, yakni mengingat bahwa kita diselamatkan oleh iman, bukan karena kebaikan kita.

Ingatlah Bahwa Kita Diselamatkan Oleh Iman, Bukan Karena "Kebaikan" Kita

Ingatlah bahwa Anda diselamatkan oleh iman bukan karena kebaikanmu.

Roma 5:1-2 (TB)  Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.

Dalam bagian ini, Paulus menjelaskan bahwa manusia dibenarkan atau dinyatakan benar melalui iman, dan karena itu, Allah berdamai dengan orang Kristen melalui Yesus. Jadi sekarang orang bisa memiliki akses kepada kasih karunia Allah melalui iman dan dapat bersukacita dalam pengharapan akan kemuliaan Allah.

Penting untuk dicatat bahwa ketidakkudusan atau dosa pasti dihukum. Roma 1:18, dikatakan bahwa Allah murka terhadap segala kefasikan dan kejahatan. Dan dalam Roma 6:23 dikatakan bahwa hukuman atas dosa atau ketidakbenaran adalah maut. Atau dengan kata lain, sebagai Tuhan yang Kudus, pasti menghakimi dan menghukum semua dosa dan ketidakkudusan. Kalau tidak, dia tidak mungkin adil.

Jadi Tuhan datang menjadi manusia, yaitu Yesus. Dan Yesus membayar hukuman mati kita dan menanggung murka Allah.

Maka Roma 5:1 memberitahu kita bahwa kita dinyatakan benar karena iman, dan bahwa melalui Yesuslah orang-orang berdosa yang tidak Kudus dapat memperoleh damai dengan Tuhan yang benar dan kudus.

Disinilah poin penting yang perlu kita pahami tentang menjadi kudus bagi Tuhan, anak-anak Tuhan harus mengerti bahwa bukanlah hal-hal baik yang kita lakukan yang membuat kita kudus, tetapi iman kepada Yesus itulah yang membawa kita kepada pengudusan hidup.

Ingat apa yang dikatakan Tozer, kita diselamatkan dari Tuhan di dalam Tuhan dan artinya ialah kita diselamatkan dari murka dan penghakiman Allah atas ketidakkudusan kita melalui Yesus, kematianNya untuk dosa-dosa kita.

Dan ketika orang-orang memiliki iman dan percaya bahwa Yesus mati untuk dosa-dosa mereka, Yesus membungkus mereka dengan kekudusanNya sendiri. Seperti lagu pujian diawal tadi, “kekudusanMu melingkupiku..”

2 Korintus 5:21 (TB)  Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

Kolose 3:3 (TB)  Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. 

Dan inilah satu-satunya jalan bagi orang-orang yang tidak Kudus dan najis untuk memperoleh kedamaian dengan Tuhan yang maha kudus, mereka tidak perlu melakukan hal-hal baik untuk menjadi Kudus, melainkan menjadi kudus melalui kasih karunia, melalui iman. 

Hal-hal baik yang kita lakukan bukan untuk membuat kita kudus, tetapi justru karena kita sudah dikuduskan dalam Yesus.

orang Kristen harus memahami bahwa mereka tidak akan pernah bisa menjadi kudus berdasarkan perbuatan mereka sendiri, tetapi mereka hanya dijadikan benar dan kudus melalui pekerjaan Yesus.

Kita lihat, Yesus diperlakukan seolah-olah dia menjalani hidup kita dan menebus dosa kita. Dan dengan melakukan hal itu, Tuhan melihat denda atau hukuman dosa itu telah dibayar. 

Dan sekarang sebaliknya Allah memperlakukan kita seolah-olah kita menjalani kehidupan Yesus dalam kesempurnaan total, tanpa dosa apa pun dan kudus dihadapan Allah.

Jadi ingatlah, ketika berbicara tentang kekudusan, penting untuk diingat bahwa kita menjadi kudus berdasarkan kasih karunia Allah, menurut iman kita kepada Yesus. tidak berdasarkan pada apa yang kita lakukan. 

Maka sekarang jika ditanya apakah manusia bisa menjadi Kudus dihadapan Allah? maka hal itu menjadi mungkin dan bisa jika seseorang percaya kepada Yesus, sehingga hidupnya tersembunyi didalam Yesus. Maka ketika Allah melihat orang tersebut, Dia melihat Yesus yang kudus.

Bahaya Orang Yang Berusaha Hidup Kudus dengan Tindakan Mereka Sendiri

pertama, orang yang berusaha sendiri untuk menjadi kudus akan merasa frustasi karena selalu gagal. Mereka akan segera merasa tidak berdaya karena jatuh dalam dosa yang sama secara terus menerus dan berulang.

kedua, orang-orang yang berpikir bahwa mereka dapat mencapai kekudusan dengan tindakan mereka sendiri akan segera memiliki hati seorang Farisi, 

Orang-orang yang berpikir dapat mencapai kekudusan dengan tindakan mereka sendiri mungkin akan melakukan semua hal Kudus dan baik, tetapi kehilangan Tuhan. dan pada akhirnya mereka akan berjuang melawan kesombongan mereka, dan kemungkinan besar akan berpikir bahwa mereka lebih baik dan lebih Kudus dari orang lain.

Lalu apakah itu berarti kita tidak perlu memperjuangkan kehidupan yang Kudus?

Tentu tidak demikian!! Kita tetap perlu berusaha untuk hidup Kudus, namun bukan karena harus melakukan hal itu agar Kudus, tetapi karena kita menyadari bahwa Yesus sudah berkorban agar kita bisa menjadi Kudus dihadapan Allah.

Oleh karena itu,

Ada beberapa hal praktis yang bisa kita kerjakan agar kita bisa belajar hidup kudus seperti Kristus. sebelum mempelajari hal apa saja yang bisa kita kerjakan, perlu digaris bawahi bahwa 

kita melakukan hal-hal tersebut bukan untuk menjadi Kudus, namun justru karena kita tahu bahwa kita sudah dikuduskan melalui iman dalam Yesus Kristus.

Hal Yang Perlu Kita Kerjakan Untuk Dapat Hidup Kudus Seperti Kristus

  1. Jangan Kehilangan Perhatian dan Kepedulian terhadap sesama

Meskipun Kudus berarti dipisahkan untuk Tuhan, hal ini bukan berarti kita kehilangan perhatian dan kepedulian terhadap sesama. Kisah dalam Yohanes 8:2-10 mengajarkan kita tentang hal tersebut.

Yohanes 8:2-5 (TB)  Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka.

Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah

lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. 

Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"  

Dalam ayat tersebut dikisahkan, Yesus sedang mengajar. Dan orang-orang Farisi membawa seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Dan mereka mengatakan kepada Yesus bahwa wanita ini pantas mati dan ini seharusnya menempatkan Yesus dalam situasi yang sulit karena Yesus mengajarkan kasih dan menyembuhkan, memberi makan, mengajar, dan mengurus orang-orang.

Jadi jika dia mengizinkannya dirajam sampai mati, itu akan bertentangan dengan apa yang diperjuangkannya. Pada saat yang sama, Firman Tuhan mengatakan bahwa mereka yang berzina harus dirajam dengan batu. Jadi jika dia tidak melempari perempuan itu dengan batu, maka dia akan menentang firman Tuhan. Apa pun caranya, apakah Yesus memilih untuk melempari wanita ini dengan batu atau tidak, dia akan kalah.

Dan orang-orang Farisi mengetahui hal ini. maka Yesus menjawab kesulitan ini dengan berlutut dan menggunakan jarinya untuk menulis di atas debu lantai. Dan ketika para pemimpin agama menuntut Yesus untuk menjawab, dia tidak memperhatikan mereka. Dan dia terus menulis dengan jarinya.

Lalu Yesus berdiri dan berkata kepada mereka, dia yang tidak berdosa pergilah dan lemparkan batu pertama. Dan Yesus kembali terus menulis di lantai. Dan segera setelah orang-orang melihat apa yang Yesus tulis, mereka semua pergi satu per satu hingga hanya tersisa Yesus dan wanita itu. Dan sampai hari ini, tidak seorang pun dapat sepenuhnya yakin apa yang Yesus tulis di tanah.

Dan saya berpikir bahwa Yesus menulis dosa-dosa orang-orang yang menginginkannya untuk melempari wanita itu dengan batu karena seperti yang Yesus tulis, mereka semua merasa bersalah dan pergi. Dan ketika mereka semua pergi, hanya tinggal wanita itu dan Yesus saja. 

Lalu Yesus memandangnya dan bertanya, hei, di manakah orang-orang yang menuduhmu itu? Tidak adakah yang melempari mu? Dan dia berkata, tidak ada seorang pun. Dan kemudian Yesus berkata, Aku pun tidak menghukummu. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi.

Jadi apa yang saya ingin kita perhatikan disini adalah bahwa Yesus adalah Tuhan yang Kudus dalam Alkitab. Kekudusannya tidak terbatas. Dan yang saya sukai adalah bahwa Yesus mengabaikan para pemimpin agama yang ingin melakukan hal-hal yang kudus, tetapi dia memberikan perhatian penuh kepada wanita ini yang terperangkap dalam dosa.

Dan hal ini membawa saya pada pelajaran yang sangat penting bagi orang-orang yang ingin menjadi kudus bagi Tuhan. Jangan kehilangan perhatian dan kepedulian terhadap orang lain. Sebab justru dengan memperhatikan dan memperdulikan mereka terlebih yang tak berdaya itu adalah jalan hidup Kudus yang Yesus ajarkan, lebih dari sekedar menegakkan “kekudusan” dengan cara menghakimi sesama.

Bukankah kerap kali kita yang merasa rohani dan rajin beribadah dengan cepat menghakimi orang lain yang berbuat dosa? Kita merasa lebih Kudus dari mereka yang “terlihat” berdosa. Padahal kita sejatinya sama-sama “pendosa” hanya saja “varian dosa”nya saja yang berbeda??

Anda lihat, Yesus, sebagai Tuhan segala kekudusan, menghabiskan seluruh pelayanannya untuk mengurus 12 muridnya, dan dia memberi makan, mengajar, dan menyembuhkan ribuan orang. Dan dalam bagian seperti ini, kita dapat melihat bahwa hatinya siap untuk membela yang lemah dan yang tak berdaya.

Jadi bagi orang-orang yang berusaha untuk menjadi Kudus seperti Kristus, mereka harus belajar hidup seperti Yesus Kristus, Tuhan mereka. Dan itu berarti menjadi pelayan bagi orang lain dan membantu mereka yang “berdosa” untuk beriman kepada Yesus sehingga mereka juga mendapatkan “pengudusan” melalui iman dalam Kristus.

  1. Serahkan Bagian-Bagian Hidupmu Kepada Tuhan

1 Petrus 1:14-16 (TB)

Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.  

Hidup Kudus seperti Kristus memang bukan berbicara upaya kita melakukan hal-hal Kudus karena kita hanya dapat dipandang Kudus jika kita hidup dalam Yesus Kristus. Namun kita juga perlu memberikan setiap aspek atau bagian hidup kita kepada Tuhan agar itu menjadi Kudus bagi Tuhan. Ingat “Kudus” berarti dipisahkan untuk Tuhan.

Sekali lagi!! Kita menyerahkan setiap aspek atau bagian hidup kita kepada Tuhan bukan agar kita menjadi kudus, tetapi karena kita memiliki hati untuk menyenangkan Allah yang telah mengasihi kita dan mati untuk kita yang dengan pengorbanannya kita menjadi Kudus dihadapan Allah.

Jadi justru ketika kita menyadari pengorbanan Kristus itulah Orang percaya perlu mengambil langkah serius untuk menjadi kudus. Karena Tuhan itu kudus.

Contoh Bagian Hidup Yang Bisa Kita Berikan Bagi Tuhan

Mulailah dengan melihat tempat-tempat fisik yang biasa kita kunjungi dalam kehidupan sehari-hari. Dan kemudian bayangkan bagaimana jadinya jika kita memberikan kendali penuh atas area itu kepada Tuhan dan kita mengkhususkannya untuk Tuhan.

Kita bisa menyerahkan pekerjaan, sekolah, rumah, gereja, atau mungkin tempat latihan olahraga kita untuk Tuhan.

Jadi coba ambil satu bagian itu, misalkan kita akan menggunakan pekerjaan sebagai contoh. Selanjutnya, bayangkan banyaknya karyawan yang datang, bekerja di tempat saudara bekerja dan kemudian pulang ke rumah. 

Sekarang, pikirkan jika saudara ingin membuat pekerjaan saudara itu menjadi kudus, saudara ingin membuatnya terpisah dan berbeda untuk kemuliaan Tuhan. Apa yang saudara akan kerjakan?

Mungkin saudara melihat semua karyawan di tempat saudara bekerja, akan ada beberapa orang yang datang terlambat, mungkin beberapa orang yang tidak benar- benar melakukan yang terbaik. Ada juga Orang yang mengambil jalan pintas atau orang yang memiliki sikap buruk di sebagian besar waktu kerja mereka, atau ada orang yang hanya bekerja karena gaji tanpa hati. 

Dan pertanyaan yang ingin saya tanyakan kepada saudara adalah apa yang akan dilakukan oleh seorang karyawan yang ingin pekerjaannya menjadi istimewa dan berbeda dengan karyawan lainnya untuk dipersembahkan kepada Tuhan?

Dan untuk membantu kita memvisualisasikannya lebih lanjut. Coba bayangkan jika Yesus menjadi karyawan di tempat kerja Anda. Dia pasti tidak akan terlambat. Dia pasti peduli dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya. Dan dia mungkin akan berusaha keras untuk berkomunikasi, mendengarkan, dan memenuhi kebutuhan serta tuntutan pekerjaannya.

Jadi jika kita melakukan sesuatu di tempat kerja, kita harus melihat bagaimana kita dapat membuatnya berbeda dan Kudus.

Untuk menjadi Kudus dalam pekerjaan saudara, maka Saudara perlu memikirkan sesuatu yang harus Saudara lakukan di tempat kerja, dan kemudian meminta hikmat kepada Tuhan tentang bagaimana tindakan tersebut dapat menjadikan pekerjaan saudara kudus, terpisah, dan berbeda.

Dalam 1 Petrus 1:15-16. dikatakan kita harus kudus dalam seluruh hidupmu. Maka tentu kita juga perlu melakukannya dengan bagian hidup kita lainnya selain pekerjaan.

Hal yang sama bisa kita terapkan dalam bagian hidup kita yang lain, Keluarga misalkan. Bagaimana caranya atau apa yang bisa kita lakukan agar keluarga kita menjadi Kudus bagi Tuhan. Apa yang perlu kita kerjakan dan ubah disana? Begitu pula dengan pelayanan, bisnis dan sebagainya.

Selain itu, Saudara bisa memberi Tuhan sesuatu yang lain yaitu aktivitas kegiatan mingguan saudara. Jadi saudara bisa memberikan hobi saudara, olahraga saudara, musik saudara, waktu istirahat saudara kepada Tuhan, atau hubungan saudara dengan anggota keluarga, teman, atau pasangan.

Dan jika Saudara ingin menjadikan salah satu dari hal-hal tersebut menjadi kudus, Saya sarankan saudara memilih salah satu dulu dari kegiatan ini. Dan kemudian merenungkan secara mendalam apa yang Tuhan pikirkan mengenai hal itu, dan kemudian mempersembahkan kegiatan itu kepada Tuhan. 

Melangkahlah setapak demi setapak dalam kekudusan hidupmu. Tapi tetaplah melangkah, jangan berhenti sampai kita bisa memberikan seluruh hidup kita kepada Tuhan sebagai sesuatu yang kudus.

mungkin bahkan saat sedang beristirahat, saudara meluangkan waktu untuk duduk dalam keheningan dan berterima kasih kepada Tuhan atas berkat dalam hidupmu. Jadi sekali lagi, dengan cara yang sama Petrus memberitahu kita untuk menjadi kudus dalam seluruh tingkah laku kita.

Benar-benar perhatikan apa yang saudara lakukan secara rutin. Dan kemudian berikan dan persembahkan salah satu tindakanmu kepada Tuhan. Dan ketika saudara melakukan ini, renungkanlah Yohanes 3:30 di mana Yohanes Pembaptis berkata, Ia, Allah, harus makin bertambah, tetapi aku harus makin berkurang.

Hal Tersulit Untuk Diberikan Kepada Tuhan

untuk menutup. Saya pikir salah satu hal yang paling sulit untuk diberikan kepada Tuhan adalah dosa kita dalam hidup kita, terutama jika ada dosa tertentu yang telah menguasai. 

Namun salah satu hal yang paling membantu untuk dilakukan adalah terus menemukan hal-hal dalam hidup saudara, untuk diberikan kepada Tuhan.

Dan berusaha sekuat tenaga untuk menyerahkannya (pekerjaan, hobi, hubungan, waktu istirahat, dan sebagainya) kepada Tuhan. Karena saat engkau memberikan bagian-bagian kecil hidupmu kepada Tuhan, lama kelamaan Tuhan akan mempengaruhi caramu bekerja, caramu berbicara dengan orang lain dan caramu berpikir tentang isu-isu tertentu.

Dengan demikian seiring dengan berkembangnya hal ini dari sebuah langkah iman menjadi sebuah kebiasaan kecil, Seiring berjalannya waktu, kekudusan akan tumbuh menjadi gaya hidup kita. Dan kita akan mulai bertumbuh lebih lagi dalam roh. Dan ketika waktu itu tiba, kita akan menemukan bahwa akan lebih mudah untuk memerangi dosa-dosa tertentu.

Karena Galatia 5:16 mengatakan bahwa jika kamu hidup dalam roh, kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Jadi, ambillah kekudusanmu selangkah demi selangkah, dan saat engkau melangkah maju, jangan lakukan itu karena engkau harus melakukannya, tetapi karena Yesus mengasihi engkau, Amin


Posting Komentar untuk " Hidup Kudus Seperti Kristus"