Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ishak: Iman itu Memandang Jauh Kedepan

Salah satu aspek dari iman seseorang adalah mampu percaya bahwa Tuhan memegang masa depan kehidupannya. Iman mempu memandang jauh kedepan, bahwa di depan dana ada kehendak, ada pembelaan dan ada waku Tuhan yang indah bagi hidup kita. Belajar dari iman seorang tokoh Alkitab bernama Ishak.


Ibrani 11:20
“Karena iman maka Ishak, sambil memandang jauh ke depan, memberikan berkatnya kepada Yakub dan Esau.”


Pribadi Ishak

Ishak adalah anak Perjanjian yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham.  Ishak dilahirkan di tenda, 25 tahun setelah Abraham pergi dari rumah dan segala harta bendanya. Sebelum pergi Abraham adalah orang kaya raya di daerahnya.

Ishak terus mencari hari depan. Ishak bukan menjadi pelayan sejarah dan penikmat masa kini, tetapi Ishak adalah seorang yang memandang masa depan. Dengan iman Ishak mampu memandang jauh ke depan, bahkan sesuatu yang belum dilihatnya dengan mata jasmani ketika dia mengucapkan berkat kepada Yakub dan Esau.

Wujud Iman Ishak

Dari perjalanan kehidupan Ishak kita dapat belajar bagaimana wujud iman dari Ishak. Iman Ishak memampukan dia untuk dapat berserah kepada kehendak Tuhan, berserah kepada pembelaan Tuhan dan berserah kepada waktunya Tuhan.

1. Berserah kepada kehendak Tuhan

Kejadian 22 : 7-8
Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?"
Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.

Pada waktu akan dipersembahkan oleh Abraham, Ishak adalah seorang pemuda yang berasio. Buktinya dia bertanya: dimanakah domba untuk korban bakaran? Tetapi imannya berkata:

Kalau Tuhan meminta Abraham, ayahnya untuk memberi persembahan, maka pasti akan disediakan. Dan kalaupun dia harus mati sebagai korban persembahan, Ishak percaya bahwa Tuhan akan menghidupkannya kembali. Ishak tidak berprasangka buruk kepada Tuhan.

Inilah wujud iman dari seorang Ishak. Dia percaya bahwa Tuhan itu selalu punya rencana yang indah. Oleh karena itulah ishak mampu berserah kepada kehendak Tuhan. Jadi kita bisa melihat bahwa dalam cerita ketika Abraham diminta untuk mempersembahkan Ishak, bukan hanya iman Abraham yang diuji namun juga iman Ishak. Iman memampukan Ishak melihat pertolongan Tuhan ketika dia berserah kepada kehendak Tuhan.

Renungkan hidup kita, bila kita percaya bahwa Tuhan yang memegang hidup dan masa depan kita, maka kita akan mampu berserah kepada kehendak Tuhan. Kita percaya bahwa apapun yang terjadi dalam kehidupan kita ada kehendak dan campur tangan Tuhan yang indah bagi hidup kita.

2. Berserah kepada Pembelaan Tuhan

Di dalam Kejadian 26:12-22 diceritakan bahwa Ishak tidak mau berebut soal sumur, dia belajar mengalah dan menyerahkan segalanya pada pembelaan Tuhan. Ishak percaya bahwa Tuhan akan memberikan sumur yang jauh lebih baik.

Ketika Ishak memandang jauh kedepan kepada pembelaan Tuhan, maka Tuhan menunjukan pembelaannya. (lihat. Kejadian 26:23-33). Tuhan menunjukan pembelaannya kepada orang yang beriman kepadanya, yang mampu melihat pertolongan Tuhan di atas setiap persoalan yang terjadi.

Renungkan hidup kita, berserah kepada pembelaan Tuhan akan membawa kita mengalami berkat dan pertolongan Tuhan dalam setiap persoalan hidup kita. Bila saat ini kita sedang mengalami persoalan, belajar berserah kepada pembelaan Tuhan. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, namun berikanlah ruang bagi Tuhan untuk menyatakan pembelaan-Nya atas hidup kita.

3. Berserah kepada waktunya Tuhan

Kejadian 27:27-40 menceritakan Ishak memberikan berkat kepada Yakub dan Esau dengan iman bahwa segala yang diucapkannya akan terjadi suatu saat nanti sesuai dengan waktunya Tuhan. Perkataan berkat yang diucapkan Ishak ini benar-benar terjadi kepada kedua anaknya. (lihat. Kejadian 33:9).

Ishak memberikan berkat karena dia mempunyai iman bahwa ada hari depan yang indah didalam Tuhan dan dia menyerahkan segalanya pada waktunya Tuhan. Sekali lagi kita dapat melihat wujud iman Ishak, dengan iman dia mampu melihat hari depan yang indah bagi anak-anakNya. Ishak belajar menyerahkan masa depan anak-anakNya kepada Tuhan. Dia percaya bahwa waktu Tuhan adalah yang terbaik.

Renungkan hidup kita, bila saat ini kita sedang kuatir akan masa depan, cobalah perkatakan berkat atas kehidupan dan masa depan kita. Percayalah dengan iman bahwa semua yang kita ucapkan atas masa depan kita akan benar-benar terjadi sesuai dengan waktunya Tuhan.

Sungguh suatu teladan iman yang luar biasa dari seorang Ishak. Dia benar-benar meneladani iman dari Abraham ayahnya. Ishak belajar memiliki iman untuk memandang jauh kedepan. Bahwa selalu ada kehendak Tuhan, pertolongan Tuhan dan waktu Tuhan yang indah bagi hidupnya. Bagaimana dengan kita? Sudahkah iman kita mampu membuat kita untuk melihat hal-hal tersebut dalam hidup kita? Kiranya Tuhan memampukan kita untuk memiliki iman yang demikian. Amin..

Posting Komentar untuk "Ishak: Iman itu Memandang Jauh Kedepan"