Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Belajar dari Peristiwa Yesus diurapi oleh Maria

Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania. Sebelumnya Dia berada di Efraim setelah peristiwa kebangkitan Lazarus dan adanya permufakatan untuk membunuh Yesus (Yoh 11: 54). Dari Efraim itulah Yesus pergi ke Betania dimana Betania merupakan sebuah kota yang jaraknya sangat dekat dengan Yerusalem. Di Betania inilah diadakan perjamuan untuk Yesus dan terjadilah peristiwa Yesus diurapi oleh Maria.

Peristiwa ini terjadi di rumah Simon si kusta (Mrk 14:3). Dalam peristiwa yang tercatat dalam Yohanes 12:1-11 ini kita akan belajar setidaknya ada 3 tokoh yang mewakili sikap dan kasih yang berbeda-beda. Sikap mereka berbeda karena rasa kasih mereka berbeda-beda. Maria mengasihi Yesus, Yudas cinta akan uang, dan imam-imam kepala cinta diri sendiri.


1. Maria Mengasihi Yesus (Yoh 12:1-3)

Kasih kepada Yesus inilah yang menggerakan hati Maria untuk melakukan pengurapan kepada Yesus dengan minyak narwastu yang bila dihitung nilainya sangat mahal. Minyak narwastu yang dituangkan Maria itu setara nilainya dengan setahun penuh upah kerja seseorang. Namun bagi Maria hal itu tidak menjadi suatu masalah. Dia tidak hitung-hitungan dengan Yesus. Satu hal yang mendasari Maria melakukan hal itu adalah kasihnya kepada Yesus. 

Demikian juga dengan kita. Apabila kita mengasihi seseorang pasti kita akan melakukan segala sesuatu yang terbaik untuk orang tersebut. Jadi jika kita mengasihi Yesus maka kita juga akan digerakan untuk melakukan segala sesuatu yang terbaik dari diri kita untuk Yesus. “Orang yang mengasihi Tuhan tidak akan menanyakan untung ruginya ketika melakukan sesuatu bagi Dia.”

2. Yudas Cinta akan Uang (Yoh 12:4-8)

Cinta akan uang adalah akar segala kejahatan (1 Timotius 6:10). Hal inilah yang terjadi pada diri Yudas. Yudas menegur Maria yang melakukan pengurapan kepada Yesus dengan minyak narwastu yang mahal bukan karena dia peduli dengan orang miskin tetapi karena dia cinta akan uang (ay 6). Bahkan dikatakan dengan jelas bahwa Yudas sering melakukan korupsi pada saat dia dipercaya untuk memegang uang sebagai bendahara.

Pikiran Yudas hanya uang saja, hal ini dapat terlihat dari betapa cepatnya dia bisa menghitung berapa harga minyak narwastu yang digunakan Maria untuk mengurapi Yesus (ay 5). Sifat seperti ini jugalah yang membawa Yudas sebagai seorang pengkhianat. Dia rela menjual Yesus yang adalah gurunya sendiri hanya demi uang.

Di jaman sekarang hal seperti ini bukan hal yang asing untuk kita dengar. Jika kita melihat berita-berita kriminal, sebagian besar mereka melakukan kejahatan adalah demi uang. Dari mulai korupsi, perampokan, pencurian, bahkan pembunuhan dilatarbelakangi oleh motivasi uang. Jika seseorang sudah terbelenggu dengan uang dan memiliki sifat cinta akan uang, maka hal itu akan menimbulkan berbagai jenis kejahatan.

Tidak usah berbicara mengenai perampokan atau korupsi, 1 Tim 6:10 menggambarkan bahwa orang yang cinta akan uang memiliki fokus bagaimana mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Hal ini membawa seseorang menjadi kehilangan iman dan kasih bahkan sampai rela menyiksa dirinya hanya demi uang. Sikap Yudas sangat bertentangan dengan Maria yang memiliki kasih kepada Yesus sehingga dia rela memberikan yang terbaik yang ada pada dirinya untuk Kristus.

3. Imam-imam Kepala Mencintai Diri Sendiri (Yoh 12:9-11)

Sikap berikutnya adalah seperti yang dilakukan oleh para imam kepala. Begitu mendengar kabar mengenai Yesus, bahwa Yesus ada di Betania yang notabene dekat dengan Yerusalem (kira2 kurang dari 3 km) mereka dengan bersegera menuju kesana dengan suatu maksud untuk membunuh Yesus dan juga Lazarus (ay 10). Alasan mereka diungkapkan dalam ayat 11 bahwa mereka membenci Lazarus sebab dengan peristiwa itu banyak orang yang berbalik percaya kepada Yesus.

Perlu kita ingat bahwa mereka marah dan benci kepada Yesus bukan karena ingin membela kebenaran Taurat. Sebab kita tahu bahwa Yesus tidak pernah melanggar hukum Taurat, tetapi justru Yesus menggenapi hukum Taurat. Seandainya para imam kepala mau berpikir jernih dan menyelidiki kembali kitab Taurat, maka mereka akan menemukan bahwa Yesuslah yang dimaksud dalam kitab Taurat sebagai Mesias. Namun hal ini tertutupi oleh sebuah sikap yang berfokus pada diri sendiri.

Mereka lebih mencintai diri sendiri. Mereka merasa terancam dan terhina oleh semua yang dilakukan Yesus. Mereka tidak dapat menerima bahwa banyak pengikut mereka justru berbalik kepada Yesus. Bukannya insaf dan ikut percaya kepada Yesus mereka justru menentang Yesus. Mereka tidak mau kehilangan kehormatan yang selama ini mereka dapatkan, mereka juga tidak mau kehilangan keuntungan yang selama ini mereka dapatkan, baik dari persembahan jemaat maupun dengan praktek penjualan hewan kurban dan perlengkapan untuk korban yang mereka jual di bait suci. Sekali lagi ini menunjukan sikap yang egois yang berfokus kepada diri sendiri.

Sikap mencintai diri sendiri yang digambarkan oleh para imam kepala juga merupakan sikap yang sangat bertentangan dengan sikap yang ditunjukan oleh Maria. Keegoisan juga akan membawa orang kepada sebuah tindakan kejahatan. Biasanya hal ini akan dilakukan jika seseorang tersebut merasa dirinya dirugikan atau terancam.

Dari kisah Yesus diurapi Maria, kita bisa melihat tiga sikap yang berbeda dan membawa kepada tindakan yang berbeda pula. Dari sini kita dapat belajar bahwa siapa atau apa yang kita kasihi dan cintai akan membawa kita kepada sebuah sikap dan tindakan yang berbeda. Sebab apa yang kita kasihi dan cintai sebenarnya itulah yang menjadi fokus hidup kita dan arah dari segala tindakan kita.

Jika kita mencintai Yesus, maka fokus dan arah tindakan kita semua untuk Yesus, tetapi jika kita mencintai hal-hal yang lain, maka fokus dan arah tindakan kita juga akan mengarah kepada hal-hal tersebut, baik  itu uang, diri sendiri atau hal yang lainnya.


Posting Komentar untuk "Belajar dari Peristiwa Yesus diurapi oleh Maria"