Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa yang Dimaksud Dengan Mengandalkan Tuhan ?

Dalam kehidupan kita sebagai manusia tentu ada saatnya dimana kita merasa hidup ini berat dan penuh tekanan. Apalagi dimasa pandemi seperti sekarang ini. Masalah seseorang dengan orang yang lain tentu berbeda-beda, namun tahukah kita bahwa kita akan mencapai satu titik yang sama dimana tidak ada lagi yang bisa kita andalkan selain Tuhan. Tidak ada yang mengasihi kita seperti Tuhan mengasihi kita.

Pada saat seperti itulah orang akan mulai mencari Tuhan dan berserah kepada Tuhan. Ketika jalan terasa buntu, barulah orang teringat akan Tuhan dan meminta pertolongan. Apakah sikap seperti ini yang dimaksud mengandalkan Tuhan?

Dalam Yeremia 17:7-8 dikatakan bahwa orang yang mengandalkan Tuhan itu seperti pohon yang ditanam ditepi aliran air, yang daunnya tetap hijau dimusim kering. Bahkan tetap bisa menghasilkan buah dimasa tahun kering sekalipun.

Yeremia 17:7-8 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.

Ketika membaca ayat tersebut, seringkali yang diingat seseorang adalah tentang berkatnya, dimana orang yang mengandalkan Tuhan akan diberkati. Hal tersebut memang tidak salah, karena Firman Tuhan memang berkata demikian. Namun yang seringkali keliru adalah pemahaman atau pengertian mengenai mengandalkan Tuhan. 

Orang berpikir bahwa mengandalkan Tuhan adalah sikap ketika mengalami kesulitan hidup yang sudah tidak bisa kita atasi sendiri, barulah kita datang dan meminta pertolongan Tuhan. Namun pengertian mengandalkan Tuhan tidaklah demikian.

Untuk lebih memahami apa itu mengandalkan Tuhan, maka kita perlu membandingkan dengan Yeremia 17:7-8 terjemahan bahasa Inggris (New English Translation)

Jeremiah 17:7-8 (NET)  My blessing is on those people who trust in me, who put their confidence in me. They will be like a tree planted near a stream whose roots spread out toward the water. It has nothing to fear when the heat comes. Its leaves are always green. It has no need to be concerned in a year of drought. It does not stop bearing fruit.

Atau bila diterjemahkan menjadi

Yeremia 17:7-8 (NET) Berkat-Ku ada atas orang-orang yang percaya kepada-Ku, yang menaruh kepercayaannya kepada-Ku. Mereka akan seperti pohon yang ditanam di dekat aliran air yang akarnya menjalar ke air. Tidak ada yang perlu ditakuti ketika panas datang. Daunnya selalu hijau. Tidak perlu khawatir di tahun kekeringan. Itu tidak berhenti menghasilkan buah.

Dari ayat tersebut kita dapat memahami bahwa mengandalkan Tuhan itu diartikan sebagai percaya dan menaruh kepercayaan kepada Tuhan serta berakar di dalam Tuhan.

Mengandalkan Tuhan Berarti Percaya dan Mempercayakan

Dalam terjemahan bahasa Indonesia diartikan sebagai orang yang mengandalkan Tuhan, tetapi dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai orang-orang yang percaya dan menaruh kepercayaan kepada Tuhan. Dari sini kita dapat belajar bahwa ternyata, pengertian mengandalkan Tuhan bukan hanya ketika kita terjepit kemudian mencari Tuhan. Namun mengandalkan Tuhan adalah bagaimana dalam seluruh kehidupan kita percaya dan mempercayakan hidup kita kepada Tuhan.

Lalu apa beda percaya dan mempercayakan?

Percaya adalah sikap hati kita yang yakin bahwa Tuhan sanggup menolong dan menyelamatkan, sedangkan mempercayakan adalah tindakan kita menyerahkan hidup kita kepada Tuhan karena kita percaya. 

Analogi sederhananya misalkan saja seperti ini. Ketika kita akan membuat KTP atau Akta Lahir kita percaya bahwa perangkat desa seperti Ketua RT atau Kader desa dapat membantu kita mengurusnya karena itu memang bagian dari pekerjaan mereka. Tetapi kita bisa saja tidak mempercayakan hal tersebut kepada mereka. Kita bisa saja mengurus sendiri ke dinas kependudukan. Sekalipun kita percaya, namun kita dapat memilih mau mempercayakan atau tidak. 

Demikian pula hubungan kita dengan Tuhan. Sebagai manusia tentu kita percaya bahwa Tuhan itu mahakuasa dan sanggup menolong kita menghadapi persoalan kehidupan, tetapi belum tentu kita mempercayakan hidup kita kepada Tuhan. Bisa jadi kita memilih untuk menghadapinya sendiri. Baru setelah jalan buntu, kita minta pertolongan.

Oleh sebab itulah, mengandalkan Tuhan diartikan bukan hanya sekedar percaya, namun juga mempercayakan hidup kita kepada Tuhan. Bagaimana dengan hidup kita? Sudahkah kita mengandalkan Tuhan dalam pengertian yang seperti itu? Atau selama ini kita hanya percaya dalam hati namun tidak pernah mau mempercayakan hidup kita kepada Tuhan?

Mengandalkan Tuhan Berarti Bergerak Aktif

Mengadalkan Tuhan bukan sikap yang pasif dimana kita menyerahkan seluruhnya kepada Tuhan kemudian kita berdiam diri berharap semua dapat diselesaikan. Mengandalkan Tuhan merupakan tindakan aktif dengan melakukan bagian kita dengan sikap hati yang percaya bahwa Tuhan pasti menolong kita dalam menghadapi segala sesuatu.

Dalam Yeremia 17:8 tadi dikatakan bahwa orang yang mengandalkan Tuhan itu seumpama pohon yang ditanam ditepi air dan merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air. Pohon itu daunnya tetap hijau bahkan tetap menghasilkan buah dalam tahun kering sekalipun.

Hal ini bisa digambarkan seperti bila kita pergi ke suatu hutan atau daerah dimana ada banyak pohon. Di daerah tersebut sedang musim kering dan hampir semua pohon kering dan layu, serta tidak sedikit pula yang akhirnya mati. Namun diantara pohon-pohon kering tersebut ada pohon yang berbeda dengan keadaan banyak pohon yang lain. Pohon itu tetap hijau daunnya bahkan berbuah. Demikanlah digambarkan orang yang mengandalkan Tuhan.

Apa yang membuat pohon itu tetap hijau dan berbuah?

Dijelaskan disana bahwa yang membuat pohon itu tetap hijau daunnya dan berbuah adalah karena pohon tersebut merambatkan atau menjalarkan akarnya sampai ke air. Akar pohon ini kuat menembus tanah mencari air sebagai sumber kehidupan. Inilah rahasianya mengapa pohon tersebut dapat bertahan dalam tahun kering. 

Hal tersebut menjadi penggambaran bagi kita bahwa mengandalkan Tuhan itu bukan sikap yang instan. Mengandalkan Tuhan tidaklah sama dengan “The Power of Kepepet”, alias kalau terjepit baru lari kepada Tuhan. Mengandalkan Tuhan berawal dari membangun akar yang kuat di dalam Tuhan.

Terus bergerak mencari Tuhan akan membuat iman kita kuat dan terus terkoneksi dengan sumber air kehidupan. Ada hal yang perlu kita kerjakan, inilah makna mengandalkan Tuhan. Secara rohani berarti kita terus mendekat dan terkoneksi dengan Tuhan sebagai sumber air kehidupan dan secara jasmani kita terus berusaha melakukan bagian kita dalam menyelasaikan persoalan kehidupan.

Jadi jelas bahwa mengandalkan Tuhan sama sekali bukanlah sifat yang pasif, namun merupakan sikap yang aktif. Seperti akar pohon yang akan terus bergerak mencari sumber air, karena pohon itu tahu bahwa tanpa air dia akan mati. Demikianlah hendaknya kita menyadari, bahwa tanpa Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa. Selamat merenungkan, tetaplah mengandalkan Tuhan dalam segala keadaan. Tuhan Yesus memberkati.. 

Posting Komentar untuk "Apa yang Dimaksud Dengan Mengandalkan Tuhan ?"