Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna dan Pelajaran dari Perumpamaan Penggarap-Penggarap Kebun Anggur

Dalam perumpamaan mengenai para penggarap anggur, yang tercatat dalam Markus 12:1-17 terdapat gambaran simbolis mengenai perilaku manusia yang kerap kali mengambil hak dari Tuhan. Dikisahkan pada nats tersebut bahwa Yesus membentangkan sebuah perumpamaan yang mengkisahkan tentang penggarap-penggarap kebun anggur.

12:1 Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.

Sang pemilik kebun anggur ini menyewakan kebun anggurnya kepada para penggarap kebun anggur, tentu dengan sistem bagi hasil dimana ketika sudah datang musimnya, sang pemilik kebun anggur dapat menerima hasil sesuai dengan perjanjian bagi hasil. Sebagai seorang pemilik kebun anggur yang membuka dan menanam serta menyiapkan segala fasilitas dari mulai menanam sampai kepada pengolahan buah anggur, maka wajarlah sang pemilik anggur mengharapkan hasil yang menjadi bagiannya. 

Namun yang terjadi dalam kisah tersebut sungguh ironis. Ketika sang pemilik mengutus seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun anggur itu, para penggarap anggur justru menangkap dan memukul hamba itu dan menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. Sungguh suatu perbuatan yang tidak terpuji.

Sang pemilik anggur masih sabar menghadapi para penggarap kebun anggur yang tidak tahu malu itu. Pemilik kebun anggur itupun kemudian menyuruh seorang hamba yang lain, namun hamba itu juga mereka pukul sampai luka dikepala bahkan mereka mempermalukan hamba tersebut. Bahkan hamba-hamba sang pemilik kebun anggur itu yang diutus kemudian juga mereka pukuli sampai mati.

Setelah itu, pemilik anggur itu mengutus anaknya yang tunggal kepada mereka. Sang pemilik berpikir bahwa jika anaknya yang diutus mungkin para penggarap anggur akan segan. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Para penggarap anggur justru berpikir bahwa anak itu adalah ahli waris yang perlu disingkirkan agar kebun anggur itu menjadi milik mereka. Mereka menangkap anak pemilik anggur itu dan membunuhnya kemudian melemparkannya keluar kebun anggur itu. 

Makna Simbolis dari Perumpamaan Tentang Penggarap Kebun Anggur

Gambaran simbolis dari perumpamaan tersebut perlu kita pahami agar dapat mengerti apa yang dimaksud oleh Tuhan Yesus dengan menceritakan perumpamaan itu. Sang pemilik kebun anggur yang membuka kebun anggur dan menyiapkan segala fasilitasnya adalah Tuhan. Kebun anggur menggambarkan bangsa Israel, sebuah bangsa yang dipersiapkan Tuhan untuk karya keselamatan bagi seluruh dunia.

Para penggarap kebun anggur adalah para pemimpin agama Yahudi. Para hamba yang diutus menggambarkan para nabi yang setia kepada Tuhan, namun mereka dianiaya dan dibunuh oleh penggarap kebun anggur. Sedangkan anak yang dikasihi itu merujuk kepada Tuhan Yesus yang akhirnya juga dianiaya dan dibunuh oleh para penggarap kebun anggur itu.

Dari kisah ini kita mengerti bahwa Yesus sedang menyindir para pemimpin agama Yahudi yang berlaku seperti para penggarap kebu anggur yang tidak tahu diri. Hal ini terlihat juga dalam catatan Alkitab yang menyebutkan bahwa para pemimpin Yahudi sebenarnya menyadari bahwa yang dimaksudkan dalam perumpamaan itu adalah mereka. 

Markus 12:12 Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak, jadi mereka pergi dan membiarkan Dia.

Para pemimpin agama Yahudi memiliki nafsu besar untuk berkuasa atas Israel. Mereka mengharapkan kekuasaan dan kemuliaan, sehingga mereka menyangkali kebenaran Tuhan. Mereka merasa sebagai pemilik bangsa Isarel dan melupakan bahwa Tuhanlah sesungguhnya pemilik dari bangsa Israel.

Pelajaran Dari Perumpamaan Tentang Penggarap Kebun Anggur

Perenungan bagi kita adalah bahwa jangan sampai kita memiliki sikap seperti para penggarap kebun anggur atau para pemimpin agama Yahudi. Ketika kita dipercaya untuk melayani dan bekerja di ladang Tuhan, janganlah kita membusungkan dada dan berpikir bahwa semua itu adalah milik kita. Keberhasilan pekerjaan Tuhan adalah karena usaha dan kerja keras kita. Jika kita bersika demikian, maka tanpa sadar kita sedang mencuri kemuliaan Tuhan.

Kemampuan dan kuasa yang pada mulanya kita sadari sebagai anugerah Tuhan dan sesuatu yang dipercayakan kepada kita justru kemudian dianggap sebagai milik kita sendiri. Orang-orang yang kita layani seharusnya dibawa untuk mengagumi Tuhan, bukan sekedar mengagumi diri kita sendiri. Tidak hanya dalam pelayanan pekerjaan Tuhan, dalam kehidupan sehari-hari pun hal semacam ini kerap terjadi.

Berapa banyak orang yang lupa bahwa segala pencapaian yang dapat diraih, baik itu harta, jabatan ataupun karir adalah karena Tuhan memfasilitasi kita dengan segala yang baik. Kita hanya menggarap dan mengolah apa yang Tuhan sudah sediakan dalam hidup kita. Namun ketika berhasil, alih-alih kita memberikan apa yang menjadi hal Tuhan, sebaliknya kita justru mengklaim bahwa semuanya adalah milik kita.

Renungkan hidup kita sejenak, dan belajarlah dari perumpamaan tentang penggarap kebun anggur, agar kita tidak menjadi pribadi yang mengambil hak Tuhan. Biarlah hidup kita selalu menyenangkan hati Tuhan dan memuliakan Tuhan. Selamat merenungkan, Tuhan Yesus memberkati..

Posting Komentar untuk " Makna dan Pelajaran dari Perumpamaan Penggarap-Penggarap Kebun Anggur"