Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Imanuel, Penyertaan Tuhan Selalu Tersedia

Kata Imanuel hanya terdapat dalam 3 ayat Alkitab. Dalam Matius 1:23 kata Imanuel disebutkan sebagai penggenapan dari nubuatan nabi Yesaya dalam Kitab Yesaya 7:14.

Yesaya 7:14 (TB)  Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.

Konteks pada ayat tersebut adalah ketika nabi Yesaya mengatakan mengenai Imanuel kepada raja Ahas yang pada saat itu memerintah di Kerajaan Yehuda. Situasinya adalah raja Ahas sedang berada dalam ketakutan karena ancaman musuh yang siap menyerang kerajaannya.

Yesaya 7:1-2 (TB)  Dalam zaman Ahas bin Yotam bin Uzia, raja Yehuda, maka Rezin, raja Aram, dengan Pekah bin Remalya, raja Israel, maju ke Yerusalem untuk berperang melawan kota itu, namun mereka tidak dapat mengalahkannya.
Lalu diberitahukanlah kepada keluarga Daud: "Aram telah berkemah di wilayah Efraim," maka hati Ahas dan hati rakyatnya gemetar ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin.

Raja Aram dan Raja Israel bersekutu untuk melawan raja Ahas. Hal tersebut membuat Ahas bahkan seluruh rakyatnya menjadi gemetar dan takut. Pada saat itulah Tuhan memerintahkan kepada Yesaya yang merupakan Nabi Allah pada waktu itu menemui Ahas untuk menyampaikan Firman Tuhan.

Tuhan meminta Ahas untuk tidak takut dan tetap teguh hati sekalipun ada ancaman dari musuh. Tuhan berkata bahwa niat jahat kedua raja yang memusuhi Ahas itu tidak akan pernah terjadi.

Yesaya 7:3-4 (TB)  Berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: "Baiklah engkau keluar menemui Ahas, engkau dan Syear Yasyub, anakmu laki-laki, ke ujung saluran kolam atas, ke jalan raya pada Padang Tukang Penatu, dan katakanlah kepadanya: Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dengan Aram dan anak Remalya.

Yesaya 7:7 (TB)  maka beginilah firman Tuhan ALLAH: Tidak akan sampai hal itu, dan tidak akan terjadi,

Tuhan berkata, jika Ahas tidak percaya akan Firman Tuhan tersebut, Tuhan memberikan kebebasan untuk Ahas agar meminta tanda. Bahkan Tuhan mengijinkan tanda seperti apapun yang diminta Ahas akan dipenuhi.

Yesaya 7:11 (TB)  "Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu, biarlah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas."

Namun ternyata Ahas menolak untuk meminta tanda kepada Tuhan. Alasan yang disampaikan Ahas adalah karena dia tidak ingin mencobai Tuhan.

Yesaya 7:12 (TB)  Tetapi Ahas menjawab: "Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai TUHAN."

Sebuah alasan yang sepertinya religius dan benar, tetapi Tuhan mengetahui bahwa alasan yang sebenarnya Ahas menolak permintaan Tuhan untuk meminta tanda bukanlah karena ia tidak ingin mencobai Tuhan. Hal ini diungkapkan oleh Yesaya ketika menjawab Ahas yang tidak mau meminta tanda.

Tetapi yang menjadi alasan Ahas menolak meminta tanda kepada Tuhan adalah karena Ahas telah memutuskan untuk meminta bantuan kepada bangsa Asyur. Ahas lebih percaya kepada pertolongan raja Asyur daripada pertolongan Tuhan.

Akibatnya, kita bisa lihat dari sejarah bangsa Yehuda dimana pada akhirnya mereka terpaksa tunduk kepada bangsa Asyur hampir kira-kira satu abad. Dimana mereka dipaksa untuk memberikan upeti dalam jumlah besar sehingga menyengsarakan rakyat.

Penyertaan Tuhan Selalu Tersedia Bagi Mereka Yang Percaya


Namun menariknya bahwa Tuhan itu penuh kasih, Dia tetap memberikan suatu tanda dan janji penyertaan seperti yang disebutkan dalam Yesaya 7:14 tadi.

Hal ini sebenarnya menggambarkan pada kita bahwa penyertaan Tuhan itu selalu ada dan tersedia bagi kita. Hanya terkadang kita sendiri yang tidak mau hidup dalam penyertaan Tuhan seperti yang dilakukan Ahas.

Tuhan tidak akan mau memaksa seseorang untuk hidup dalam penyertaan-Nya. Itu merupakan pilihan masing-masing pribadi. Apakah dia mau hidup dalam penyertaan Tuhan atau tidak.

Lebih Percaya Kepada Apa Yang Dilihat

Dari Ahas kita belajar bahwa yang seringkali membuat kita tidak mau hidup dalam penyertaan Tuhan adalah karena kita lebih percaya kepada apa yang kita lihat.

Ahas lebih percaya pertolongan Asyur karena mereka jelas terlihat sebagai suatu bangsa yang kuat dan tak terkalahkan di zaman itu. Sedangkan pertolongan Tuhan belum nampak dan belum jelas bagaimana cara Tuhan menolong Ahas

Disinilah iman memegang peranan penting. Hidup dalam penyertaan Tuhan adalah hidup oleh iman dimana kita diajar untuk percaya dulu baru melihat. Iman itu adalah  dasar dari pengharapan kita dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

Ibrani 11:1 (TB)  Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

Banyak orang mau hidup dalam penyertaan Tuhan, tetapi tidak mau belajar beriman dan percaya kepada Tuhan. Kita selalu menuntut sesuatu yang serba instan dan mudah. Padahal penyertaan Tuhan tidaklah berbicara soal kemudahan tetapi soal bagaimana kita beriman ditengah kesulitan hidup.

Bersyukur Untuk Penyertaan Tuhan Yang Selalu Ada Bagi Kita

Kita perlu mengucap syukur untuk penyertaan Tuhan yang selalu ada bagi kita seperti yang telah Dia Firmankan. Sekalipun kita menolaknya itu akan tetap ada bagi kita.

Hanya saja kita perlu ingat bahwa selalu ada konsekuensi dari ketidakmauan kita hidup dalam penyertaan-Nya. Sebab Firman Tuhan mengingatkan kita bahwa diluar Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa.

Yohanes 15:5 (TB)  Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Pilihan ada ditangan kita, maukah kita hidup dalam penyertaan Tuhan sekalipun terkadang tidak kita pahami atau hidup diluar penyertaan Tuhan yang sepertinya jauh lebih mudah padahal tidak.

Posting Komentar untuk "Imanuel, Penyertaan Tuhan Selalu Tersedia "