Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hidup Berfokus Kekekalan

Ketika saya mencoba mencari ayat yang berbicara mengenai kekekalan ternyata hanya ada satu ayat yang secara literal menyebut kata “kekekalan”. Ayat tersebut terdapat dalam Pengkhotbah 3:11 “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. Memang ada berbagai penafsiran mengenai makna atau arti dari kata “kekekalan” dalam ayat tersebut.

Namun kita dapat belajar dari apa yang coba digambarkan oleh Full Life atau Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan dimana disitu dijelaskan mengenai makna dari kata kekekalan dalam Pengkhotbah 3:11. Disebutkan disana bahwa Allah memberikan kekekalan berarti Allah telah menempatkan dalam hati manusia suatu keinginan mendalam akan sesuatu yang lebih daripada hal duniawi.

Setidaknya ada dua dampak yang terjadi dalam hidup manusia ketika Allah memberikan kekekalan dalam hati manusia. Yang pertama adalah umat manusia ingin hidup selama-lamanya dan menemukan nilai kekal di dalam dunia dan kegiatan-kegiatan dalam hidup ini.

Manusia dalam alam bawah sadarnya selalu menginginkan kekekalan dan hidup selamanya. Oleh karena itulah manusia melakukan berbagai cara agar bisa terus hidup dan eksis dalam dunia ini. Beberapa hal dapat membuktikan hal tersebut, mulai dari hal yang sangat tradisional, primitif hingga menggunakan teknologi canggih.

Manusia mencoba menemukan obat awet muda, baik melalui ramuan, herbal, obat kimia hingga operasi plastik. Lukisan gambar diri hingga foto dan video juga digunakan untuk mangabadikan hidup seseorang.

Percobaan-percobaan untuk kloning manusia pun dilakukan agar orang yang telah mati dapat “dihidupkan” kembali. Ada pula teknologi hologram yang kerap dipakai dalam konser untuk “menghidupkan kembali” artis atau penyanyi yang telah meninggal. Semuanya itu membuktikan bahwa manusia selalu menginginkan kekekalan dalam hatinya.

Hal yang kedua sebagai dampak Allah memberikan kekekalan dalam hati manusia adalah bahwa hal-hal materiel, kegiatan-kegiatan-kegiatan sekular dan semua kesenangan dunia ini tidak akan pernah memuaskan sepenuhnya. Ya, manusia tidak akan pernah bisa merasa puas dengan segala sesuatu yang ada didunia ini. Akan selalu ada yang rasanya kurang, meskipun telah memiliki banyak hal dalam dunia ini.

Dari hal tersebut kita dapat belajar bahwa memang Allah menghendaki agar manusia dapat hidup berfokus pada kekekalan. Oleh sebab itulah, Allah memberikan keinginan dalam hati manusia akan kekekalan.

Namun karena manusia tidak dapat mengerti perbuatan Allah secara sempurna, manusia justru melakukan hal yang sebaliknya. Mereka menginginkan kekekalan, namun justru sibuk membangun dan mengerjakan hal yang sementara. Mereka berharap dapat memperoleh kekekalan dari hal-hal fana yang mereka usahakan sedemikian rupa.

Lalu bagaimana agar kita dapat fokus pada kekekalan sambil menjalani kehidupan dalam kesementaraan dunia ini?

Rasul Paulus mengajarkan mengenai apa yang perlu kita kerjakan agar dapat fokus kepada kekekalan. Dalam 2 Korintus 4:16-18 setidaknya ada 3 hal yang perlu kita kerjakan sehinggga dapat menjalani hidup yang berfokus pada kekekalan.

Fokus Membaharui Manusia Batiniah

2 Korintus 4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

Manusia lahiriah itu adalah tubuh sedangkan manusia batiniah adalah roh dan jiwa manusia. Firman Tuhan mengingatkan kita agar berfokus kepada manusia batiniah yang bersifat kekal. Namun sebagai manusia seringkali kita justru lebih berfokus kepada manusia lahiriah.

Jika kita ditanya mana yang lebih sering kita perhatikan, rawat dan perbaharui dari sehari ke sehari? Manusia lahiriah atau manusia batiniah?

Tentu sebagian dari kita dapat dengan pasti mengatakan jika kita lebih sering memperhatikan manusia lahiriah dibanding manusia batiniah kita. Bahkan untuk sebuah kegiatan yang semestinya membangun manusia batiniah pun kita cenderung lebih memperhatikan manusia lahiriah, contohnya ketika ibadah.

Berapa banyak dari kita yang lebih fokus mempersiapkan penampilan kita secara jasmani? Mulai dari baju mana yang mau dipakai, riasan wajah seperti apa, model rambutnya bagaimana dsb. Terkadang kita lupa untuk mempersiapkan manusia batiniah kita. Mempersiapkan hati kita untuk menghadap Tuhan dan mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan.

Matius 5:23 (TB)  Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,

Firman Tuhan dalam Matius 5:23 mengingatkan untuk mengoreksi hati kita terlebih dahulu sebelum beribadah dan mempersembahkan persembahan diatas mezbah Tuhan. Akan percuma bila kita tampil cantik, ganteng dan wangi bila hati kita masih dipenuhi sampah kebencian, iri hati, kekecewaan dan sebagainya. Percuma kita tampil rapi dan glowing namun ketika beribadah nyatanya kita tidak bisa fokus kepada Tuhan.

Contoh tersebut hanya sebagian kecil dari bagaimana seringnya kita mengabaikan manusia batiniah kita dan lebih memperhatikan manusia lahiriah kita. Padahal Firman Tuhan ajarkan kepada kita agar berfokus membaharui manusia batiniah itu dari sehari ke sehari bukan hanya saat ibadah di hari Minggu saja.

Setiap hari hendaklah kita perhatikan bagaimana kondisi kerohanian kita, bagaimana kondisi pikiran kita, bagaimana perasaan kita, bagaimana kehendak kita, sudahkan semuanya itu dibaharui dalam Tuhan. Sudahkah roh kita lebih baik dari hari kemarin? Sudahkah pikiran, perasaan dan kehendak kita selaras dengan apa yang Tuhan mau? Atau masihkah kita beriskap abai terhadap kondisi manusia batiniah kita?

Firman Tuhan dengan jelas mengatakan bahwa manusia lahiriah kita itu akan terus merosot  dan akhirnya hilang lenyap seiring berjalannya waktu, sebaliknya manusia batiniah kita itu dapat dibaharui dari sehari ke sehari bahkan bersifat kekal.

Hal ini tentu bukan berarti kita tidak perlu merawat tubuh kita sebagai manusia lahiriah, rawatlah tubuhmu sebagaimana wajarnya, namun jauh lebih penting merawat manusia batiniah kita.

Apabila manusia batiniah kita sehat dan kuat maka itu justru dapat berdampak positif bagi manusia lahiriah kita. Ketika apa yang ada didalam diri kita kuat dan benar, maka lahiriah kita pun akan kuat. Ketika roh kita kuat, pikiran perasaan dan kehendak kita benar maka itu akan meningkatkan imunitas dan vitalitas manusia lahiriah kita.

Oleh karena itu, belajarlah fokus untuk membaharui manusia batiniah kita dari sehari ke sehari. Hal paling sederhana untuk membaharui manusia batiniah kita adalah dengan membangun kehidupan doa dan membaca serta merenungkan Firman Tuhan. Itulah nutrisi terbaikbagi manusia batiniah kita.

Fokus Pada Kemuliaan Kekal

2 Korintus 4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

Hal kedua yang perlu diperhatikan agar dapat menjalani hidup yang berfokus pada kekekalan adalah fokus pada kemuliaan kekal jangan kepada penderitaan yang ada didunia ini. Hidup dalam dunia ini tentu tidak akan pernah lepas dari penderitaan. Tak seorang pun didunia ini yang kebal terhadap penderitaan sebab memang dunia ini adalah lembah air mata.

Penderitaan seringkali membuat kita kehilangan fokus kepada kekekalan. Manusia menjadi sibuk untuk mengatasi atau bahkan seandainya bisa menghindari penderitaan. Tidak sedikit orang percaya yang hancur dan meninggalkan Tuhan ketika mengalami penderitaan. Tidak sedikit yang kehilangan iman dan pengharapan kepada Tuhan dan memilih jalan pintas.

Ada orang yang dalam penderitaannya lari kepada kuasa gelap sebagai jalan pintas mengatasi penderitaan, ada pula yang lebih memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, namun ada pula yang bertahan dalam iman dan pengharapan kepada Tuhan.

Bagi orang yang ingin lepas dari penderitaan dengan cara yang keliru justru akan menemui penderitaan abadi, sebaliknya orang yang merespon penderitaan dengan cara yang benar akan memperoleh kemuliaan kekal yang tak sebanding dengan penderitaan dalam dunia ini.

Penderitaan bisa bersifat sementara, namun dapat pula bersifat kekal. Beragantung kepada bagaimana sikap seseorang dalam menghadapi penderitaan didunia ini. Respon  yang benar dalam menjalani kehidupan yang penuh penderitaan akan membuat seseorang memperoleh kemuliaan dalam kekekalan, sebaliknya seseorang yang merespon penderitaan dalam dunia dengan salah justru akan mendapatkan penderitaan kekal.

Jika kita mengerti betapa besar dan baiknya kemuliaan yang Tuhan sediakan dalam kekekalan bagi orang yang dapat bertahan ditengah penderitaan, maka kita pasti akan memilih bertahan dalam iman kepada Tuhan. Bahkan Paulus mengatakan kemuliaan kekal itu jauh lebih besar dan melebihi segala penderitaannya.

Kita tahu bahwa penderitaan yang Paulus alami bukanlah penderitaan yang biasa. Paulus dipenjara, disesah, mengalami karam kapal, dia tau apa itu kelaparan dan selalu bearada dalam bahaya maut.

Namun Paulus menyebut semuanya itu sebagai penderitaan yang ringan apabila dibandingkan dengan kemuliaan kekal yang akan dia dapatkan ketika mampu bertahan dalam iman kepada Tuhan ditengah penderitaan hidup.

Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita mengerti bahwa kemuliaan kekal itu jauh lebih besar dari segala penderitaan dunia? Fokuslah kepada kemuliaan kekal itu agar kita mampu bertahan dalam penderitaan didunia ini.

Fokus Pada Yang Tak Kelihatan

2 Korintus 4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

Hal ketiga yang Firman Tuhan ajarkan agar kita dapat berfokus pada kekekalan adalah dengan fokus pada apa yang tak kelihatan. Apa maksudnya? Apakah kita diajarkan untuk fokus kepada mahluk halus yang tak kasat mata? Tentu bukan itu!!

Yang dimaksud dengan fokus kepada yang tak kelihatan dalam ayat tersebut adalah bahwa dalam segala hal dan segala keadaan hidup ini, perhatikanlah nilai-nilai kekal yang terkandung didalamnya yang seringkali tak tampak oleh mata jasmani kita. Penglihatan manusia itu terbatas, seringkali hanya melihat apa yang ada didepan mata tanpa memahami makna yang ada didalamnya.

Firman Tuhan mengajarkan kita untuk tidak hanya memperhatikan yang kelihatan, tetapi juga kepada apa yang tidak kelihatan. Ketika menghadapi segala sesuatu perhatikanlah bagaimana respon kita, perhatikanlah apakah ada pembelajaran yang Tuhan ingin berikan, adakah janji Tuhan didalamnya dan sebagainya.

Ketika menghadapi persoalan, perhatikanlah apakah respon kita sudah benar pun sebaliknya ketika kita mendapat berkat sudahkah kita berespon dengan benar. Saat kita menghadapi masalah, perhatikanlah apa yang Tuhan ingin ajarkan. Nilai-nilai kekal dalam segala hal dan keadaan hidup kita inilah yang perlu diperhatikan.

Segala sesuatu yang kita lihat dalam dunia ini hanya sementara, sedangkan bagaimana kita merespon dan nilai-nilai kekal yang kita peroleh didalamnya akan berdampak kepada kekekalan. Paulus selalu melihat nilai-nilai kekal dalam segala kondisi dan hal yang dia alami.

Filipi 4:17 (TB)  Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu.

Ada beberapa contohnya seperti yang disebutkan dalam Filipi 4:17 ketika dia mendapat bantuan atau pemberian dari Jemaat, Paulus tidak hanya melihat bantuan itu, namun juga nilai kekal didalmnya dimana itu merupakan bukti bahwa jemaat sudah bertumbuh dan dia bersyukur akan hal tersebut.

Kemudian ketika dia berdoa agar Tuhan mengambil duri dalam dagingnya, namun ternyata tidak dijawab Tuhan. Paulus bersepon benar dengan tidak bersungut-sungut. Paulus justru memandang itu sebagai cara Tuhan menolong Paulus agar tidak menjadi sombong seperti yang ia katakan dalam 2 Korintus 12:7.

2 Korintus 12:7 (TB)  Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.

Lalu bagaimana dengan kita? Adakah kita memperhatikan hal-hal yang tak kelihatan seperti yang Paulus lakukan? Sudahkah kita dapat bersepon benar dalam segala situasi dan adakah kita dapat melihat nilai-nilai kekal dalam setiap perkara yang Tuhan ijinkan terjadi atas hidup ini?

Itulah ketiga hal yang perlu kita lakukan agar hidup kita bisa selalu berfokus pada kekekalan. Dengan berfokus kepda kekekalan kita akan merasa puas dalam menjalani kehidupan ini, sebab memang dari mulanya Tuhan sudah memberikan kekekalan dalam hati setiap kita.

Dengan berfokus kepada kekekalan kita juga sedang mempersiapkan diri untuk masuk dalam kekekalan sepenuhnya bersama dengan suatu hari nanti, sebab untuk itulah Kristus hadir dalam dunia ini menyelamatkan hidup kita. Selamat merenungkan, Tuhan Yesus memberkati..

Posting Komentar untuk "Hidup Berfokus Kekekalan"