Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fokus Pada Masalah Vs Fokus Pada Tuhan

Seringkali sebagai orang percaya atau murid Tuhan Yesus, kita beranggapan bahwa hidup ini akan mudah dan tanpa masalah. Namun nyatanya kehidupan kita sebagai orang percaya pun tak luput dari persoalan hidup. Bahkan kerapkali masalah atau badai kehidupan itu Tuhan izinkan terjadi atas hidup kita.

Seperti hal yang terjadi kepada murid-murid Yesus yang harus menghadapi gelombang dan angin sakal saat akan menyeberang danau Galilea. Hari ini kita mau belajar dari kisah tersebut. Kisah yang pasti tidak asing lagi bagi kita, bahkan sering kita dengar sejak dari bangku Sekolah Minggu.

Kita akan mencoba melihat kisah itu per bagian cerita dan mendapatkan pelajaran dari sana sebagai kekuatan bagi kita dalam menghadapi badai.

Matius 14:22-23 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.

Kisah ini diawali dari perintah Tuhan Yesus kepada para murid untuk mendahului Yesus pergi menyeberang. Dengan kata lain, Yesus sengaja membiarkan para murid untuk menghadapi gelombang dan angin sendirian tanpa kehadiranNya. Yesus justru memilih menyendiri dan berdoa di tempat yang sunyi.

Hal ini menggambarkan bahwa ada saatnya dimana Tuhan izinkan kita untuk menghadapi gelombang kehidupan seolah tanpa kehadiranNya. Mengapa dikatakan “seolah”, karena kita tahu bahwa Yesus adalah Tuhan yang senantiasa ada dan menyertai kita, bahkan saat kita tak menyadarinya. Buktinya adalah Yesus memperhatikan para murid dari kejauhan sementara Dia berdoa.

Ketika para murid mulai kelelahan menghadapi gelombang dan angin sakal, Yesus datang kepada mereka dengan cara yang ajaib. Yesus datang dengan berjalan diatas air. Ini merupakan bukti betapa pedulinya Yesus dengan kondisi murid-murid sehingga Dia datang dengan segera dan dengan cara yang ajaib. Yesus tidak datang menggunakan perahu yang lain, namun Yesus datang dengan kuasaNya.

Jadi jika berbicara tentang kasih dan penyertaan Tuhan ditengah badai persoalan adalah hal yang tidak perlu lagi diragukan. Oleh karena itu, hal yang penting untuk kita pelajari dan ingat bukanlah mempertanyakan soal mengapa Tuhan izinkan persoalan ini dan itu datang menerpa kehidupan kita, namun yang perlu kita pahami dan pelajari adalah apa yang Tuhan ingin ajarkan melalui persoalan tersebut.

Fokus kita bukan kepada masalah tetapi kepada Tuhan. Jika kita fokus kepada masalah, maka kita akan cenderung mempertanyakan mengapa masalah itu terjadi. Namun ketika kita berfokus kepada Kristus, kita akan menemukan apa yang Tuhan ingin kita lakukan ditengah masalah tersebut.

Apa yang Tuhan Yesus ajarkan kepada murid-muridNya dalam menghadapi badai masalah?

Tuhan ingin mengajarkan kepada kita untuk memiliki fokus hidup yang benar saat menghadapi persoalan kehidupan. Tuhan tidak ingin kita berfokus hanya kepada masalah, tetapi fokus kepadaNya.

Fokus akan menentukan kemana kita akan melangkah. Fokus akan menentukan keberhasilan kita menghadapi masalah. Berikut beberapa catatan mengenai pentingnya Fokus kepada Tuhan saat menghadapi masalah

Fokus Pada Tuhan Membuat Kita Siap Menghadapi Badai Persoalan

Pada bagian berikutnya setelah Yesus menyuruh para murid menyeberang, dikisahkan bahwa para murid dihadang oleh gelombang dan angin sakal ditengah perjalanan mereka.

Matius 14:24 Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.

Awal perjalanan mereka merupakan perjalanan yang baik-baik saja tanpa persoalan. Namun ditengah perjalanan, yakni setelah beberapa mil jauhnya dari pantai, datanglah gelombang yang besar sampai perahu mereka dikatakan diombang-ambingkan.

Tak cuma gelombang tetapi mereka juga menghadapi angin sakal. Angin sakal itu adalah angin yang bertiup kencang dari arah berlawanan dengan laju perahu. Dengan demikian perahu tersebut tidak dapat maju dan pada akhirnya hanya diombang-ambingkan gelombang dan beresiko tenggelam.

Terkadang kehidupan kita pun seperti itu. Dalam perjalanan awal kehidupan kita semua baik-baik saja. Pekerjaan kita baik-baik saja, pernikahan kita baik, pelayanan kita baik, kesehatan kita baik, bisnis kita lancar. Namun tiba-tiba saja ditengah perjalanan kehidupan kita, Tuhan izinkan gelombang dan angin sakal itu menerpa perahu kehidupan kita. Mulai ada masalah dalam pekerjaan kemudian berdampak pada kehidupan keluarga dan pelayanan.

Seringkali ketika sesuatu hal yang bertentangan dengan keinginan kita terjadi, maka kita menjadi takut dan hilang arah. Namun dari kisah ini kita belajar untuk siap sedia kepada segala hal yang mungkin saja terjadi atas hidup kita.

Kita tidak pernah tahu, apa yang akan terjadi kedepan. Oleh karena itu, bersiap dirilah saat hidup kita masih teduh dan semua berjalan baik. Sekiranya gelombang dan angin sakal itu Tuhan izinkan menerpa perahu kehidupan kita, maka kita telah siap menghadapinya dengan cara yang benar.

Bukan sedang menakuti tetapi sedang mengingatkan untuk bersiap diri menghadapi gelombang kehidupan dan "angin sakal" yang terkadang Tuhan izinkan datang dalam perjalanan kehidupan kita.

Fokus Pada Tuhan Membuat Kita Menyadari Pertolongan Tuhan

Pada bagian cerita berikutnya dikisahkan Yesus yang datang kepada para murid yang sedang kepayahan akibat gelombang dan angin sakal. Yesus ingin datang segera kepada para murid. Hal ini terlihat dari bagaimana cara Yesus datang kepada mereka. Yesus tidak datang dengan cara biasa atau menggunakan perahu, namun Yesus datang dengan cara berjalan diatas air.

Matius 14:25 (TB)  Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.

Pernahkah kita bertanya mengapa Yesus baru datang kepada para murid kira-kira jam tiga malam? Tentu memang untuk menguji iman para murid. Namun selain hal itu ternyata ada maksud lain yang Yesus ingin sampaikan kepada para murid dan kepada kita para pembaca masa kini.

Tuhan Yesus sendiri sebenarnya memberikan tanda bahwa Dia hadir untuk menolong mereka. Bukan suatu kebetulan jika Yesus datang kepada mereka sekira pukul 3 malam seperti yang tertulis dalam Matius 14:25 tadi. Yesus ingin mengingatkan para murid kepada sebuah peristiwa besar yang terjadi atas bangsa Israel seperti yang tercatat dalam keluaran 14:24.

Keluaran 14:24 (TB)  Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu.

Pada waktu jaga pagi itu merupakan waktu yang sama dengan jam 3 pagi. Yesus tidak datang kepada para murid sebelum jam 3 pagi.

Yesus ingin menunjukan bahwa Tuhan yang menolong bangsa Israel dari tentara Mesir adalah Tuhan yang sama yang akan menolong para murid. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Tuhan yang berkuasa atas semesta.

Selain itu Yesus juga ingin sampaikan bahwa Dia adalah penjaga yang tak pernah terlelap dan tertidur. Yesus ingin menunjukkan bahwa Dia masih terjaga sampai jam 3 untuk datang dan menolong para murid dalam kesulitan mereka.

Mazmur 121:4-5 (TB)  Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. TUHANlah Penjagamu, TUHANlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.

Sayangnya karena para murid terlalu berfokus kepada persoalan sehingga tak dapat menyadari akan kehadiran Tuhan sebagai penolong.

Setiap kita pasti pernah merasakan pertolongan Tuhan dalam hidup kita. Jadikanlah itu sebagai suatu tanda dalam hidup kita sehingga suatu saat nanti kita diizinkan Tuhan untuk kembali menghadapi persoalan, kita akan ingat bahwa Tuhan pernah menolong kita dan Dia pasti akan menolong kita.

1 Samuel 7:12 (TB)  Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, katanya: "Sampai di sini TUHAN menolong kita."

Fokus Pada Tuhan Membuat Kita Tidak Takut Menghadapi Masalah

Saat para murid melihat Yesus berjalan diatas air, mereka justru mengira bahwa itu adalah hantu. Para murid yang sedang sangat berfokus kepada gelombang dan angin sakal menjadi terkejut bahkan mengira bahwa Yesus adalah hantu.

Matius 14:26-27 (TB)  Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"

Kehadiran Yesus disambut oleh para murid dengan terkejut dan teriakan "hantu". Sebagai orang-orang yang dekat dengan Yesus dan sehari-hari bersama dengan Yesus tak lantas membuat mereka segera mengenali Yesus. Apa yang menyebabkan mereka berpikir itu hantu dan bukan Yesus?

Penyebabnya adalah fokus mereka akan masalah membuat mereka kehilangan rasa percaya akan Yesus bahkan tak dapat melihat kehadiran Tuhan sebagai sebuah pertolongan. Sebaliknya mereka justru menganggap sosok yang hadir menghampiri mereka adalah hantu.

Solusi satu-satunya yang ada dalam pemikiran mereka adalah berhentinya angin sakal dan gelombang sehingga mereka dapat kembali melaju dengan aman. Namun jika para murid fokus kepada Tuhan dalam menghadapi gelombang dan angin sakal mereka pasti akan menyadari pertolongan Tuhan.

Ketakutan para murid bisa dikatakan sebagai ketakutan yang cukup berlebihan. Ayat diatas menunjukkan ekspresi para murid saat ketakutan adalah berteriak-teriak. Sebuah ekspresi yang menggambarkan betapa ketakutannya mereka kepada hantu melebihi ketakutan mereka terhadap gelombang dan angin sakal.

Tentu ini merupakan sesuatu yang sedikit mengherankan, sebab mereka sejatinya adalah murid Yesus yang terbiasa melihat Yesus memiliki kuasa untuk mengusir setan. Bahkan salah satu peristiwa Yesus menyembuhkan orang yang kerasukan setan adalah setelah mereka menghadapi situasi yang hampir sama yakni setelah peristiwa Yesus meredakan angin ribut.

Disinilah kita belajar bahwa ketika ketakutan itu menguasai kehidupan kita, maka kita akan sulit melihat dengan jernih masalah yang ada. Lebih buruknya kita menjadi takut kepada hal-hal yang sebenarnya bukanlah sebuah persoalan. Dengan demikian ketakutan kita terhadap suatu masalah merupakan sesuatu yang lebih berbahaya dari masalah itu sendiri.

Tidak heran jika Tuhan Yesus segera menenangkan mereka dengan berkata "Tenanglah! Aku ini, jangan takut." Tuhan Yesus menunda datang kepada para murid ketika mereka diterpa gelombang dan angin sakal, namun segera mengambil tindakan dan menenangkan para murid saat mereka dilanda ketakutan.

Pesan Tuhan sangat jelas. Dalam ketakutan kita, Yesus berkata "Tenanglah!! Aku ini jangan takut! Jika kita sedang dalam permasalahan yang membuat kita takut, jangan biarkan ketakutan itu menguasai hidupmu. Percayalah bahwa Yesus ada dan hadir dalam hidup kita.

Demikianlah terlihat sangat jelas perbedaan ketika kita fokus kepada masalah dengan ketika kita fokus kepada Tuhan.

Fokus pada masalah akan membuat kita tidak siap menghadapi badai kehidupan, namun fokus kepada Tuhan akan membuat kita siap menghadapi apapun termasuk badai persoalan sekalipun.

Fokus pada masalah akan membuat kita tidak bisa menyadari pertolongan Tuhan. Sebaliknya fokus pada Tuhan membuat kita dapat melihat dengan jelas pertolongan Tuhan.

Fokus pada masalah membuat kita takut, namun fokus kepada Tuhan membuat kita berani menghadapi masalah karena kita tahu Yesus selalu ada bagi kita, tenanglah! Jangan takut Aku ini, Aku ada disini!!

Posting Komentar untuk "Fokus Pada Masalah Vs Fokus Pada Tuhan "