Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hidup Yang Berbuah Bagi Kristus

Buah adalah satu hal yang cukup sering disebutkan dalam seluruh Alkitab. Bahkan ada fakta menarik bahwa buah itu ada dibagian awal Alkitab dan juga diakhir Alkitab.

Kata "buah" itu disebutkan pertama dalam pasal pertama di Alkitab, tepatnya Kejadian 1:11

Kejadian 1:11 (TB)  Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.

Sedangkan untuk terakhir kali Alkitab menyebutkan kata buah ada di pasal terakhir dalam Alkitab yakni Wahyu 22:2

Wahyu 22:2 (TB)  Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. 

Buah juga ditempatkan ditempat yang istimewa. Dalam Kitab Kejadian ada ditaman Eden sedangkan dalam kitab Wahyu disebutkan buah pohon kehidupan itu nantinya akan ada di Yerusalem baru.

Hal ini menggambarkan bahwa Tuhan memang sangat menyukai buah. Buah menjadi sebuah hal yang penting bagi Tuhan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika secara rohani Tuhan mendorong orang-orang yang percaya kepadaNya, yakni kita sebagai murid-muridNya untuk menghasilkan buah-buah.

Matius 3:8-10 (TB)  Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.

Sudah berapa lama kita bertobat? Apakah sudah berbuah?

Jangan merasa cukup hanya dengan menjadi Kristen. Jangan merasa cukup dengan kita rajin beribadah. Sebab Matius 3:9 menyebutkan bahkan jika kita keturunan Abraham yang merupakan bapa orang beriman tidaklah menjadi jaminan bahwa hidup kita berkenan kepada Tuhan dan menghasilkan buah.

Tidak peduli berapa lama kita mengikut Yesus. Bukan soal seberapa sering kita beribadah dan berdoa kepada Tuhan. Namun apakah hidup kita menghasilkan buah atau tidak.


Matius 3:10 menyebutkan bahwa sudah tersedia kapak bagi orang-orang yang tidak menghasilkan buah. Bahkan bukan sekedar buah namun juga buah yang baik.

Buah yang Tuhan inginkan
1. Perubahan Hidup
2. Pelayanan dan Jiwa-jiwa
3. Dampak dan Karya

Lalu bagaimana agar kita bisa menghasilkan buah yang baik?

Buah itu berasal dari pohon. Buah yang baik itu berasal dari pohon yang baik.

Lukas 6:43-44 (TB)  "Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur.

Jadi jika kita ingin menghasilkan buah yang baik, maka jadilah pohon yang baik. Pohon yang bersedia menerima semua proses sehingga dia bisa bertumbuh dan menghasilkan buah.

Mazmur 1:1-3 (TB)  Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Dari nats diatas kita akan belajar mengenai..

Hal-hal yang perlu diperhatikan agar hidup kita berbuah

1. Komunitas Yang Baik

Mazmur 1:1 berbicara soal komunitas atau pergaulan.

Agar hidup kita bisa berbuah dan berhasil maka kita perlu memperhatikan komunitas dan pergaulan hidup kita.

Mazmur mengingatkan agar kita tidak berjalan dalam nasihat orang fasik, berdiri di jalan orang berdosa, atau duduk dalam kumpulan pencemooh.

Artinya kita perlu memiliki orang-orang yang hidup dalam kebenaran yang bisa menasehati kita saat menghadapi masalah maupun saat kita melakukan kesalahan.

Kita perlu dikelilingi oleh orang-orang yang hidup dalam kebenaran bukan dalam kefasikan, bukan orang yang hidup dalam jalan yang berdosa, dan bukan kumpulan pencemooh.

Ada penelitian mengatakan bahwa 5 orang terdekat kita akan menentukan bagaimana hidup kita. Oleh karena itu pastikan kita berada dalam komunitas yang benar, pergaulan yang benar.

Seperti Yesus yang membentuk sebuah komunitas yang terdiri dari 12 orang murid untuk bisa bertumbuh bersama dan menghasilkan buah.


Seperti sebuah pohon jika pohon itu berada di tanah dan lingkungan yang baik (tidak ada rumput liar, lalang atau hama) maka pohon itu akan dapat bertumbuh secara maksimal dan menghasilkan buah.

Gambaran dalam Mazmur 1:3 adalah pohon yang berada dekat dengan sumber air. Sehingga pohon itu akan mendapat air dan mineral yang cukup untuk dia bisa bertumbuh dan berbuah.

Orang-orang hebat, pendeta besar atau misionaris yang luar biasa dipakai Tuhan kebanyakan muncul dari sebuah komunitas.

Harus diakui bahwa Ibadah di Gereja tidaklah cukup untuk membuat kita bertumbuh dan berbuah. Harus ada komunitas yang lebih kecil lagi agar bisa saling berbagi, saling menasehati dan saling membangun dan bertumbuh bersama sampai kita bisa menghasilkan buah.

Dengar kotbah di Gereja tidak akan terlalu banyak membantu kita untuk bertumbuh secara maksimal. Komunitas dan pergaulan kitalah yang akan membentuk kita.

Kesalahan gereja-gereja jaman sekarang adalah mereka terlalu berfokus kepada membawa sebanyak mungkin orang untuk beribadah dalam gedung gereja. Namun seringkali gereja lupa untuk hadir dalam kehidupan jemaat secara lebih personal.

Dalam jemaat mula-mula pun demikian. Mereka beribadah bukan di bait Allah tetapi dirumah-rumah. Memang saat itu ada ancaman yang membuat mereka tidak bisa beribadah di bait Allah.

Namun setelah situasi agak mereda dan aman pin mereka kemudian mendirikan "Bait-bait" kecil yang disebut sinagoge

Secara sederhana sinagoge didefiniskan sebagai tempat ibadah orang Yahudi. Jika dilihat dari arti katanya dalam bahasa Yunani, Sinagoge berasal dari kata syn yang berarti bersama dan kata agoge yang berarti belajar, sehingga sinagoge adalah tempat untuk belajar bersama.

Pastikan kita punya tempat untuk belajar bersama tentang Firman Tuhan dan kehidupan.

Jika gereja hari ini menuntut dan mendorong jemaat untuk datang ke gereja, maka gereja juga seharusnya bisa hadir dalam kehidupan jemaat secara lebih personal.

Bukan hanya membawa jemaat hadir di gereja, tetapi gereja juga hadir dalam hidup jemaat.

Dan sebagai pribadi lepas pribadi setiap jemaat juga perlu mencari komunitas yang baik, tempat kita bisa belajar bersama. Dengan jalan memperhatikan dengan siapa kita bergaul.

2. Menyukai Firman Tuhan

Mazmur 1:2 (TB)  tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

Firman Tuhan itu nutrisi bagi pohon kehidupan kita untuk bertumbuh dan berbuah lebat. Tanpa Firman Tuhan maka kita tidak akan bisa bertumbuh dan berbuah lebat bagi Tuhan.

Seseorang yang mau berbuah harus memiliki sikap yang benar terhadap Firman Tuhan. Tidak hanya mendengar sambil lalu saja, tetapi perlu merenungkan Firman itu siang dan malam dan menjadikannya kesukaan.

Mazmur 1:2 (TB)  tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

Ada beberapa cara pandang yang umum dimiliki oleh jemaat saat mendengar Firman Tuhan

1. Memilih Firman yang dia sukai (tentang berkat, tentang janji Tuhan, tentang pertolongan), tetapi tidak mau mendengar Firman Tuhan yang keras (nasihat, peringatan, teguran)

1 Korintus 3:1-2 (TB)  Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus.
Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat menerimanya.

Ibrani 5:12-13 (TB)  Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.

2. Merasa diri benar, sehingga merasa Firman Tuhan yang berupa teguran, nasihat dan peringatan itu bukan untuk dia tapi untuk orang lain (kalau berkat untuk diri sendiri kalau teguran itu untuk orang lain)

3. Tidak mau taat akan Firman Tuhan ( tau bahwa dia salah, namun enggan berubah) cenderung marah dan jengkel

Padahal firman Tuhan itu dikatakan sebagai pedang bermata dua, nusuk ke pendengar namun juga ke pembawa

4. Menerima Firman Tuhan dengan kerendahan hati, bersedia dikoreksi dan diubahkan hidupnya melalui Firman Tuhan

Bagaimana pikiran dan cara pandang saudara tentang pemberitaan Firman Tuhan? Sudah mampukah saudara menerima teguran keras dari Firman Tuhan untuk mengubah hidup?

Sudahkah saudara dewasa dalam menyikapi Firman Tuhan?

Sikap saudara terhadap Firman Tuhan akan menentukan apakah saudara menghasilkan buah atau tidak.

Sebab dalam Lukas 13:6-9 dikisahkan ada pohon Ara yang hidup di kebun anggur namun tidak menghasilkan buah.

Lukas 13:6-9 (TB)  Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"

Kebun anggur berarti tanahnya baik, dirawat oleh pengurus kebun anggur, namun nyatanya tetap tidak berbuah. Tentu yang salah bukanlah tempat dia tumbuh, atau pengurus kebun anggur, tetapi ada yang keliru dari pohon Ara itu.

Kemungkinan terbesarnya adalah dia tidak mampu menyerap nutrisi dan mineral dalam tanah itu dengan baik

Ada orang yang rajin beribadah, ada dalam komunitas yang baik namun hidupnya gak berbuah.

Contohnya Yudas yang kemudian mengkhianati Yesus.

Yudas berada dalam komunitas yang sama dengan kesebelas murid yang lain. Yudas memperoleh pengajaran yang sama dengan kesebelas murid yang lain. Namun Yudas tidak bertumbuh apalagi berbuah. Kenapa?

Karena Yudas memiliki sikap yang keliru terhadap Firman Tuhan yang Yesus ajarkan, sehingga Firman Tuhan itu tidak mengubah hidup Yudas

Semakin lama seseorang mengenal KRISTUS, harusnya kehidupan rohaninya juga semakin matang. Ia seharusnya mampu menghasilkan carang yang kuat, daun yang lebat bahkan buah yang banyak jumlahnya.

Sangat mengherankan bila ada seseorang yang telah lama mengenal TUHAN, lama diberi nutrisi rohani lewat kebenaran FIRMAN, namun ia tidak mampu menghasilkan buah.

Lama mengikut YESUS namun temperamennya masih tetap keras. Lama melayani namun hidupnya selalu dipenuhi kekuatiran, tidak mampu memberi solusi, gemar menuntut, tak mampu bersyukur, dan sebagainya. Bisa dikatakan orang Kristen seperti itu mengalami persoalan dalam menanggapi Firman Tuhan.

Jangan bangga jika kita sudah lama menjadi Kristen. Jika nyatanya kita tak pernah berbuah, tapi justru hanya menjadi batu sandungan bagi orang lain, itu artinya kita belum dewasa.

Jika nyatanya kita masih meributkan hal-hal duniawi maka (1Korintus 3:1-3) mengatakan kita masih belum dewasa.

Mari koreksi diri agar kita menjadi orang Kristen yang berbuah.

Sudahkah kita memiliki komunitas yang benar?
Sudahkah kita memiliki sikap yang benar terhadap Firman Tuhan yakni menjadikannya kesukaan kita dan merenungkan Firman Tuhan itu siang dan malam

Maka hidup kita akan seperti yang dikatakan dalam Mazmur 1:3

Mazmur 1:3 (TB)  Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Amin, Tuhan Yesus memberkati 

Posting Komentar untuk "Hidup Yang Berbuah Bagi Kristus"