Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ketaatan Bukan Sebuah Pilihan

Hidup memang sebuah pilihan. Dari sejak bangun pagi kita diperhadapkan dengan sebuah pilihan. Mau langsung bangun atau baring sebentar lagi. Mau berdoa atau buka handphone. Mau langsung mandi atau sarapan dulu. Begitu seterusnya sepanjang hari kita diperhadapkan dengan pilihan-pilhan yang ada dalam hidup kita. Namun berbicara mengenai ketaatan bukanlah berbicara soal pilihan. Ketaatan bukanlah pilihan namun keharusan.

Mari belajar dari kesalahan raja Salomo yang melakukan ketidaktaatan sehingga kerajaan Israel harus menerima konsekuensi dengan terpecah menjadi dua kerajaan. 



1 Raja-raja 11:1-2
“Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het, padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan mereka pun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta.”

Ayat di atas menjelaskan bahwa Salomo melakukan kesalahan dengan tidak taat akan perintah Tuhan untuk tidak bergaul dengan bangsa-bangsa asing. Sebab bangsa-bangsa itu akan mencondongkan bangsa Israel kepada penyembahan berhala. Namun bukannya mentaati, Salomo malah mengambil perempuan-perempuan asing itu sebagai istri. 

Pertanyaannya apakah Salomo tidak tahu akan perintah Tuhan yang memerintahkan agar bangsa Israel tidak bergaul apalagi mengambil istri dari bangsa-bangsa asing? Tentu tidak, Salomo mengetahui dengan pasti bahwa Tuhan tidak ingin bangsa Israel bergaul dan mengambil istri dari bangsa lain. Sebab perintah tersebut bukanlah perintah baru, namun sudah sejak dari jaman Musa, Tuhan telah memerintahkan hal tersebut kepada bangsa Israel.

Dengan demikian, maka kita tahu bahwa Salomo memilih untuk tidak taat, sekalipun sesungguhnya ketaatan adalah sesuatu yang wajib dimiliki manusia terhadap Tuhan. Di dalam bagian akhir ayat 2 menjelaskan bahwa alasan Salomo melakukan itu adalah karena hatinya terpaut kepada mereka dengan cinta. Jelas Salomo melanggar perintah Tuhan hanya karena rasa cinta kepada perempuan-perempuan asing tersebut. Salomo lupa bahwa ketaatan kepada Tuhan adalah hal yang pertama dan utama.

Ketaatan adalah harga mutlak yang tidak bisa ditawar. Bila dilanggar maka akan ada konsekuensi yang diterima dari ketidaktaatan tersebut.  Tuhan memang tidak mau memaksa manusia untuk taat kepadaNya. Oleh karena itulah Tuhan mengaruniakan anugerah manusiawi kepada manusia bernama kehendak bebas. Dimana dengan kehendak bebas tersebut manusia bisa memilih dan menentukan apa yang ingin dan tidak ingin dia lakukan. Namun ketaatan bukanlah sebuah pilihan dalam arti bahwa ketaatan itu bukan untuk dipilih melainkan untuk dilakukan. 

Contoh sederhana adalah bernafas atau makan. Sebagai manusia tentu kita bisa memilih mau bernafas atau tidak. Tetapi sejatinya bernafas bukanlah hal yang dapat dipilih, bernafas adalah keharusan agar kita tetap hidup. Demikian juga makan dan minum, bisa saja kita memilih untuk tidak makan atau minum, tetapi tentunya akan ada resiko yang tidak baik bila kita tidak makan dan minum, apalagi dalam waktu yang lama. 

Ketaatan akan perintah Tuhan inilah yang sering dilupakan oleh kita sebagai manusia. Kita merasa bahwa ketaatan adalah sebuah pilihan dimana kita bisa saja memilih untuk tidak taat. Pemikiran seperti inilah yang seringkali membuat manusia jatuh kedalam ketidaktaatan akan perintah Tuhan. Setelah terkena akibat dari ketidaktaatan itu, baru kita tersadar dan meminta ampun. Itupun bila sadar dan bertobat. Jika responnya justru menyalahkan Tuhan atas akibat ketidaktaatan yang terjadi pada hidup kita, lalu bagaimana? Tentu akan menjadi sesuatu yang tidak baik bukan?

Maka dari itu, marilah kita menyadari bahwa ketaatan bukan untuk dipilih, namun untuk dikerjakan dan dilakukan. Bila ketaatan bisa berkata, maka ketaatan akan berkata: "aku bukan pilihan". 



Posting Komentar untuk "Ketaatan Bukan Sebuah Pilihan"