Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hidup yang Diurapi Tuhan

Renungan Kristen Hari Ini

Dalam Perjanjian Lama, orang yang diurapi oleh Tuhan adalah orang yang dipilih Tuhan. Orang tersebut dipilih oleh Tuhan karena Tuhan berkenan kepada orang tersebut. Orang-orang tersebut dipilih Tuhan dan diurapi untuk memegang jabatan tertentu, seperti imam, nabi atau raja. Orang yang diurapi diberikan tugas khusus sesuai perintah Tuhan bagi mereka. Orang-orang yang diurapi itu diberikan kuasa untuk menjalankan tugas mereka.

Pengurapan tersebut biasanya dilakukan dengan mencurahkan minyak urapan keatas kepala orang yang terpilih. Minyak urapan dibuat secara khusus dan dengan komposisi tertentu. Pengurapan menandakan bahwa orang tersebut siap melakukan tugas dari Tuhan. Pengurapan berarti Tuhan memilih dan berkenan atas orang tersebut.

Dalam Perjanjian Baru, pengurapan tidak lagi dilambangkan dengan pencurahan minyak urapan. Namun, pengurapan ditandai dengan turunnya Roh Kudus kedalam diri orang yang diurapi. Pengurapan Roh Kudus yang pertama diberikan kepada Yesus Kristus. Ketika Yesus dibaptis, langit terbuka dan Roh Kudus turun atas Yesus. Lalu terdengar suara dari Surga “Inilah anak-Ku yang Ku kasihi, kepada-Nya lah Aku berkenan.”

Hal ini menegaskan bagi kita bahwa berbicara pengurapan adalah berbicara mengenai perkenanan Tuhan. Jadi bila kita mau berbicara mengenai hidup yang diurapi Tuhan, maka kita sedang berbicara hidup yang berkenan kepada Tuhan. Bila seseorang yang berkenan kepada Tuhan, maka Tuhan tidak segan-segan akan mencurahkan urapan-Nya kepada orang tersebut. Dan pengurapan akan selalu membawa kuasa Tuhan hadir dalam hidup orang tersebut.

Jika kita mau kuasa Tuhan nyata atas hidup kita, maka kita perlu pengurapan Tuhan. Dan pengurapan itu hanya akan Tuhan berikan kepada barangsiapa yang berkenan kepada-Nya. Dengan kata lain, milikilah hidup yang berkenan kepada Tuhan, sehingga urapan dan kuasa Tuhan mengalir atas hidup kita.

Bagaimana agar hidup kita bisa berkenan kepada Tuhan?

1. Hidup taat akan perintah Tuhan

Hal yang pertama yang membuat hati Bapa berkenan kepada Yesus adalah ketaatan-Nya. 

Filipi 2:8-11 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Sebagai manusia saja kalau kita disuruh memilih, pasti kita akan lebih berkenan kepada anak yang taat atau pegawai yang taat daripada kepada yang tidak taat. Ketaatan yang dimaksud bukan melakukan “asal bapak senang” artinya melakukan ketaatan semu yang kelihatannya adalah sebuah ketaatan, namun ternyata belum taat sepenuhnya. 

Contoh: Seringkali kita merasa sudah taat kepada Tuhan dengan rajin beribadah. Namun ternyata ibadah kita kosong tanpa kuasa. Kenapa? Karena ibadah yang kita lakukan hanya sebatas rutinitas. Dengan demikian kita belum bisa dikatakan taat beribadah.

2. Hidup dekat dengan  Tuhan

Hal kedua yang mesti kita miliki adalah kedekatan dengan Tuhan. Yesus menjadi anak kesayangan Bapa di Surga sebab apa? Sebab Yesus senantiasa memiliki hubungan yang erat dengan Bapa di Sorga. Sejak kecil Yesus senantiasa rindu untuk tinggal di bait Suci. Ketika keluarganya datang Yesus berkata bahwa bait Suci ini adalah rumah Bapa (Lukas 2:49). Sebuah kerinduan yang muncul dari hubungan yang dekat dengan Bapa.

Bahkan hal yang paling menyedihkan dan menakutkan bagi Yesus adalah ketika Yesus seketika harus berpisah dari Bapa di Surga. Hal ini terjadi ketika Yesus menggantikan kita sebagai manusia yang dihukum karena dosa. Sampai-sampai Yesus berucap, “Allahku Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku” (Matius 27:46). 

Yesus begitu takut hidup tanpa Tuhan. Yesus takut ditinggalkan Tuhan. Yesus takut hidupnya jauh dari Bapa di Sorga. Bagaimana dengan kita ? Seringkali kita merasa baik-baik saja hidup tanpa Tuhan. Kita lebih merasa susah hati hidup tanpa handphone, kendaraan pribadi, atau fasilitas yang lain dibanding hidup tanpa Tuhan.

Hidup dekat dengan Tuhan adalah kunci perkenanan Tuhan turun atas hidup kita. Dan jika Tuhan berkenan atas hidup kita, maka urapan dan kuasaNya mengalir dalam hidup kita.

3. Hidup bergantung kepada Tuhan

Bukan hanya sekedar dekat, namun Yesus adalah pribadi yang senantiasa menggantungkan hidupnya kepada Tuhan. Ketika pencobaan datang, Yesus berkata bahwa manusia makan bukan hanya dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang diucapkan Tuhan (Matius 4:3-4). Yesus menyadari sepenuhnya, bahwa hidupnya sebagai manusia hanya bergantung kepada Tuhan saja.

Oleh sebab itulah Yesus selalu melibatkan Bapa dalam segala hal. Yesus selalu mengawali hari bersama dengan Bapa dengan berdoa terlebih dahulu sebelum mengajar banyak orang (Markus 1:35). Ketika akan disalib Yesus berdoa kepada Bapa di taman Getsemani (Matius 26:36-46). Yesus membawa hidup-Nya senantiasa bergantung kepada Allah Bapa. Bagaimana dengan kita ? Sudahkah kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan?

Dengan hidup dalam ketaatan, hidup dekat dengan Tuhan dan hidup bergantung pada Tuhan, maka kita sedang membuat hidup kita berkenan kepada Tuhan. Bila hidup kita berkenan kepada Tuhan, maka kita akan mengalami urapan serta kuasa Tuhan. Renungan Kristen singkat hari ini kiranya boleh memberkati kita semua, aminn..

Posting Komentar untuk "Hidup yang Diurapi Tuhan"