Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hidup yang Menjadi Kesaksian

Hidup yang menjadi kesaksian berbicara mengenai kesaksian keselamatan. Tidak semua orang percaya menyadari posisi rohani mereka di tengah dunia.

Mereka hanya berpikir bagaimana saya hidup, saya kerja mencari makan, saya meraih sukses dalam hidup. Karir saya meningkat. Soal surga neraka soal nanti. Soal keselamatan soal nanti.

Mari kita menyadari posisi rohani kita ditengah dunia yang fana dan yang sedang menuju kesudahannya.

Kita ditempatkan di dunia ini menjadi duta kerajaan Sorga, agar sebanyak mungkin orang dapat percaya kepada Kristus dan mendapat hidup yang kekal dalam kerajaan Sorga. Ketika kita percaya kepada Kristus, status kita berubah. Kita menjadi warga kerajaan Sorga.

Filipi 3:20 (TB)  Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,

Artinya kita menjadi bagian dari karya keselamatan Tuhan dan dipanggil untuk menjadi saksi supaya setiap orang yang percaya pada Yesus diselamatkan. 

Kisah Para Rasul 1:8 (TB)  Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Jadi hidup ini bukan hanya berbicara soal makan dan minum, tetapi hidup ini berbicara mengenai bagaimana kita menjalankan tugas kita sebagai saksi akan keselamatan yang daripada Tuhan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai saksi keselamatan:

1. Percaya Tentang Keselamatan
  
Seseorang yang menjadi saksi harus percaya dan mengalami sendiri apa yang disaksikannya. Demikian juga mengenai keselamatan. Seorang yang mau bersaksi akan keselamatan haruslah orang yang yakin bahwa dirinya diselamatkan dan hidup dalam keselamatan.

Ada orang sudah dari kecil ke gereja, tetapi ketika ditanya soal keyakinan keselamatan dia masih ragu. Bagaimana mungkin seorang yang masih ragu akan keselamatan mau bersaksi mengenai keselamatan?

Bagaimana dengan saudara? Sudah yakin akan  keselamatan?

Ada yang bicara soal masih banyak dosa, tetapi kita harus ingat bahwa Yesus menebus kita dan menyucikan kita dari dosa. Keselamatan tidak bergantung kepada seberapa besar dosa kita, tetapi bergantung pada iman percaya kita (Yoh 3:16) kepada kasih karunia. Kita diselamatkan oleh kasih karunia dan bukan hasil usaha kita (Ef 2:8).

Mulut saudara bisa bicara percaya Yesus, tetapi kalau kita masih menambahkan sesuatu agar kita selamat berarti kita belum sepenuhnya percaya. Jika saudara masih menganggap bahwa kebaikan kita bisa menyelamatkan maka saudara belum sepenuhnya percaya.Perbuatan baik bukan untuk menyelamatkan tetapi justru buah dari keselamatan (Ef 2:8-10).

Atau ada yang berpikir bahwa rajin ke gereja, memberi persembahan dan perpuluhan bisa menyelamatkan? Itu juga menandakan bahwa saudara belum sepenuhnya percaya. Ibadah dan persembahan adalah bentuk kasih dan syukur kita kepada Tuhan karena kita sudah diselamatkan.

Jadi ada spirit yang berbeda. Ketika kita yakin akan keselamatan yang kita peroleh dalam Yesus, maka kita bisa dengan yakin bersaksi bahwa kita diselamatkan oleh iman terhadap kasih karunia dalam Yesus. Jika kita tidak yakin maka bisa jadi kita yang akan terbawa oleh paham orang lain.

Gambarannya adalah seperti apabila kita ingin memperkenalkan seseorang atau merekomendasikan seseorang, maka kita harus yakin dan percaya bahwa orang tersebut adalah orang yang tepat. Demikian juga ketika kita ingin memperkenalkan Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat, maka kita juga harus percaya bahwa Yesus adalah benar-benar Tuhan dan juru selamat.

2. Mengerjakan Keselamatan

Keselamatan itu ibarat tiket pesawat yang sudah ada ditangan, tapi masih menunggu jadwal penerbangan. Ada jeda waktu.

Kita masih hidup dalam kemah fana di dunia ini.
Jeda waktu yang ada adalah untuk persiapan kita menuju hidup yang kekal. Ingat kewargaan kita ada di Sorga, suatu saat kita kembali kesana. Perlu persiapan agar kita terbiasa hidup disana.

Gambarannya seperti kita akan pulang ke negara asal sementara kita dilahirkan di negeri asing. Perlu persiapan bahasa, cara hidup dan apa yang akan kita lakukan ketika kita kembali.

Apa hubungannya dengan kesaksian?

Ketika orang melihat kita persiapan dan mulai dengan gaya hidup yang berbeda, pasti orang akan melihat dan bertanya. Disitulah kita bisa bersaksi bahwa kita akan pulang ke negara kita.
Demikian juga dengan keselamatan. 

Keselamatan yang kita dapat belum terwujud nyata. Namun dari sekarang kita harus mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar. Kita harus mempersiapkan diri kita bagi kehidupan kekal di Surga.

Sehingga ketika orang lain melihat persiapan kita yaitu, kita punya bahasa kasih ditengah dunia yang sarat dengan kebencian, kita punya sukacita ditengah kesusahan, kita punya damai ditengah tantangan, kita punya kesabaran ditengah dunia yang makin tidak bisa sabar, dst. Maka orang akan melihat kita dan di saat itulah kita bisa bicara mengenai keselamatan yang sudah kita terima dan sedang kita kerjakan menuju penggenapannya.

3. Membagikan Keselamatan

Membagikan keselamatan merupakan perintah langsung dari sang pemberi keselamatan. 
Matius 28:19-20 (TB)  Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Kendatipun memberikan berita sukacita atau sesuatu yang berharga, namun tidak serta merta mudah dan bisa diterima. Tetapi kita harus tetap memberitakan baik atau tidak baik waktunya.  Ingat bahwa tugas kita adalah memberitakan.


Langkah memberitakan injil:

1. Berdoa

Memberitakan injil bukanlah sekadar berbicara. Memberitakan injil dalam dimensi rohani adalah sebuah peperangan. Peperangan rohani terjadi karena ketika kita memberitakan Injil, berarti kita sedang berusaha merebut jiwa dari kuasa iblis.

Orang yang tidak percaya adalah orang yang dibutakan mata hatinya sehingga tidak dapat melihat terang Kristus. Berdoa adalah cara untuk membuka mata hati orang yang akan kita beritakan injil agar mampu melihat kebenaran dalam pemberitaan injil tersebut.

Berdoa juga merupakan bentuk penyerahan diri kita kepada pimpinan Tuhan agar diberi keberanian dan hikmat untuk pemberitaan.

2. Beritakan

Beritakan kepada semua orang bahwa Yesus adalah Tuhan yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia. Isi berita adalah bahwa keselamatan hanya ada dalam Yesus.

Untuk memberitakan Injil diperlukan ketaatan untuk memberitakan. Karena kesempatan untuk memberitakan Injil bisa datang secara spontan atau dalam situasi yang tidak terduga.

Terkadang waktu yang sengaja dibuat untuk memberitakan Injil justru tidak memungkinkan untuk memberitakan Injil, namun sebaliknya ketika kita sedang ngobrol santai tiba-tiba arah pembicaraan menyinggung soal keselamatan, kemudian ada dorongan hati untuk share tentang keselamatan dalam Yesus. 

Jika itu terjadi, beritakanlah jangan tunda karena mungkin tidak ada lagi kesempatan untuk kita memberitakan injil kepada orang tersebut.

Penting untuk mengingat posisi rohani kita di dunia. Kita sudah diselamatkan dan diberi tugas sebagai agen keselamatan, duta kerajaan SORGA.
Pertama kita harus yakin dengan keselamatan yang Tuhan berikan, kedua kerjakan keselamatan itu supaya orang melihat, ketiga beritakan keselamatan itu kepada orang lain.

Posting Komentar untuk "Hidup yang Menjadi Kesaksian"