Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dasar dan Tujuan Utama Ibadah adalah Keintiman dengan Allah

Jika kita ditanya apa tujuan kita beribadah kepada Tuhan? Mungkin jawaban kita dapat berbeda-beda. Sebagian menjawab untuk menyembah dan memuliakan Tuhan, untuk mendapat berkat, atau ada yang menjawab ibadah adalah kewajiban kita sebagai umat Tuhan. Namun tahukah kita bahwa ada satu dasar dan tujuan utama ibadah yang perlu kita ketahui agar ibadah kita menjadi yang hidup dan berkenan kepada Tuhan. 

Ibadah itu bukan sekedar menyembah Tuhan, sebab Tuhan itu “tidak butuh” disembah, sebab Dia sudah mempunyai malaikat yang senantiasa menyembah dan memujiNya. Seandainya pun kurang, Tuhan bisa menyuruh batu dan pohon untuk menyembah Dia. 

Ibadah juga bukan sekedar untuk menerima berkat. Memang ibadah itu akan medatangkan berkat, namun tujuan beribadah bukanlah hanya untuk menerima berkat. Demikian juga halnya dengan tujuan ibadah sebagai kewajiban umat Tuhan. Ibadah itu memang wajib, tetapi tujuan ibadah yang hanya karena menjalankan kewajiban tentu tidaklah tepat. 

Lalu apa tujuan utama dalam ibadah? Jawabannya adalah KEINTIMAN DENGAN ALLAH. Inilah tujuan paling mendasar dari ibadah kita. Sebuah relasi yang intim dengan Tuhan. Tujuan Tuhan mencipatakan manusia juga merujuk kepada hal ini, yaitu sebuah relasi yang intim. Karena itulah, Allah menciptakan manusia segambar dan serupa dengan Dia. 

TujuanNya adalah agar manusia dapat memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan, sebab manusia segambar dan serupa dengan Tuhan. Artinya ada sesuatu yang segambar dan serupa atau sama sehingga keduanya dapat berkomunikasi dengan baik dan memiliki sebuah hubungan yang intim.

Hubungan yang intim inilah yang dirusak oleh Iblis dengan membuat manusia jatuh dalam dosa. Sebab memang Tuhan sangat rindu bergaul karib dengan manusia, namun manusia tidak dapat bergaul karib dengan Tuhan kalau ada dosa yang masih disimpannya. 

Ibadah tanpa hubungan yang karib dengan Tuhan hanya akan menjadi sebuah ibadah yang sia-sia. Ibadah seperti itu hanya akan menjadi sebuah rutinitas atau ritual semata, tanpa kita dapat merasakan kuasa Tuhan. Ibadah yang sepertinya dijalankan, namun tidak ada kuasa ilahi dalam diri orang yang beribadah tanpa relasi yang karib dengan Tuhan. Untuk itulah, penting bagi kita mendasari ibadah kita dengan relasi yang benar dan karib dengan Tuhan.

Ibadah yang sejati adalah ibadah yang didasari relasi yang karib dan bertujuan untuk semakin dekat dengan Tuhan. Dari sini kita melihat bahwa relasi yang intim dengan Tuhan memenuhi sepanjang ibadah kita. Kita digerakkan untuk beribadah kepada Tuhan karena relasi yang karib dan tujuan kita beribadahpun adalah agar relasi kita tetap dan bahkan makin dekat dengan Tuhan.

Cara Membangun Keintiman Dengan Tuhan

Lalu bagaimana caranya agar kita dapat membangun sebuah hubungan yang karib dengan Tuhan? Tentu ada beberapa hal yang dapat membuat kita semakin dekat dengan Tuhan, namun ada satu hal yang dapat menjadi dasar yang kuat agar kita dapat memiliki relasi yang karib dengan Tuhan. Satu hal tersebut adalah “takut akan Tuhan”.

Hal tersebut diungkapkan oleh Daud dalam salah satu mazmurnya. Daud adalah seorang yang sudah membuktikan diri sebagai seorang yang memiliki relasi karib dengan Tuhan. Oleh sebab itu, tentu Mazmur tersebut ditulis bukan asal bicara, tetapi Daud sendiri telah mengalaminya, sehingga dia dapat berkata demikian.

Mazmur 25:14 TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.

Mengapa dikatakan orang yang takut akan Tuhan dapat bergaul karib dengan Tuhan? Sebab orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang menyadari bahwa Tuhan Maha Hadir, sehingga dia menyadari bahwa segala pikiran, sikap dan perbuatannya diketahui dan dinilai oleh Tuhan setiap saat. Orang yang takut akan Tuhan tidak akan berbuat dosa sekalipun tidak ada orang yang melihatnya.

Dengan demikian orang yang takut akan Tuhan dapat menghalau penghalang hubungan yang karib dengan Tuhan yaitu menyimpan dosa atau hidup dalam dosa. Orang yang takut akan Tuhan bukan berarti adalah orang yang sempurna dan tidak pernah berbuat dosa lagi. Orang yang takut akan Tuhan dapat saja jatuh dalam dosa, tetapi tidak akan dapat menyimpan dosa alias hidup dalam suatu dosa.

Orang yang takut akan Tuhan dapat segera sadar akan dosa yang dilakukan serta tidak akan mengulangi kesalahan yang sama sebab dia tahu bahwa itu adalah dosa dan membuat hidupnya jauh dari Tuhan. Kita dapat melihat hidup Daud. Kehidupan Daud sebagai seorang yang takut akan Tuhan tidak lepas dari dosa. Akan tetapi Daud adalah orang yang dapat dengan cepat menyadari dosa dan bertobat.

Ketika Daud jatuh dalam dosa berkenaan dengan Betsyeba istri Uria, Daud segera bertobat sesaat setelah dia ditegur oleh Tuhan melalui nabi Natan. Setelahnya Daud tidak pernah lagi tercatat jatuh dalam dosa yang sama. Demikian pula ketika Daud melakukan kesalahan dengan menghitung jumlah rakyat Israel, diapun segera menyadarinya dan menerima konsekuensi dari perbuatannya dan bertobat.

Demikianlah kehidupan orang yang takut akan Tuhan. Dia selalu akan membawa hidupnya sebisa mungkin untuk tidak melakukan dosa. Pada saat dia jatuh dalam dosa, maka orang yang takut akan Tuhan akan segera menyadarinya dan segera berobat kepada Tuhan. Inilah yang membuat seorang yang takut akan Tuhan dapat selalu bergaul karib dengan Tuhan. Sudahkah kita hidup dalam takut akan Tuhan?

Takut akan Tuhan tidak dapat dibangun dalam waktu satu dua minggu, tetapi harus selalu dibangun terus menerus sebagai sebuah gaya hidup. Takut akan Tuhan adalah sebuah gaya hidup yang perlu dibangun dan dilatih setiap hari. Untuk itu kita perlu menaruh perhatian kita kepada hal ini.

Langkah Praktis Untuk Memiliki Hidup Dalam Takut Akan Tuhan

Setidaknya ada dua hal praktis yang dapat membantu kita menjadi pribadi yang takut akan Tuhan, yaitu:

1. Selalu Mengkoreksi Kehidupan Setiap Hari

Apa yang perlu kita koreksi? Hal yang perlu kita koreksi adalah apakah ada dosa yang masih harus kita bereskan dengan Tuhan dan sesama? Kemudian buatlah rencana untuk tidak memikirkan pikiran-pikiran dosa tersebut setiap hari mulai dari sekarang.

Tuliskanlah rencana tersebut dan berkomitmenlah untuk melakukannya. Misalkan dosa yang perlu dibereskan adalah nonton film atau konten porno. Maka buatlah rencana agar anda tidak memikirkannya. Anda bisa melakukan misalkan, jauhkan gadget satu jam sebelum tidur, bila anda tahu bahwa anda seringkali jatuh pada saat jam sebelum tidur.

Anda dapat mengkoreksi dan menemukan cara sendiri untuk dapat menghindar dan mengalihkan pikiran anda dari dosa yang masih anda simpan. Dosa seperti apapun pasti ada cara agar anda dapat terhindar dari hal tersebut. Mintalah hikmat daripada Tuhan dan berkomitmenlah untuk melakukannya.

2. Berdoa, Berserah dan Menyembah Kepada Tuhan

Pada saat anda mulai memikirkan dosa tersebut, cobalah untuk berdoa dan berserah kepada Tuhan. Serahkanlah hidupmu dalam penyembahan kepada Tuhan kapanpun pikiran dosa itu mulai merasuki. Dengan demikian anda sedang mengganti atau mengalihkan pikiran dosa tersebut dengan penyembahan dan penyerahan diri kepada Tuhan.

Dengan melakukan hal tersebut secara tidak sadar kita sedang melatih diri untuk hidup dalam takut akan Tuhan. Bila kita secara terus menerus menerapkannya, maka takut akan Tuhan dapat menjadi sebuah gaya hidup dan tanpa terasa kita sedang membangun sebuah hubungan yang karib dengan Tuhan.

Kita akan selalu rindu beribadah kepada Tuhan dalam doa dan penyembahan. Ketika hal itu terjadi, maka ibadah kita menjadi ibadah yang didasari sebuah hubungan yang intim dengan Tuhan serta bertujuan hal yang sama, yaitu mencapai sebuah relasi yang semakin karib dengan Tuhan sang sumber kehidupan kita. Selamat merenungkan dan mempraktekannya, Tuhan Yesus memberkati.. Aminn..

Posting Komentar untuk "Dasar dan Tujuan Utama Ibadah adalah Keintiman dengan Allah"