Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Etika Kerajaan Allah

Sebelum berbicara mengenai etika Kerajaan Allah, maka kita perlu memahami terlebih dahulu apa itu etika dan apa itu Kerajaan Allah. Secara sederhana etika dapat dipahami sebagai suatu nilai atau norma yang berkembang dimasyarakat dimana nilai tersebut dapat menyatakan suatu tindakan manusia itu baik atau buruk dan benar atau salah serta termasuk di dalamnya bagaimana manusia itu bertanggungjawab atas perbuatan yang dilakukan.

Cabang dari ilmu etika sendiri bermacam-macam. Ada etika moral, etika hukum, etika agama dan lain sebagainya. Namun yang pasti bahwa etika selalu menyangkut suatu tindakan manusia dan menilainya apakah itu baik atau tidak serta benar atau tidak. Lalu apa itu Etika Kerajaan Allah ?

Tentu untuk memahami hal tersebut kita perlu mengerti terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Kerajaan Allah itu sendiri. Kerajaan Allah atau Kerajaan Surga bukan berbicara tempat. Sorga itu tempat, tetapi Kerajaan Surga atau Kerajaan Allah bukan berbicara tempat. Kerajaan Allah berbicara suatu sistem pemerintahan dimana Tuhan menjadi Raja, artinya Kerajaan Allah berbicara mengenai pemerintahan Allah atas hidup manusia.

Bagi orang percaya, maka dapat dipahami secara sederhana bahwa Kerajaan Allah merupakan suatu sistem pemerintahan dimana manusia hidup sesuai dengan perintah Allah. Dalam pemahaman seperti inilah, maka Etika Kerajaan Allah dapat dipahami secara lebih jelas.

Dengan demikian Etika Kerajaan Allah berbicara tentang suatu nilai atau norma dalam pemerintahan Allah yang menilai segala tindakan manusia berdasarkan perintah Allah. Tindakan manusia dianggap baik dan benar apabila sejalan dengan perintah Tuhan. Sebaliknya menjadi buruk dan salah apabila tindakan tersebut bertentangan dengan perintah atau kehendak Allah.

Perintah Allah menjadi pedoman bagi etika orang-orang yang percaya kepada Allah dan mau hidup dalam sistem Kerajaan Allah. Lalu apa itu perintah Allah? Jelas bagi kita orang percaya, maka perintah Allah adalah Firman Tuhan yang sudah diilhamkan Roh Kudus dalam sebuah kitab yang bernama Alkitab. Dalam Alkitab inilah pedoman hidup Kerajaan Allah tertuang.

Oleh sebab itu, jika kita ingin hidup dalam sistem pemerintahan Allah dan dalam Etika Kerajaan Allah, maka kita perlu hidup dalam terang Firman Tuhan. Kita perlu melatih diri membaca dan mempelajari Alkitab dengan baik, agar kita dapat mengerti hal-hal apa saja yang Tuhan perintahkan bagi hidup kita.

Persoalannya adalah bahwa dalam kehidupan ini ada berbagai peraturan dan perintah ataupun kebiasaan yang sepertinya mirip dengan etika kerajaan Allah namun apabila kita telaah lebih dalam hal tersebut tidaklah sesuai dengan perintah Tuhan. Oleh karena itu, kita mau belajar apa saja ciri etika Kerajaan Allah. Dengan mengetahui ciri etika Kerajaan Allah, maka kita dapat mengetahui apakah suatu nilai atau norma merupakan nilai kerajaan Allah atau bukan.

3 Ciri Etika Kerajaan Allah:

1. Membawa Hidup Kita Semakin Dekat Dengan Tuhan

Etika Kerajaan Allah tidak sekedar tentang aturan. Etika Kerajaan Allah bukan melulu soal boleh atau tidak boleh, tetapi etika Kerajaan Allah itu berbicara mengenai relasi yang harmonis dengan sang pemberi aturan atau sang pemberi perintah. Perintah Tuhan itu memang penting untuk dilakukan, namun Tuhan tidak ingin kita hanya sekedarmelakukan perintah tanpa adanya relasi yang baik dengan Tuhan.

Pernahkah saudara melihat ada seorang bawahan yang melakukan perintah atasannya dengan baik, namun tidak ada relasi yang dekat dengan tuannya. Sang bawahan hanya melakukan perintah atasannya karena dasar kewajibannya semata, tetapi tidak pernah merasa memiliki kedekatan secara pribadi dengan atasannya tersebut.

Inilah yang Tuhan tidak inginkan, melakukan perintah tanpa adanya relasi. Sebaliknya Tuhan menginginkan sebuah relasi secara pribadi yang membuat kita melakukan perintah Tuhan bukan sekedar sebagai sebuah tuntutan atau kewajiban, namun sebagai bentuk kasih kita kepada Tuhan. Oleh sebab itulah, Tuhan Yesus juga pernah berkata bahwa barangsiapa mengasihi Aku, dia akan melakukan perintah-perintah-Ku.

Yohanes  14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.

Yohanes  14:21 Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."

Jadi jelas, ciri pertama dari etika Kerajaan Allah adalah adanya relasi yang harmonis dan penuh kasih antara kita dengan Tuhan. Jika ada aturan yang justru membuat kita jauh dari Tuhan, maka itu bukanlah etika Kerajaan Allah.

2. Berbelas Kasih Kepada Manusia, Namun Tegas Terhadap Dosa

Ciri kedua dari etika Kerajaan Allah adalah belas kasih kepada manusia, tetapi pada saat bersamaan tegas terhadap dosa. Terkadang sebuah peraturan tidak mampu memiliki sifat keseimbangan ini. Satu peraturan lebih cenderung berbelas kasihan, tetapi berkompromi terhadap dosa pada saat yang bersamaan. Tentu hal ini bukanlah etika Kerajaan Allah. Di sisi yang lain, ada peraturan yang tegas terhadap suatu peraturan namun melupakan belas kasih terhadap manusia. Kedua hal tersebut tentu tidaklah sejalan dengan etika Kerajaan Allah.

Etika Kerajaan Allah merupakan keseimbangan antara kasih dan ketegasan akan dosa. Contoh kisah dalam Alkitab adalah ketika Yesus bersikap terhadap perempuan yang dihadapkan kepadaNya atas tuduhan perzinahan. Apa yang dilakukan Yesus menunjukan sebuah sikap etika Kerajaan Allah.

Yesus meminta agar orang-orang yang merasa tidak berdosa untuk melempari perempuan tersebut terlebih dahulu. Namun nyatanya tidak ada yang melempari perempuan tersebut. Satu per satu dari mereka pergi dan tinggallah Yesus dan perempuan tersebut yang ada disana.

Kemudian Yesus mengatakan bahwa Dia pun tidak akan menghukum perempuan tersebut, namun pada saat yang sama Yesus mengingatkan perempuan tersebut secara tegas agar tidak berbuat dosa lagi.

Yohanes  8:11 Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Yesus tidak menghukum perempuan tersebut bukan karena Dia menyetujui perbuatan perempuan itu, namun Yesus tidak menghukum perempuan itu karena kasih. Sebaliknya ketegasan Yesus terhadap dosa juga nampak dari bagaimana Yesus memperingatkan perempuan tersebut agar tidak berbuat dosa lagi. Inilah etika Kerajaan Allah, berbelas kasih namun secara bersamaan tegas terhadap dosa.

3. Suatu Aksi Dari Dalam, Bukan Reaksi Dari Luar

Etika Kerajaan Allah merupakan suatu aksi dari dalam diri seseorang, bukan suatu reaksi dari luar. Tuhan ingin agar segala sesuatu yang kita lakukan merupakan sebuah aksi dari dalam bukan sekedar reaksi atas apa yang terjadi diluar diri kita. Sebab aksi dari dalam menggambarkan siapa diri kita sesungguhnya.

Tuhan ingin kita mengasihi karena kita memang pribadi yang penuh kasih, bukan karena ingin dianggap sebagai orang yang penuh kasih. Kita melakukan kebaikan karena kita pada dasarnya memang baik, bukan karena orang baik kepada kita baru kita juga baik terhadap dia. Dengan kata lain, Etika Kerajaan Allah berbicara mengenai integritas kita sebagai anak Tuhan.

Berbuat baiklah apapun respon orang atas kebaikan kita. Sekalipun orang tidak menganggap atau salah menanggapi kebaikan kita, tetaplah berbuat baik. Berbuat benarlah sekalipun ada orang yang memusuhi kita karena kita berbuat benar. Kita berbuat baik dan benar sebab kita tahu bahwa kita adalah anak-anak Bapa di Sorga.

Matius 5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

Menjadi berbedalah dengan orang dunia, sebab kita hidup dalam etika Kerajaan Allah, bukan etika dunia ini. Dan biarlah perbedaan itu muncul dari dalam diri kita, sebab dalam diri kita ada perintah Tuhan. Ada Firman Tuhan yang menuntun dan memerintah dalam hati kita sehingga terpancar keluar dalam perilaku hidup kita.

Maukah kita hidup dalam etika Kerajaan Allah, dimana Tuhan menjadi Raja yang memerintah dan berdaulat atas kehidupan kita? Selamat merenungkan, Tuhan Yesus memberkati..

Posting Komentar untuk "Etika Kerajaan Allah"