Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pencuri Sukacita

Hidup dipimpin Roh Kudus akan membuat kita memiliki buah Roh Kudus dalam hidup kita. Salah satu diantaranya adalah sukacita. Namun ternyata ada banyak orang percaya tidak dapat mengalami yang namanya sukacita. Sukacita mereka dicuri oleh iblis melalui berbagai hal.

Iblis memang datang untuk mencuri, merampok dan membinasakan (Yoh 10:10). Untuk itulah kita perlu waspada agar hidup kita termasuk sukacita kita tidak dicuri. Iblis mencuri sukacita kita melalui berbagai hal yang sringkali tidak kita sadari. Berikut beberapa hal yang dibuat iblis agar kita kehilangan sukacita dalam hidup.

Kekuatiran

Iblis sering menebar kekuatiran dalam hidup orang percaya agar mereka kehilangan sukacita sejati. Kekuatiran ini sebenarnya adalah kegelisahan yang berlebihan akan suatu hal yang sebenarnya belum tentu terjadi. Artinya hal yang kita kuatirkan bisa saja terjadi, tetapi bisa saja tidak. Sesuatu yang belum pasti. Bahkan seringkali hal tersebut justru tidak pernah terjadi.

Kekuatiran membuat seseorang gelisah dan tidak tenang dalam menjalani kehidupan. Dalam tahap yang lebih serius kekuatiran membuat seseorang tidak dapat melakukan pekerjaannya dengan baik, bahkan sulit untuk berdoa. Oleh sebab itulah Firman Tuhan mengatakan bahwa kita harus menjadi tenang agar dapat berdoa.

Firman Tuhan mengajarkan kita agar menyerahkan segala kekuatiran kita kepada Tuhan. Kekuatiran bisa saja menghampiri kita, namun jangan biarkan kekuatiran itu tinggal, menetap dalam hidup kita, apalagi sampai menguasai kehidupan kita. Ketika kekuatiran itu datang, serahkanlah itu kepada Tuhan sebab Tuhanlah yang memelihara hidup kita.

I Petrus  5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

Tekanan Batin

Hal kedua yang sering membuat seseorang kehilangan sukacita adalah tekanan batin. Hal ini biasanya berhubungan dengan suatu hal atau keadaan yang tidak bisa diubah. Menurut Charles Swindoll tekanan batin diartikan sebagai “ketegangan yang berlebihan terhadap situasi yang tidak dapat kita ubah atau kontrol”.

Ketika menghadapi suatu keadaan yang tidak bisa kita ubah, seringkali kita merasa tidak berdaya dan pada akhirnya kita mengalami ketegangan karena terus menerus memikirkannya. Hal ini pernah dialami oleh Daud. Namun Daud tahu bagaimana cara mengatasi tekanan batin tersebut.

Daud melakukan self healing, yaitu dengan cara mengakui keadaan batinnya yang tertekan kemudian berbicara kepada batinnya sendiri agar tetap kuat dan mengandalkan Tuhan. Daud menyadari bahwa pada akhirnya Tuhan akan menolong dia dalam situasi sulit. Daud menyadari bahwa masih ada Tuhan yang menjadi sumber pengharapan dan pertolongan sekalipun situasi yang dialami diluar kendalinya.

Mazmur 42:6 Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!  

Ayat tersebut diulangi beberapa kali oleh Daud dalam Mazmurnya (Mazmur 42:12; Mazmur 43:5). Hal ini menunjukkan bahwa Daud benar-benar sedang mengalami tekanan dalam batinnya. Namun hal ini juga sekaligus menunjukkan bahwa Daud menyadari hanya Tuhan yang bisa kita andalkan dan harapkan ketika menghadapi situasi diluar kendali dirinya.

Bagaimana dengan kita? Adakah kita mengingat dan berharap kepada Tuhan ketika begitu banyak tekanan dalam jiwa dan batin kita? Atau justru kita mulai terjebak dan kalah dengan tekanan batin yang iblis tebarkan dalam hidup kita, sehingga kita kehilangan sukacita bahkan iman kita kepada Tuhan? 

Mari belajar menghadapi tekanan dalam batin dan jiwa kita dengan menguatkan batin dan jiwa kita bahwa masih ada Tuhan yang bisa kita andalkan sebagai sumber pengharapan dan sumber pertolongan dalam segala situasi hidup kita.

Ketakutan

Hal ketiga yang sering ditebarkan iblis dalam hidup kita untuk mencuri sukacita kita adalah ketakutan. Iblis senang bila hidup kita mengalami ketakutan dan tidak dapat menikmati hidup. Ketakutan itu bisanya ditebarkan iblis melalui berbagai hal seperti bahaya, kejahatan atau penderitaan.

Hidup dalam dunia ini memang tidak bisa lepas dari hal-hal yang “menakutkan” tersebut, tetapi jangan sampai hal tersebut menimbulkan kecemasan yang berlebih sehingga kita kehilangan sukacita. Percayalah bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, bahkan di "padang gurun" sekalipun, Tuhan tetap setia menyertai kita.

Ibrani 13:5b-6 Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"

Percayalah bahwa apapun yang menyebabkan kita kuatir, tertekan dan takut tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Tuhan. Tuhan akan selalu ada bagi kita, sebab Dia Tuhan yang tidak akan pernah meninggalkan kita bahkan selalu siap menolong hidup kita.

Mari bentengi hidup kita dari “pencuri sukacita” dengan menguatkan kepercayaan kita kepada Tuhan setiap hari agar hidup kita mendapat ketenangan dan tetap bisa bersukacita. Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa sukacita kita terkadang “berkurang” atau terganggu dengan adanya rasa kuatir, tertekan dan takut, tetapi percayalah bahwa Tuhan ada dalam hidup kita dan selalu menyertai kita. Aminn...

Posting Komentar untuk "Pencuri Sukacita"