Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pelajaran Hidup dari Seekor Hewan

Pelajaran hidup yang saya dapat beberapa hari ini adalah tentang sikap mau mengalah. Mengalah memang bukan perkara mudah, namun bila mampu mengalah untuk kebaikan dan kebahagiaan orang lain, maka itu merupakan hal yang sangat indah. Saya tidak akan memaksa Anda yang berpikir sebaliknya. Namun disini saya ingin berbagi satu pelajaran hidup yang saya lihat sendiri tentang indahnya mengalah demi kebahagiaan orang lain. 

Menariknya pelajaran hidup tersebut saya dapat bukan dari pengalaman manusia, melainkan suatu kejadian yang dilakukan oleh seekor anjing. Tetangga saya memiliki anjing peliharaan yang sudah cukup lama dipelihara. Bahkan anjing tersebut sudah memiliki anak dan cucu. Sebagian anaknya sudah diminta dan dibeli oleh orang. Hanya ada satu anak anjing yang tersisa. Jadi sekarang hanya ada dua ekor anjing yang berjenis kelamin betina.

Ibu anjing tersebut diberi nama Molen sedangkan anaknya diberi nama Amol singkatan dari anak molen kata pemiliknya, hehe. Seiring berjalannya waktu Amol pun tumbuh menjadi anjing dewasa. Suatu hari mereka sama-sama hamil (gak usah nanya siapa yang menghamili ya gaes). Nah, yang menarik adalah sifat dari Molen ini yang suka mengalah dan penuh kasih kepada Amol.

Ketika mereka sama-sama melahirkan anak-anak mereka, maka Molen inilah yang dengan rela merawat anak-anak Amol juga. Mungkin dia tahu bahwa mereka itu adalah cucu-cucunya juga kali ya. Apapun itu, tetap saja saya dibuat kagum dan mendapat pelajaran dari sikap Molen tersebut.

Sifat Molen yang suka mengalah ternyata tidak hanya sampai disitu. Molen ini ternyata juga suka mengalah dalam hal makanan. Bahkan dia rela tidak makan dan memilih meninggalkan makananya untuk Amol. Entah mengapa dia bisa bersikap seperti itu. Padahal biasanya anjing memiliki sifat yang tak mau mengalah. Mereka pasti akan berebut makanan satu dengan yang lain.

Suatu hari saya mencoba memberikan Molen makan ketika dia sedang sendirian dihalaman rumah saya. Awalnya dia memakan dengan cukup lahap sampai beberapa saat kemudian Amol datang. Dan sudah bisa ditebak apa yang dilakukan Molen. Dia segera meninggalkan makanan dan membiarkan Amol yang memakannya. Padahal dia baru sedikit memakannya dan saya rasa dia belum kenyang. 

Melihat hal itu saya dan istri terheran-heran. Secara spontan saya berkata, “anjing saja bisa mengalah, mengapa manusia sulit untuk mengalah dan enggan untuk berbagi?” inilah pelajaran hidup yang sangat berharga dari seekor hewan. Anjing yang seringkali dianggap hina dan digunakan untuk memaki orang ternyata bisa memiliki sifat yang begitu mulia. 

Bagaimana dengan kita yang katanya manusia, yang katanya mahluk ciptaan Tuhan yang paling mulia? Seringkali kita kalah dengan seekor anjing seperti Molen. Kita lebih suka bertengkar daripada mengalah, kita lebih suka serakah dari pada harus berbagi. 

Mengalah itu bukan berarti kalah, mengalah adalah sesuatu yang indah. Saya percaya Tuhan akan senang melihat kita mampu mengalah demi kebahagiaan dan kebaikan orang lain, sama seperti saya juga senang melihat apa yang dilakukan Molen. 

Belajarlah mengalah demi kebaikan dan kebahagiaan orang lain dan belajarlah berbagi kepada orang lain. Buang sifat egois dalam diri kita. Jangan mau kalah dengan hewan peliharaan seperti Molen. Inilah sekolah kehidupan yang tidak didapat dibangku sekolah formal, namun nyata terjadi disekeliling kita. Tetap bukalah mata dan hati kita untuk terus belajar dalam hidup ini. Selamat belajar tentang kehidupan..

Posting Komentar untuk "Pelajaran Hidup dari Seekor Hewan"