Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tiga Pelajaran Penting dari Perpecahan Jemaat Korintus

Surat 1 Korintus merupakan surat yang berisi teguran dan nasihat dari Rasul paulus kepada Jemaat di Kotintus mengenai persoalan-persoalan yang terjadi dalam Jemaat, khususnya mengenai banyaknya perpecahan yang terjadi dalam diri Jemaat. Surat Paulus kepada Jemaat di Korintus ini ditulis saat dia berada di kota Efesus.

Korintus sendiri merupakan salah satu kota terbesar, termakmur dan terpenting pada zaman kekaisaran Romawi waktu itu. Korintus memiliki penduduk sekitar 400 ribu jiwa. Korintus berada pada jalan raya perdagangan kekaisaran. Pelabuhan yang ada di kota Korintus ramai disinggahi kapal perdagangan sedunia.  Sebagai kota besar dan kota perdagangan, Korintus juga dipakai sebagai tempat orang memuaskan hawa nafsu dan melakukan kejahatan.

Pada kota Korintus inilah, Paulus pernah singgah dan tinggal di kota tersebut selama satu setengah tahun dan mendirikan jemaat disana. Kira-kira 3 tahun setelah Paulus meninggalkan jemaat di Korintus, yaitu ketika dia berada di kota Efesus, datanglah utusan dari pemimpin jemaat di Korintus. Maksud kedatangan utusan tersebut adalah untuk membicarakan tentang berbagai persoalan dan perpecahan yang terjadi dalam jemaat Korintus.

Kemudian Paulus menuliskan surat untuk jemaat di Korintus. Paulus memulai tulisan di suratnya dengan menegaskan kedudukannya sebagai rasul Kristus Yesus yang dipanggil oleh kehendak Allah (1 Korintus 1:1). Hal ini bukanlah untuk kesombongan Paulus. Namun lebih kepada menyadarkan Jemaat akan otoritas rohani Paulus, sehingga semua nasihat yang akan Paulus sampaikan bisa didengarkan dan menjadi perhatian jemaat.

Pada awal suratnya, Paulus ingin membuka mata hati jemaat Korintus agar menyadari bahwa dibalik perpecahan yang terjadi, ada pelajaran penting yang perlu dicermati. Berikut 3 pelajaran penting dari perpecahan yang terjadi dalam jemaat Korintus :

1. Ucapan Syukur di Tengah Persoalan

Setelah menegaskan mengenai kedudukannya sebagai rasul Kristus, Paulus kemudian melanjutkan dengan memberikan sebuah teladan mengenai ucapan syukur. Paulus menyatakan bahwa dirinya tetap dapat mengucap syukur sekalipun ada banyak permasalahan yang terjadi. Mengucap syukur merupakan gaya hidup orang percaya.

1 Korintus 1:4 Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus.

Paulus mengingatkan jemaat Korintus mengenai kasih karunia Allah yang sudah dianugerahkan dalam diri Kristus Yesus. Paulus inging mengingatkan bahwa sebagai orang yang sudah menerima anugerah keselamatan, mengucap syukur adalah seuatu hal yang wajib dan penting serta tidak boleh terputus dalam segala keadaan hidup.

Kemudian Paulus juga mengingatkan agar setiap jemaat dapat melihat sisi positif dari sebuah permasalahan. Paulus justru melihat bahwa perpecahan dan perpeselisihan yang terjadi dalam jemaat merupakan suatu pertanda bahwa jemaat Korintus semakin berkembang dan menjadi kaya dalam segala hal, termasuk dalam perkataan dan pengetahuan.

1 Korintus 1:5 Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan,

Hal tersebut tentu bukanlah berarti bahwa Paulus menyetujui dengan perpecahan yang ada, tetapi Paulus sedang memberi contoh bahwa dalam segala persoalan yang terjadi, ucapan syukur tidak boleh berhenti dan juga melihat sisi positif dari sebuah persoalan merupakan hal penting lainnya untuk dimiliki.

Bagaimana dengan kehidupan kita ketika menghadapi sebuah persoalan? Masih mampukah kita mengucap syukur serta melihat sisi positif dari sebuah persoalan yang terjadi dalam hidup kita?

2. Kemampuan Jemaat Untuk Saling Bersaksi Tentang Kristus

Selanjutnya Paulus menasihati jemaat Korintus agar kemampuan yang mereka miliki dalam perkataan dan pengetahuan dapat digunakan dengan bijak. Paulus menasihati agar kemampuan dan pengetahuan mereka tidak digunakan untuk saling berdebat dan berargumen sehingga menimbulkan perpecahan diantara jemaat.

Sebaliknya, Paulus ingin agar hal tersebut dapat digunakan untuk saling bersaksi dan saling membangun diantara jemaat Korintus. Paulus mengingatkan agar kemampuan dan pengetahuan yang mereka miliki tidak membuat masing-masing pribadi atau kelompok menjadi sombong dan merasa paling benar serta paling mampu.

1 Korintus 1:5-6 Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan, sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan di antara kamu.

Paulus mengingatkan bahwa kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki jemaat juga berasal dari Dia, yaitu berasal dari Allah. Artinya kemampuan dan pengetahuan mereka juga merupakan karunia yang berasal dari Allah sendiri. Untuk itu jangan gunakan itu untuk saling sombong dan membenarkan diri sendiri, tetapi sebaliknya untuk saling membangun dan bersaksi.

Dari sini kita dapat belajar untuk tidak menggunakan kemampuan kita hanya untuk kesombongan. Tetapi gunakanlah kemampuan dan pengetahuan kita untuk bersaksi dengan cara menolong dan membantu orang lain. Ingat bahwa kemampuan dan pengetahuan kita juga berasal dari Tuhan, itu hanyalah anugerah semata. Biarlah hidup kita dapat menjadi sebuah kesaksian yang baik bagi sesama.

3. Allah Penuh Karunia dan Setia

Permasalahan yang terjadi membuat sebagian jemaat Korintus merasa takut dan kuatir bahkan tergoncang. Sebab perpecahan memang seperti sebuah virus yang dapat merusak. Hal inilah yang membuat jemaat mengirim utusan kepada Paulus untuk membicarakan tentang permasalahan yang sedang terjadi. Mereka mengharapkan agar Paulus dapat membantu mereka menghadapi persoalan yang sedang terjadi dalam jemaat.

Paulus mengingatkan bahwa selama kita ada didunia ini dan menantikan kedatangan Tuhan kedua kalinya, maka persoalan itu masih bisa saja terjadi. Namun Paulus meyakinkan jemaat bahwa Tuhanlah yang akan memelihara dan meneguhkan iman jemaat selama masa penantian tersebut.

1 Korintus 1:7-9 Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karunia pun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus. Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.

Paulus menguatkan jemaat di Korintus dengan mengatakan bahwa jemaat tidak akan kekurangan suatu apapun dan akan tetap teguh sampai kesudahannya. Paulus yakin dan optimis karena kesetiaan Allah memungkinkan itu terjadi (1 Kor 1:7-9). Paulus menghibur jemaat bahwa perpecahan dan permasalahan yang terjadi tidak akan membuat mereka terpecah dan hancur. Allah sendiri yang akan meneguhkan mereka dan menjaga mereka sampai pada kedatangan Kristus.

Bagaimana dengan kita? Percayakah kita bahwa Allah sanggup menjaga kita selama kita menantikan Tuhan datang kembali? Persoalan boleh saja datang dan menghampiri hidup kita, namun percayalah bahwa Tuhan yang sudah memanggil kita dalam persekutan dengan Kristus adalah setia. Tuhanlah yang akan menjaga, meneguhkan dan menolong kita menghadapi setiap persoalan hidup.

Itulah tiga pelajaran penting yang kita dapatkan dari perpecahan yang terjadi dalam jemaat Korintus. Kiranya boleh memberkati dan menguatkan kita semu. Selamat merenungkan, Tuhan Yesus memberkati.

Posting Komentar untuk "Tiga Pelajaran Penting dari Perpecahan Jemaat Korintus"