Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Doa Peperangan dan Penuaian Jiwa

Baca Efesus 6:10-20

Kehidupan orang percaya selalu diperhadapkan dengan peperangan. Peperangan hidup orang percaya bukanlah peperangan fisik seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu antara Rusia melawan Ukraina atau bukan pula seperti perang kemerdekaan Indonesia dimana secara fisik para pahlawan kita benar-benar menyandang senjata.

Peperangan orang percaya justru terjadi dialam roh yang tak terlihat namun sangat berdampak bagi kehidupan kita secara nyata. Peperangan dalam hati dan pikiran mungkin adalah peperangan rohani yang paling sering dan mudah kita alami dan rasakan.

Peperangan antara pikiran jahat dan pikiran yang benar. Peperangan antara nafsu dan keegoisan kita dengan tuntunan roh Kudus agar kita hidup dalam kekudusan dan penuh kasih. Peperangan semacam ini yang kita alami secara terus menerus disepanjang kehidupan kita.

Alkitab sendiri mencatat bahwa musuh kita itu bukanlah darah dan daging atau orang secara fisik, namun musuh kita sesungguhnya adalah roh-roh dan penghulu jahat diudara. 

Musuh kita itu bukanlah tetangga kita, mertua, bukan ayah atau ibu kita, bukan ipar kita, bukan rekan kerja kita, bukan pula rekan pelayanan. Namun musuh kita adalah roh-roh jahat yang menipu kita sehingga kita justru memusuhi keluarga, teman bahkan saudara seiman dalam gereja.

Efesus 6:12 (TB) karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

Jadi jelas disini bahwa peperangan rohani itu sebuah fakta yang tak bisa kita hindari dan abaikan begitu saja. Sebab jika kita tidak benar-benar siap, maka kita bisa terungkur kalah dan akhirnya menyerah.

Oleh karena itu, Alkitab menegaskan bagi kita agar kita menjadi orang Kristen yang kuat dan bisa bertahan melawan tipu muslihat Iblis. 

Efesus 6:10-11 (TB) Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. 

Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; 

Dan bukan hanya bertahan tetapi juga agar kita dapat melakukan perlawanan ketika iblis mencoba menyerang kita.

Efesus 6:13 (TB) Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.

Perlawanan seperti apa? Atau bagaimana kita melawan tipu muslihat Iblis? Lebih lanjut Alkitab mengajarkan kita untuk mengambil dan mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah.

Efesus 6:14-17 (TB) Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,  

Doa Sebagai "Tombol Aktivasi" Perlengkapan Senjata Allah 

Namun yang menarik adalah bahwa di ayat selanjutnya Alkitab mencatat bahwa senjata-senjata kebenaran itu hanya dapat digunakan ketika kita berdoa atau punya koneksi dengan Tuhan.

Efesus 6:18 (TB) dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,

Dikatakan disana "dalam segala doa dan permohonan"

Jadi menggunakan perlengkapan senjata Allah saja tidaklah cukup tanpa kita berdoa kepada Tuhan. Doa itu berbicara koneksi kita dengan Tuhan. Ibarat perlengkapan elektronik yang tidak akan berfungsi jika tidak terkoneksi dengan daya listrik.

Demikian juga perlengkapan senjata Allah baru akan berkuasa jika kita aktifkan melalui doa dimana kita terkoneksi dan terhubung dengan Tuhan sang sumber kekuatan itu sendiri. Doa menjadi semacam "Tombol Aktivasi" bagi perlengkapan senjata Allah.

Inilah pentingnya berdoa. Jangan anggap remeh doa hanya sebagai untaian kata yang kita ucapkan kepada Tuhan. Tetapi ingatlah bahwa doa itu adalah koneksi kita dengan Tuhan sehingga selengkap senjata Allah itu bisa benar-benar berfungsi. Dan pada akhirnya kita akan mampu bertahan dan bahkan mengadakan perlawanan.

Yakobus 4:7 (TB) Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! 

Doa merupakan saat dimana kita merendahkan diri kita dihadapan Tuhan dan tunduk akan kuasaNya. Di saat itulah kita bisa mengaktivasi perlengkapan senjata Allah sehingga kita bisa melawan iblis dan ia akan lari. 

Disini kita mengerti bahwa doa peperangan itu bukan hanya sekedar tengking sana dan tengking sini atau hanya sehubungan dengan pengusiran roh jahat yang merasuki tubuh seseorang. Namun saat kita menjaga pikiran dan hati kita dari rasa iri hati, dendam, kepahitan, sakit hati, kekuatiran dan sebagainya, maka saat itu pula kita sedang doa peperangan.

Hubungan Antara Doa Peperangan Dan Penuaian Jiwa

Tipu Muslihat Iblis ternyata ujungnya adalah untuk mengalihkan Fokus Hidup Orang Percaya 

Tujuan utama iblis memerangi orang percaya adalah agar orang percaya teralihkan fokus hidupnya kepada hal-hal lain sehingga melupakan pekerjaan pemberitaan Injil, merasa tidak layak atau bahkan sampai menjadi takut memberitakan Injil dan kebenaran.

Orang yang sibuk dengan persoalan hidupnya tidak akan punya waktu untuk melayani Tuhan. Waktunya habis untuk membenci orang lain, waktunya habis untuk kekuatiran hidup, fokus dan energinya terkuras untuk memikirkan permasalahan hidup.

Orang-orang yang seperti ini tentu tidak akan pernah sampai kepada memikirkan Penuaian Jiwa bagi Tuhan, tidak berpikir bagaimana memajukan pelayanan sebab fokus hidupnya sudah dikaburkan. 

Bukan berarti persoalan hidup ini kita abaikan atau anggap tidak ada. Persoalan hidup perlu ditangani, tetapi jangan sampai itu mengalihkan tujuan utama dalam hidup yakni melayani Tuhan.

Rasul Paulus menyadari betul akan hal ini sehingga dia meminta dukungan doa agar dia tetap bisa fokus dan berani memberitakan Injil.

Efesus 6:19-20 (TB) juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil,yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara.

Paulus tidak ingin Iblis menipu dia untuk memikirkan persoalan hidupnya lebih dari seharusnya. Persoalan hidup memang harus dicari jalan keluarnya. Namun jangan sampai itu mengalihkan fokus hidup kita sehingga kita tidak bisa melayani dan memberitakan kebenaran.

Kondisi Paulus saat itu ada dalam penjara. Paulus tidak manampikan bahwa ada persoalan yang sedang dia hadapi. Bahkan dia menyebut dirinya sebagai utusan yang dipenjarakan. Ini menandakan Paulus sadar betul bahwa ada persoalan yang sedang dia hadapi. Namun apakah itu membuat Paulus berhenti melayani dan memberitakan Injil?

Paulus menyadari bahwa keadaan hidupnya sangat bisa membuat dirinya bersungut-sungut dan mengeluh, sangat bisa membuat dirinya kuatir dan sangat bisa membuat dirinya takut dan akhirnya menyerah atau berhenti melayani.

Tetapi Paulus tidak mau terjebak dalam tipu muslihat Iblis. Dan Paulus tahu dengan pasti bahwa hanya doalah yang akan memampukan dia untuk tidak berkata-kata yang jahat seperti sungut-sungut dan kekuatiran. Oleh karena itulah, dia meminta dukungan doa kepada jemaat di Efesus.

Kali ini kita belajar bahwa musuh kita bukanlah sesama manusia, namun iblis yang mencoba menipu kita agar kita tidak fokus kepada pekerjaan Tuhan. 

Cara untuk menang atas tipu muslihat Iblis adalah menggunakan perlengkapan senjata Allah yang diaktivasi dalam doa di dalam koneksi kita dengan Tuhan. 

Dengan berjaga-jaga dalam doa yang tak putus-putusnya, maka kita dapat bertahan serta melawan iblis. Doa akan membuat kita tetap fokus kepada pekerjaan pelayanan pemberitaan Injil dan Penuaian Jiwa. Kiranya kita menjadi orang yang selalu berjaga-jaga di dalam doa. Amin..

Posting Komentar untuk "Doa Peperangan dan Penuaian Jiwa"