Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengampuni Diri Sendiri

Kali ini kita akan berbicara tentang sebuah topik yang mungkin terdengar aneh di telinga kita: mengampuni diri sendiri. Mungkin ada yang berpikir, "Lho, kan yang perlu diampuni itu orang lain yang bersalah pada kita?"

Benar sekali. Alkitab memang sering berbicara tentang mengampuni sesama. Tapi, ada satu hal lagi yang seringkali jauh lebih sulit: mengampuni diri kita sendiri.

Pernahkah Saudara merasa bersalah atas kesalahan masa lalu? Sebuah kata-kata yang menyakitkan yang terlanjur kita ucapkan, sebuah keputusan buruk yang merugikan banyak orang, atau kebiasaan dosa yang terus kita lakukan? 

Meskipun kita sudah mengakuinya kepada Tuhan, bahkan mungkin kepada orang lain, seringkali kita masih merasakan beban. Kita terus menghukum diri sendiri. Perasaan ini bisa menggerogoti damai sejahtera kita. Rasa bersalah ini perlu dibereskan dengan mengampuni diri sendiri. Dampak rasa bersalah itu bisa luas dan dalam.

Contohnya adalah Petrus dan Yudas. Dua orang murid Tuhan Yesus yang sama-sama pernah berbuat salah dan menyesal. Namun ada perbedaan mendasar dari keduanya yang mengakibatkan 2 sikap yang berbeda. Petrus belajar untuk mengampuni diri sendiri sedangkan Yudas memilih menghukum dirinya sendiri.


Memang tidak serta merta Petrus bisa mengampuni dirinya sendiri. Ada proses yang dia harus alami. Bahkan selepas dari tindakannya menyangkal Yesus, Petrus meninggalkan komunitas dan kembali kepada pekerjaan semula sebagai penjala ikan. Namun setidaknya Petrus memberi ruang dalam hati dan hidupnya untuk pemulihan yang dari Tuhan. Kita tahu kisah selanjutnya Yesus datang memulihkan Petrus.


Dan saya percaya bahwa jika Yudas tidak memilih untuk mengakhiri hidupnya, tetapi memberi ruang untuk mengampuni diri sendiri, maka Yesus pun akan datang kepada Yudas untuk memulihkan hidupnya. Sebab sejatinya, mengampuni diri sendiri itu berarti menerima pengampunan dari Tuhan.

Mengampuni Diri Sendiri Adalah Menerima Pengampunan Tuhan

Mengampuni diri sendiri dalam konteks Kristen pada dasarnya berarti sepenuhnya menerima pengampunan yang sudah Tuhan berikan melalui pengorbanan Yesus Kristus. Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa hanya Allah yang memiliki kuasa untuk mengampuni dosa. Ketika seseorang berbuat dosa, ia tidak hanya melukai orang lain atau dirinya sendiri, tetapi yang utama adalah ia berdosa di hadapan Allah.

Maka kita melihat bahwa usaha Petrus untuk mengampuni dirinya sendiri dengan hidup penyesalan tidak akan mampu membuatnya bebas dari rasa bersalah. Sampai Yesus datang dan mengingatkan Petrus bahwa Tuhan sudah mengampuninya.

Masalahnya seringkali bukan pada apakah Allah mengampuni, melainkan pada ketidakmampuan kita untuk menerima pengampunan-Nya. Ketika seseorang terus merasa bersalah dan menghukum dirinya sendiri, itu sama saja dengan menolak atau meragukan kecukupan pengorbanan Kristus di kayu salib. Pengorbanan Yesus sudah cukup untuk menebus semua dosa kita, dan Dia sudah membayarnya lunas.

  • Roma 8:1-2: "Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut."

Menerima pengampunan Allah berarti melepaskan rasa bersalah dan malu yang mengikat, dan hidup dalam kebebasan yang diberikan oleh Kristus. Ini adalah bentuk "mengampuni diri sendiri" yang sejati dalam iman Kristen.

Tiga Langkah Praktis untuk Menerima Pengampunan

Jadi, bagaimana cara kita menerapkan ini dalam kehidupan sehari-hari? Ada tiga langkah sederhana yang bisa kita lakukan.

1. Akui Dosa & Kegagalan Kita Kepada Tuhan

1 Yohanes 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Amsal 28:13 Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.

Ini adalah langkah paling mendasar. Seringkali, kita menyembunyikan dosa kita. Padahal, hanya dalam pengakuanlah ada kelepasan.

  • Aplikasi: Ambil waktu hening. Berlutut atau duduk dan berbicara jujur kepada Tuhan. Sebutkan dosa kita secara spesifik. Jangan bersembunyi. Jika dosa kita melibatkan orang lain (misalnya, berbohong kepada teman), mintalah maaf kepadanya.

Penyangkalan (denial)

Terkadang, seseorang menyembunyikan dosanya dari diri mereka sendiri. Mereka mungkin merasionalisasi atau membenarkan tindakan mereka, atau bahkan berpura-pura bahwa dosa itu tidak pernah terjadi. Ini adalah mekanisme pertahanan psikologis untuk menghindari rasa sakit, penyesalan, atau tanggung jawab

Seringkali seseorang menyembunyikan dosa dengan Sikap legalistik / berusaha membayar dosa dengan perbuatan

Misalnya, giat pelayanan bukan karena kasih, tetapi untuk menebus kesalahan masa lalu. Ini menghasilkan kelelahan rohani karena motivasinya salah.

Mengampuni diri sendiri itu juga berbicara tentang mengakui kelemahan kita dihadapan Tuhan. Sisi lemah yang tidak disadari, yang kita tolak, tekan atau anggap tidak ada ini sering disebut sebagai “bayangan diri”. Semakin kita menyembunyikan bayangan, semakin ia mengikutimu.

Dan itu akan terproyeksi dalam tindakan, perkataan dan sikap kita terhadap orang lain.

Contoh Petrus menyembunyikan ketakutannya dalam tindakan impulsif 

(Karakter impulsif adalah sifat seseorang yang cenderung bertindak atau mengambil keputusan secara spontan, tanpa berpikir panjang tentang konsekuensinya. Sederhananya, mereka sering bertindak berdasarkan dorongan hati atau perasaan sesaat, bukan dari pertimbangan matang) (Memotong telinga, tenggelam saat berjalan diatas air, mengikut Yesus dari jauh dan menyangkal)

Pun demikian dengan kita!! Seringkali kita berkata : “Aku baik-baik saja. Aku tidak mungkin takut, iri, marah atau membenci” INI ADALAH SIKAP PENOLAKAN TOTAL TERHADAP KELEMAHAN KITA YANG MERUPAKAN REALITAS BATIN MANUSIA” 

Bagaimana cara menghadapi bayangan diri

# Tandai dan akui emosi negatif berlebihan, konflik batin atau relasi yang sering menganggumu. Apakah itu emosi marah, malu, iri, dendam dsb

# Coba renungkan kalau perlu tuliskan pengalaman masa kecil, atau hal-hal yang berusaha kamu sembunyikan dari orang lain, dosa atau sisi diri kamu yang paling tidak mau kamu akui secara publik

Tidak ada kekudusan tanpa kejujuran, tidak ada pertobatan sejati tanpa melihat dan mengakui dosa tersembunyi

Yesus tidak hanya menebus bagian terbaik dari dirimu. Dia menebus sisi gelap terdalam yang kamu sembunyikan

2. Terima Anugerah Pengampunan dengan Iman. 

Setelah mengaku, percayalah bahwa Tuhan sudah mengampuni Anda. Rasa bersalah mungkin masih ada, tapi kita tidak hidup berdasarkan perasaan, melainkan berdasarkan iman pada janji firman Tuhan.

  • Aplikasi: Ketika pikiran-pikiran "kamu bodoh," "kamu jahat," atau "kamu tidak layak" datang, lawan dengan firman Tuhan. Ucapkan dengan lantang: "Aku sudah diampuni dalam Kristus." Ulangi ini sampai pikiran itu pergi.

Bahkan saat kita terjebak dalam dosa yang sama berulang kali, itu tidak berarti Tuhan menyerah dan mundur memperjuangkan hidupmu untuk kembali kepadaNya. 

Mungkin kamu bilang, “aku mau berubah, tapi kamu jatuh lagi” dan kemudian merasa bahwa Tuhan pasti tidak mau lagi mengampuniku, aku rusak aku tidak layak”

Tapi coba ingat ini, Petrus juga pernah berjanji “tidak akan menyangkal Yesus” namu beberapa jam kemudia Gagal Total!! Tetapi kegagalan itu bukan akhir cerita Petrus, tapi justru pintu untuk pengenalan yang lebih mendalam tentang Yesus dan karya pengampunanNya.

Dan apa yang dilakukan Yesus? Dia cari Petrus, masak sarapan buatnya dan duduk bareng.. ngobrol dari hati ke hati. Yesus tidak bertanya “kenapa kamu menyangkal aku”, tapi bertanya “apakah kamu mengasihi AKu’’

Yohanes 21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

Tiga kali Petrus menyangkal, tiga kali Yesus bertanya dan menegaskan panggilan Petrus untuk menggembalakan dombaNya.

Tuhan tahu kamu bisa jatuh, tapi dia nggak pernah berhenti memanggil. Dia nggak nunggu kamu jadi sempurna dulu, tapi sebaliknya bahkan dalam kelemahan dan kegagalanmu Dia memanggilmu untuk kembali kepadaNya

Kamu ada didalam tanganNya, kalau kamu jatuh kamu nggak dibuang, kamu sedang dibentuk ulang menjadi versi yang lebih baik dari sebelumya. Tangan yang sama yang mengangkat Petrus dari air, tangan yang sama juga akan mengangkatmu. Pribadi yang sama yang menerima kembali Petrus, Pribadi yang sama itu akan menerimaMu kembali seberapa kali pun kamu terjatuh!!

Kita hanya perlu menerima anugerah pengampunanNya dengan iman bukan dengan rasa bersalah kita. Jika TUHAN sudah mengampunimu, mengapa engkau tidak mau mengampuni dirimu sendiri?

3. Lupakan yang di Belakang dan Melangkah Maju. 

Rasul Paulus berkata dalam Filipi 3:13-14:

"Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari pada tujuan untuk memperoleh hadiah..."

Pengampunan bukan berarti kita mengabaikan konsekuensi dosa, tetapi kita tidak lagi membiarkan masa lalu mendefinisikan kita. Setelah diampuni, tugas kita adalah bangkit dan berjalan maju.

  • Aplikasi: Cari cara untuk melayani atau membantu orang lain. Ubah energi negatif dari rasa bersalah menjadi energi positif untuk berbuat baik. Misalnya, jika Anda pernah berbohong, mulai sekarang jadilah orang yang paling jujur. Jika Anda pernah malas, mulailah bersemangat dalam pekerjaan. Dengan melakukan itu, Anda membuktikan bahwa Anda sudah bangkit dari kejatuhan.

Dari Simon menjadi Petrus 

Yesus tidak mengubah nama Simon dari "ilalang" menjadi "batu karang", melainkan memberikan julukan atau nama baru yang maknanya sangat mendalam.

Nama asli Simon adalah Simon bin Yunus atau Simon anak Yohanes. Nama ini adalah nama umum yang tidak memiliki makna khusus.

Ketika Yesus pertama kali bertemu dengannya, Ia langsung memberikan julukan baru: Kefas, yang dalam bahasa Yunani diterjemahkan menjadi Petrus. Keduanya memiliki arti yang sama: batu atau batu karang.

Pemberian nama ini bukan hanya sekadar penambahan, tetapi merupakan nubuat dan deklarasi ilahi. Ini seperti Yesus berkata, "Meskipun kamu sekarang adalah Simon yang impulsif, penakut, dan rentan, Aku melihat kamu sebagai fondasi yang kuat. Kamu akan menjadi Petrus—batu karang—tempat Aku akan membangun gereja-Ku."

Jadi, nama Petrus bukanlah sekadar nama, tetapi sebuah janji transformasi. Kisah hidupnya, dari menyangkal Yesus hingga rela mati disalib terbalik, menunjukkan bagaimana ia akhirnya benar-benar menjadi "batu karang" yang kokoh seperti yang dijanjikan. Ini adalah salah satu contoh paling kuat tentang bagaimana kasih karunia Tuhan dapat mengubah kelemahan manusia menjadi kekuatan yang luar biasa.

Bahkan Tuhan tidak menghilangkan Simon tetapi dia menambahkan Petrus. Artinya, Tuhan mungkin tidak serta nerta membuang sisi lemahmu, namun Dia menambahkan kekuatan baru yang berasal dariNya. 

Realitas bahwa engkau lemah itu, tidak bisa membatasi kekuatan ilahi yang Tuhan taruh dalam hidupmu.

Setiap orang punya sisi lemah, namun setiap orang juga diberi kekuatan ilahi dari Tuhan untuk menjadi alat ditanganNYA”

Akui dan serahkan saja sisi lemah dari diri kita dan biarkan Tuhan mengubahnya menjadi kekuatan. Aminn..


Posting Komentar untuk " Mengampuni Diri Sendiri"