Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Menghadapi Tantangan Hidup

Setelah sampai di perbatasan tanah perjanjian yaitu tanah Kanaan, Musa menyuruh 12 orang untuk mengintai negeri Kanaan. Mereka berada di tanah Kanaan 40 hari lamanya kemudian pulang kembali dan menemui Musa. Namun kemudian terjadi perbedaan laporan antara 10 orang pengintai dengan Yosua dan Kaleb. Mereka memperlihatkan cara bersikap yang berbeda ketika menghadapi tantangan hidup.

Sepuluh pengintai menyatakan bahwa tidak mungkin bangsa Israel mengalahkan dan menduduki negeri Kanaan sebab orang-orangnya kuat dan kotanya adalah kota berkubu sedangkan Yosua dan Kaleb menyatakan bahwa bangsa Israel harus tetap maju dan pasti bisa mengalahkannya.

Dari kisah tersebut kita akan belajar beberapa poin penting mengenai perbedaan sikap antara 10 pengintai dengan Yosua dan Kaleb dalam menanggapi situasi tanah Kanaan yang telah mereka intai. 


Bilangan 14:1-10
Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu menangis pada malam itu. Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: "Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini! Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?" Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: "Baiklah kita mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir.” Lalu sujudlah Musa dan Harun di depan mata seluruh jemaah Israel yang berkumpul di situ. Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya, dan berkata kepada segenap umat Israel: "Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka." Lalu segenap umat itu mengancam hendak melontari kedua orang itu dengan batu. Tetapi tampaklah kemuliaan TUHAN di Kemah Pertemuan kepada semua orang Israel.

1. Tetap Melangkah Maju

Kesepuluh pengintai itu menghasut rakyat agar lebih baik kembali ke Mesir sekalipun harus mati disana. Bila dipikir ini adalah sesuatu yang konyol. Kembali ke Mesir juga dengan resiko diperbudak dan bila maju pun kalau kalah diperbudak. Tetapi mereka lebih memilih mundur. Mereka mungkin mendengar bahwa nenek moyang mereka ketika di Mesir masih bisa makan daging, bawang dan makanan enak serta anggur sedangkan bila kalah dari orang Kanaan belum tentu keadaannya sebaik ketika nenek moyang mereka diperbudak di Mesir.

Mungkin kita dapat berkata bahwa betapa bodohnya orang Israel yang memilih memandang ke belakang. Kalau jaman sekarang dikatakan mereka itu gagal move on. Masih terikat dengan masa lalu. Namun sadarkah kita bahwa seringkali kita pun melakukannya dalam hidup ini. 

Hidup itu terus bergerak maju. Tuhan ingin kita tetap naik dan bukan turun, artinya hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Ada progress yang positif, ada perubahan demi perubahan yang terus kita alami. Semakin hari harus semakin serupa dengan Kristus. Tetapi berapa banyak dari kita masih sama saja dari dulu sampai sekarang.

Sudah bertahun-tahun ikut Tuhan bahkan melayani. Namun kebiasaan-kebiasaan buruk kita masih saja kita lakukan. Yang biasa ngomong sembarangan, suka bergosip, menjelekan orang di belakang masih saja kita lakukan. Yang pemarah tidak berubah jadi peramah, yang hobi berbohong masih saja suka berbohong, yang egois masih tetap egois dsb.

Bukankah bila kita seperti itu maka kita tidak ada bedanya dengan sepuluh pengintai dan bangsa Israel yang lebih suka akan perbudakan di Mesir daripada tanah perjanjian? Mari belajar dari Yosua dan Kaleb sekalipun semua orang berbuat jahat dan tidak mau berubah menjadi lebih baik, mereka memilih maju dan masuk ke tanah perjanjian.

Untuk menjadi orang baik di tengah dunia yang jahat memang tidaklah mudah. Kita lihat saja Yosua dan Kaleb mereka hampir saja dilontari batu (ayat 10). Namun mereka tahu bahwa hidup di dalam Tuhan harus terus maju dan mengalami sesuatu yang baru. Karena mereka yakin di depan ada janji Tuhan yang mereka akan raih.

Teruslah memandang ke depan dan teruslah bertumbuh ke arah Kristus apapun resiko dan harga yang harus dibayar. Jangan menoleh apalagi melihat kebelakang dan menginginkannya, melainkan teruslah melangkah maju ke depan. Sebab di depan kita ada janji Tuhan yang akan digenapi bagi kita, bila kita terus melangkah maju.

2. Tetap Berpikir Positif 

Hal ini berbicara mengenai fokus hidup yang berbeda antara sepuluh pengintai dengan Yosua dan Kaleb. Fokus dari sepuluh pengintai adalah hal-hal yang negatif dari tanah Kanaan, yaitu bahwa bangsa itu kuat-kuat, tinggi-tinggi dan kotanya berkubu lalu menyimpulkan bahwa mereka tidak akan dapat mengalahkannya. Sedangkan Yosua dan Kaleb berfokus kepada keadaan tanah Kanaan yang positif, bahwa tanah itu gemuk, subur serta berliimpah susu dan madunya.

Perbedaan pola berpikir itulah yang pada akhirnya menghasilkan sikap yang berbeda. Pemikiran Negatif akan membuat perilaku kita juga negatif, sebaliknya pemikiran yang positif akan menghasilkan perilaku yang positif juga. Jika demikian betapa pentingnya menjaga pikiran kita agar tetap positif.

Oleh sebab itu, Friman Tuhan menasehatkan kita dalam Filipi 4:8 “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”

Pikiran kita harus diisi dengan hal-hal yang benar, mulia, adil, suci, manis, sedap di dengar, kebajikan dan hal-hal yang patut dipuji. Berhati-hatilah akan setiap hal yang masuk ke dalam pikiran kita sebab hal-hal tersebutlah yang akan mempengaruhi setiap tindakan dan perkataan kita. 

Renungkan apa yang setiap hari masuk dalam hidup kita, apa yang pikiran kita konsumsi setiap hari? Adakah itu merupakan hal yang positif atau sebaliknya adalah hal yang negatif. Pilihlah orang-orang dan lingkungan yang membawa pengaruh positif dalam hidup kita, sebab itu akan sangat mempengaruhi pola berpikir kita. Dan pola pikir kita akan mempengaruhi perkataan dan tindakan kita.

3. Tetap Mengandalkan Tuhan 

Perbedaan berikutnya antara sepuluh pengintai dengan Yosua dan Kaleb adalah soal mengandalkan kekuatan sendiri dengan mengandalkan kekuatan Tuhan. Sepuluh pengintai berkata bahwa mereka tidak mungkin dapat mengalahkan orang Kanaan sedangkan Yosua dan Kaleb berkata bahwa jika Tuhan berkenan dan Tuhan menyertai, maka mereka dapat mengalahkan orang Kanaan.

Sepuluh penngintai merasa bahwa mereka berperang dengan kekuatan mereka sendiri. Bahkan mungin mereka merasa bahwa perjalanan mereka dari Mesir sampai ke perbatasan tanah Kanaan adalah hasil usaha mereka sendiri. Namun bagi Yosua dan Kaleb perjalanan mereka dari Mesir sampai ke tempat mereka ada pada waktu itu adalah berkat penyertaan Tuhan dan oleh karena kemurahan Tuhan semata.

Hal inilah yang juga menjadi sebab perbedaan sikap mereka setelah mengintai tanah Kanaan. Kekuatan kita sebagai manusia memang terbatas oleh sebab itulah kita tidak boleh mengandalkan kekuatan kita sendiri. Hal ini bukan berarti bila kita menghadapi sesuatu kemudian kita tidak berbuat apa-apa dengan dalih kita mengandalkan Tuhan.

Mengandalkan Tuhan artinya adalah kita tetap melakukan bagian kita dan biarlah Tuhan yang memberi kemampuan dan kekuatan sehingga kita mampu menghadapi dan menyelesaikan setiap persoalan kehidupan kita. Iman dan angan-angan itu berbeda. Iman adalah sebuah aksi nyata yang disertai penyerahan diri kepada kekuatan Tuhan sedangkan angan-angan adalah khayalan yang ingin agar apa yang dibayangkan terjadi tanpa usaha apapun. 

Bila seseorang mengandalkan kekuatan sendiri kemudian merasa tidak mampu atau persoalan yang dihadapi melebihi kekuatannya, maka orang tersebut akan mudah menyerah. Hal ini seperti yang dilakukan oleh sepuluh pengintai dan bangsa Israel. Namun bila seseorang mengandalkan Tuhan, maka ketika dia menghadapi persoalan yang menurutnya melebihi kekuatannya, dia akan berserah kepada Tuhan. Dia akan bergumul dan tetap melakukan usaha yang terbaik untuk menyelesaikan persoalannya bersama dengan Tuhan.

Renungkan hidup kita. Ada di posisi mana kehidupan kita? 

- Apakah kita seorang yang lebih sering melihat masa lalu dan tidak mau berubah dan melangkah maju?
- Apakah kita lebih sering berpikir negatif tentang segala sesuatu?
- Apakah kita lebih suka mengandalkan kekuatan sendiri?

Mari kita meneladani Yosua dan Kaleb, ketika menghadapi persoalan yang besar sekalipun,

+  Kita akan tetap maju meraih janji Tuhan
+  Kita akan tetap berpikir positif
+  Kita akan tetap mengandalkan Tuhan

Cara bersikap kita dalam menghadapi tantangan hidup akan sangat menentukan keberhasilan kita dalam menghadapi tantangan hidup tersebut.

Posting Komentar untuk "Cara Menghadapi Tantangan Hidup"