Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mewujudkan Kebahagiaan Keluarga

Dalam Mazmur 128:3 dituliskan bahwa keluarga di ibaratkan seperti sebuah kebun, yang mana istri diibaratkan seperti pohon anggur, anaknya seperti tunas pohon zaitun. Artinya kalau mau keluarga bahagia harus mau merawat dan mengusahakan taman atau kebun yang bernama keluarga.

Mazmur 128:3 (TB)  Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!

Seringkali orang mau bahagia tapi tidak berusaha sungguh-sungguh untuk mewujudkan kebahagiaan itu. Ayat Alkitab hari ini mengingatkan kita bahwa untuk mewujudkan kebahagiaan dalam keluarga, kita perlu menanam bibit yang benar dalam keluarga kita.

Firman Tuhan mengatakan bahwa istri ibarat anggur, hal ini berbicara tentang sukacita. Sedangkan anak-anak diibaratkan tunas pohon Zaitun yang melambangkan perdamaian. Kamu pengin istrimu seperti anggur yang membawa sukacita, tapi kamu tanamnya jengkol, ya yang tumbuh jengkol bukan anggur. Masih lumayan jengkol, bagi yang suka bisa dimakan, kalau yang ditanam rumput bagaimana?

Kamu ingin istrimu penuh perhatian dan kasih sayang, namun kamu sering marah-marah dan bertindak kasar kepada istrimu, ya harapanmu itu tidak akan terwujud. Atau kamu ingin anak-anakmu menjadi sumber kedamaian dan bertumbuh menjadi anak yang membanggakan, namun kamu tidak pernah peduli dengan mereka. Makah al itu tidak akan bisa kamu wujudkan.

Oleh karena itulah kita perlu menanamkan benih yang benar dalam keluarga, agar hasil yang kita tuai pun adalah hasil yang benar dan membawa kebahagiaan bagi keluarga kita. 

Beberapa hal yang harus ditanam dan dirawat dalam keluarga Kristen:

1. Kasih

Hal pertama yang harus ditanamkan dalam keluarga adalah kasih. Didalam kasih ada Pengorbanan, namun tidak merasa berkorban apalagi merasa menjadi korban dimana setiap anggota keluarga merasakan kasih Tuhan melalui masing-masing pribadi.

2. Keintiman/Kedekatan secara personal

Kemajuan teknologi sering disebut sebagai mendekatkan yg jauh tapi menjauhkan yang dekat. Quality Time bukan soal kuantitas/intensitas tetapi soal kualitas. Percuma saja, bila sering berkumpul bersama di rumah, namun sibuk dengan kegiatan masing-masing apalagi dengan gadget masing-masing. Tidak ada kualitas hubungan yang terbangun.

Quality time yang sesungguhnya justru terbangun ketika masing-masing anggota keluarga berinteraksi satu dengan yang lain. Bercanda bersama, bermain bersama, ngobrol dari hati ke hati. Disinilah keintiman itu tertanam. 

3. Penyembahan kepada Tuhan

Keluarga adalah gereja mini, dimana harus membangun setiap anggotanya melayani dan beribadah kepada Tuhan. Melayani Tuhan bukan berbicara soal melayani di gedung gereja saja, namun melayani Tuhan dimulai dari keluarga.

Dalam mezbah keluarga kita belajar melayani Tuhan dengan saling mendoakan atau sharing tentang persoalan dan pergumulan masing-masing anggota keluarga. Penyembahan kepada Tuhan akan membuat Tuhan hadir di tengah keluarga, ibarat air dan pupuk yang akan membuat masing-masing anggota keluarga bertumbuh dengan baik.

4. Warisan iman

Keluarga adalah tempat setiap anggota keluarga mengekspresikan iman yg kemudian diwariskan kepada generasi dibawahnya. Seringkali orangtua sibuk bekerja agar dapat memberikan yang terbaik bagi anak dan istrinya secara materi. Berharap dapat meninggalkan warisan yang berharga.

Orangtua jaman sekarang sering kuatir anaknya mendapat nilai yang jelek disekolah, namun tidak kuatir anaknya tidak beribadah ke gereja. Orangtua kuatir anaknya tidak bisa berbahasa inggris sehingga diikutkan les, namun tidak pernah kuatir anaknya tidak bisa berdoa.

Tahukah kita bahwa warisan paling berharga adalah iman percaya kita kepada Tuhan. Iman itu sangat berharga, yang dapat membawa seorang anak sampai kepada kehidupan yang kekal. Bahkan Firman Tuhan juga mengingatkan kita bahwa iman sebesar biji sesawi saja bisa memindahkan gunung. 

5. Takut akan Tuhan

Arti sederhana dari takut akan Tuhan adalah menjauhi dosa dan menyadari kehadiran Tuhan. Takut akan Tuhan adalah hal penting yang harus ditanamkan dalam keluarga. Bila setiap anggota keluarga memiliki rasa takut akan Tuhan, maka mereka bisa menjaga diri ditengah godaan dan tantangan dunia.

Suami yang takut akan Tuhan tidak akan pernah tergoda oleh wanita lain yang dia jumpai diluar rumah. Istri yang takut akan Tuhan tidak akan main serong ketika ditinggal suami bekerja. Anak yang takut akan Tuhan tidak akan melakukan hal yang tidak benar dalam pergaulan mereka di luar rumah.

Intinya takut akan Tuhan akan menjadi benteng yang kokoh bagi keluarga dari godaan dunia ini. Dengan demikian keluarga ini akan menjadi keluarga yang kuat dan menjaga kebahagiaannya dalam takut akan Tuhan. 

Setelah kita mengerti tentang nilai-nilai yang harus ditanamkan dalam keluarga, maka kita perlu tahu juga bahwa dalam merawat keluarga pasti juga ada kendala dan persoalan. Sama seperti merawat sebuah kebun atau taman, akan selalu ada benalu, ulat, burung liar, dsb.

Tidak ada keluarga yg sempurna, bahkan bisa dikatakan keluarga adalah tempat terjadinya masalah, namun sekaligus tempat penyelesaian masalah itu sendiri.

Contoh permasalahan keluarga yang ada di Alkitab:

1. Adam dan Hawa 

Mengalami masalah komunikasi, sehingga Adam tidak mengingatkan Hawa, namun justru ikut memakan buah yang dilarang. 

2. Abraham dan Sara

Masalah keturunan dan orang ketiga. Sara yang tidak kunjung mendapat keturunan, membuat konflik dalam keluarga Abraham. Kemudian Sara meminta Abraham menikahi budaknya yang bernama Hagar yang justru menimbulkan masalah baru bagi keluarga mereka.

3. Isak dan Ribka

Masalah pilih kasih terhadap anak. Isak lebih suka kepada Esau sedangkan Ribka lebih saying kepada Yakub. Hal inipun menjadi persoalan bagi keluarga mereka.

4. Ananias dan Safira

Masalah gaya hidup dan keuangan. Ananias dan Safira yang iri melihat orang lain bisa mempersembahkan harta mereka membuat Ananias dan Safira ingin juga memberikan persembahan yang besar. Mereka menjual tanah, namun setelah memegang uang hasil penjualan tanah mereka merasa saying terhadap uang tersebut. Inipun persoalan yang dapat timbul dalam keluarga. 

Bagaimana cara mengatasi persoalan-persoalan tersebut? 

Masing-masing persoalan dan tantangan hidup pasti mempunyai solusinya masing-masing. Namun secara mendasar persoalan tersebut dapat diatasi dengan cara menyadari kesalahan tersebut, mengakui kemudian memperbaikinya.

Yakobus 5:16 (TB)  Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

Yakobus mengajarkan bahwa saling mengaku dosa akan membawa kepada kesembuhan. Bukan hanya secara fisik namun juga secara batin dan juga menyembuhkan hubungan yang telah rusak. Persoalannya adalah bahwa manusia cenderung sulit untuk mengakui kesalahan.

Hal-hal yang membuat seseorang sulit mengakui kesalahan biasanya adalah merasa benar sendiri, mengeraskan hati dan rasa tidak tahu malu. Perlu jiwa yang besar untuk dapat mengakui kesalahan. Seperti yang pernah dikatakan oleh Andrie Wongso, “Mengakui kesalahan adalah ciri orang yg berjiwa besar”

Jangan biarkan persoalan dan kesalahan kita merusak kebun dan taman keluarga kita, atasi itu dengan jiwa besar dan saling mendahului minta maaf dan mengakui kesalahan. Serta teruslah menanamkan benih yang baik seperti kasih, keintiman, penyembahan, iman dan rasa takut akan Tuhan, maka keluarga kita akan menjadi seperti taman yang indah dan kita dapat mewujudkan kebahagiaan sejati dalam keluarga.

Posting Komentar untuk " Mewujudkan Kebahagiaan Keluarga"