Mengikis Sikap Narsis
Apa itu Narsis?
Narsis sendiri adalah istilah yang sudah lama ada, namun kemudian meledak dan popular seiring merebaknya media social ditahun 2010. Istilah selfie dan narsis menjadi jargon dalam kehidupan sehari-hari terutama di media social.
Secara umum, narsisme adalah sifat atau pola perilaku yang ditandai oleh kecintaan dan kekaguman yang berlebihan terhadap diri sendiri, yang seringkali mengarah pada egoisme dan fokus yang ekstrem pada diri sendiri. Biasanya dikenal dengan NPD (Narcissistic Personality Disorder)
Istilah ini berasal dari kisah mitologi Yunani, dimana ada seorang pemuda yang sangat tampan bernama Narccisus. Ia melihat pantulan dirinya sendiri dalam air disebuah kolam dan kemudian jatuh cinta kepada dirinya sendiri sampai mati ditepi kolam karena tidak mau beranjak dari sana.
Kisah ini tentu adalah cerita fiktif belaka, namun menjadi gambaran betapa sikap narsis itu dapat merusak kehidupan seseorang dan mematikan akal sehat karena terlalu berfokus pada diri sendiri.
Saudara-saudara, mari kita luruskan. Renungan ini bukan tentang melarang self-love atau self-care. Kita perlu merawat diri karena kita adalah Bait Roh Kudus.
Lalu, apa bedanya?
· Cinta Diri Sehat (Self-Love) adalah memiliki harga diri yang stabil, merawat kebutuhan diri, dan mampu mencintai orang lain. (Self-love membuka pintu untuk mengasihi sesama.)
· Narsisme Tidak Sehat adalah menggunakan cinta diri sebagai senjata untuk merendahkan orang lain, haus pujian, dan menjadikan diri sendiri Tuhan. (Narsisme menutup pintu untuk mengasihi sesama.)
Seeorang harus belajar mencintai dirinya sendiri terlebih dahulu, sebelum bisa mencitai orang lain. Hal yang keliru adalah saat fokus yang berlebihan pada diri sendiri menguras energi yang seharusnya digunakan untuk membangun hubungan yang sehat dan produktif dengan dunia luar.
Alkitab sendiri mengajarkan mengenai self love atau mencintai diri sendiri. Dalam Markus 12:31 dituliskan "Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
Ayat tersebut tidak menentang self love justru menegaskan bahwa kita perlu mengasihi diri sendiri terlebih dahulu baru kita bisa mengasihi oranglain. Bagaimana seseorang yang membenci diri sendiri, tidak bisa menerima diri sendiri, malu terhadap diri sendiri bisa mengasihi orang lain? Tentu akan sulit. Justru mencintai diri sendiri merupakan standar atau patokan untuk kita mengasihi orang lain.
Jika kita tidak mau disakiti ya jangan menyakiti oranglain, jika kita tidak mau dibenci ya jangan benci orang lain, kalau kita mau dikasihi ya kasihi orang lain dan seterusnya..
Bagaimana Ciri-ciri Orang Narsis?
“Narsisisme” adalah gangguan kepribadian (Narcissistic Personality Disorder / NPD) — yaitu pola pikir dan perilaku yang ditandai oleh:
· Rasa penting diri yang berlebihan.
· Butuh pujian terus-menerus.
· Kurang empati terhadap orang lain.
· Sering merasa lebih baik dari orang lain, tapi mudah tersinggung kalau dikritik.
3 Contoh Tokoh Alkitab yang Menunjukkan Sifat Narsis
1. Raja Nebukadnezar (Kitab Daniel)
Raja Babilonia ini adalah contoh yang paling gamblang dari narsisme grandiose (megah dan terbuka).
2. Raja Herodes Agung (Kitab Matius)
Herodes adalah contoh narsisme yang didorong oleh keinginan akan kekuasaan dan kontrol.
3. Diotrefes (Surat Yohanes yang Ketiga)
Diotrefes adalah contoh narsisme yang terjadi di dalam gereja atau komunitas orang percaya.
Meskipun contoh-contoh dalam Alkitab sering melibatkan raja atau pemimpin (seperti Nebukadnezar, Herodes dan Deotrefes), namun bukan berarti orang yang tidak punya kekuasaan tidak mungkin Narsis. Mereka menjadi sangat terlihat sifat Narsisnya itu karena kekuasaan mereka memberikan panggung besar untuk menunjukkan sifat-sifat narsis mereka. Tapi kita perlu mengingat bahwa narsisme adalah pola kepribadian yang bisa muncul pada siapa saja, termasuk orang-orang biasa dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut penjelasannya tentang bagaimana narsisme hadir pada orang biasa:
Narsisme pada Orang Biasa (Everyday Narcissism)
Pada orang biasa yang tidak memegang kekuasaan politik atau finansial, narsisme tidak termanifestasi dalam bentuk membangun patung emas atau memerintahkan pembunuhan, melainkan dalam interaksi sehari-hari, yang sering kali disebut narsisme subliminal atau tersembunyi.
Dan justru inilah yang perlu kita waspadai karena kerapkali tersembunyi dan tidak kita sadari. Mengidentifikasi narsisme pada diri sendiri jauh lebih sulit karena ego kita secara alami akan menolaknya. Ini membutuhkan refleksi yang jujur karena jika tidak dikikis lama-kelamaan kita bisa jadi NPD.

Mengikis Narsisme dengan Pola Pikir Kristus
Filipi 2:5 adalah perintah yang jelas: "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus."
Mengikis narsisme berarti mengganti pola pikir "Saya, saya, saya" dengan pola pikir Kristus, yang berpusat pada orang lain dan pengorbanan.
Poin 1: Belajar Melepaskan Hak (Filipi 2:6-7)
Ayat 6-7: ...yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya, dan mengambil rupa seorang hamba...
· Aplikasi Praktis: Narsisme selalu menuntut hak (entitlement) – hak untuk dihormati, didengar, dan dilayani. Kristus, yang punya hak penuh sebagai Allah, melepaskan hak itu dan memilih menjadi hamba.
Poin 2: Menganggap Orang Lain Lebih Utama (Filipi 2:3-4)
Ayat 3-4: ...hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang juga memperhatikan kepentingan orang lain.
· Aplikasi Praktis: Narsisme melihat orang lain sebagai pesaing atau alat. Kristus melihat kita sebagai saudara yang harus diutamakan dan diteguhkan.
· Rayakan kesuksesan orang lain seolah itu adalah kesuksesan Anda sendiri. Ini adalah latihan menganggap orang lain lebih utama.
Poin 3: Ganti Sorotan Diri dengan Kemuliaan Allah (Filipi 2:9-11)
Ayat 11b: ...dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
· Aplikasi Praktis: Fokus narsisme adalah memastikan nama saya dipermuliakan. Fokus kehidupan Kristus adalah memastikan Bapa dipermuliakan. Peninggian Kristus (ay. 9-11) terjadi setelah Dia selesai merendahkan diri dan taat.
· Latihan Harian: Ketika Anda menerima pujian atas pekerjaan atau bakat Anda, secara sadar dan verbal katakan, "Terima kasih, semua ini karena anugerah Tuhan." Jangan biarkan pujian itu berhenti di telinga Anda, tetapi arahkan kembali kepada sumbernya. Ini adalah detoksifikasi (pembersihan) narsisme.
Penutup: Hidup yang Terarah pada Kristus
Mengikis sikap narsisme bukanlah tugas satu kali, melainkan praktik seumur hidup. Itu adalah proses harian untuk menanggalkan selfie ego kita dan mengenakan jubah pelayan Kristus.
Orang mau hidup dalam pola pikir Kristus dan mengikis sikap Narsis akan menemukan damai dan sukacita sejati, karena tidak lagi dibebani oleh kebutuhan konstan untuk membuktikan diri.
Jadilah Orang Yang MERDEKA dalam Kristus!! Amin.
Posting Komentar untuk " Mengikis Sikap Narsis"